Sakit.
Yeonjun sakit.
Sore tadi, setelah mendengar percakapan antara Jungkook dan juga Soobin, Yeonjun akhirnya memilih untuk pulang lebih dulu. Pemuda itu menggunakan basket sebagai alasan. Latihan, katanya. Padahal nyatanya, Yeonjun hanya ingin menghindari tatapan menghakimi yang Jungkook berikan.
Kemudian setelah ia tiba di kamar kos dan bersiap-siap untuk mandi, tubuhnya tiba-tiba saja terasa lemas. Kepalanya mendadak pening, dan perutnya mulas bukan main. Yeonjun merasa mual, bahkan beberapa kali hampir ingin muntah.
Tenggorokannya pun terasa kering dan gatal. Yeonjun hendak bangkit untuk mengambil minum. Namun, tenaganya seolah hilang entah kemana. Tubuhnya begitu lemas, dan keringat mulai bercucuran membasahi sekujur tubuh.
Yeonjun sudah ingin pingsan. Mungkin, kalau waktunya tidak bertepatan dengan kedatangan Lucas, Yeonjun sudah tidur dengan tidak estetik di lantai kamarnya kini.
Yah, begitulah kronologis kejadian yang menyebabkan Lucas dan juga Changbin berdiam diri di kamar kos Yeonjun saat ini.
"Belum bangun juga?" tanya Mark yang baru tiba. Di tangannya, terdapat empat bungkus makanan. Satu bubur ayam, dan tiga sisanya nasi goreng pedas.
Changbin menoleh, mengangguk membalas pertanyaan Mark. "Apa panggil dokter aja kali ya? Pucet begini, gue takut dia mati dah."
"Gak usah, tunggu dia bangun dulu aja. Gue curiga maagnya kambuh. Yuqi tadi bilang kalo dia seharian ini sempoyongan, kurang fit. Cuma anaknya maksa ngikutin semua kegiatan."
"Namanya juga Yeonjun," timpal Lucas yang baru keluar dari kamar mandi. "Mark, lo gantiin gue disini ya? Gue mau pergi dulu."
"Mau kemana lo?"
"Yeonjun daritadi ngigo manggilin nama Soobin. Baru berhenti pas di kompres air dingin. Makanya si Lucas mau nyamper Soobin. Kali aja Yeonjun enakan kalo Soobin dateng," jelas Changbin sembari membuka salah satu bungkus nasi goreng.
Di hadapan Changbin, Mark mengernyitkan dahi. Pemuda itu menatap aneh Yeonjun yang sedang berbaring di atas kasur. "Gak ngerti lagi gue sama Yeonjun. Lagi pingsan aja masih sempet ngesadboy."
"Kadang, orang kalo kangennya kebangetan emang begitu."
—
Lucas kembali setengah jam kemudian. Ia benar-benar membawa Soobin bersama dengannya. Mengetuk pintu kamar Yeonjun pelan-pelan, Lucas kemudian mengintip ketika Mark dan Changbin mulai membuka pintu.
"Yeonjun gimana?"
"Ssstt ...," Mark menempatkan jari telunjuk di depan mulut. "Jangan berisik, Yeonjun baru aja bangun. Lo bawa Soobin?"
"Bawa-bawa."
Lucas menoleh ke belakang, dimana Soobin sedang berdiri sembari meremat masing-masing tangan. Lucas tersenyum, berusaha membuat Soobin tenang sebab pemuda itu tahu seberapa bimbangnya Soobin saat ini.
"Lo gak apa-apa nemenin Yeonjun disini?"
"Gak apa-apa, Kak."
"Yaudah, langsung masuk aja. Yeonjun baru aja bangun. Diatas meja ada bubur yang udah diangetin Changbin, tolong suapin ya. Obatnya udah gue taro di sebelah bubur. Lo bisa kan Bin?"
Soobin mengangguk meyakinkan. Sejujurnya, ia sendiri ragu dengan tindakannya kini. Mendapati Lucas yang tiba-tiba saja mendatanginya dan meminta tolong padanya untuk merawat Yeonjun, membuat pikiran Soobin mendadak menjadi kacau.
Yeonjunnya sakit. Bagaimana bisa? Padahal, sore tadi masih baik-baik saja. Pada akhirnya, Soobin pun menyetujui permintaan kakak tingkatnya.
Soobin masuk setelah Changbin dan Mark keluar. Dilihatnya Yeonjun yang sedang duduk diatas kasur. Wajah pemuda bersurai cokelat itu begitu pucat. Bibirnya kering, dan matanya tampak begitu sayup.
Yeonjun sedang sibuk memijat pelipisnya sendiri ketika ia melihat Soobin. Bukannya menyapa, Yeonjun justru malah terkekeh miris.
"Yeonjun ... Yeonjun ... Lo bener-bener kangen sama Soobin, ya? Liat, lo jadi halu gini. Lo–akh, bangsat, sakit."
Soobin menggigit bibir bawahnya kuat. Tidak tega melihat keadaan Yeonjun yang seperti ini. Suara pemuda yang lebih tua itu terlampau serak. Membuat Soobin benar-benar berpikir kalau Yeonjun memang serius sakit.
Memutuskan untuk mendekat, Soobin kemudian meraih semangkuk bubur diatas nakas. Tidak lupa dengan obat yang sudah diletakkan Mark.
Soobin berbalik, duduk di sisian ranjang dimana Yeonjun menatapnya dengan begitu tajam. "Lo ... Pergi. Jangan bikin gue makin kangen sama Soobin. Lo–akh. Gak usah cosplay jadi Soobin."
Soobin nyaris menyemburkan gelak tawanya. Mendengar pernyataan Yeonjun barusan, membuatnya senang dan sedih di saat yang bersamaan. Senang karena nyatanya Yeonjun masih merindukannya, dan sedih karena faktanya mereka tak lagi bisa bersama-sama.
"Kak Yeonjun ...," panggil Soobin. Soobin tersenyum saat Yeonjun menoleh dan langsung menatapnya. "Makan dulu, ya? Kakak harus sehat. Soobin gak mau liat Kakak sakit."
"Soobin?"
"Iya, ini Soobin."
"Soobin? Beneran Soobin?"
"Iya, Kak Jun."
"Soobin ...," Yeonjun tersenyum miris. "Kakak kangen kamu," lanjutnya yang membuat Soobin ikut menyunggingkan senyum.
"Soobin juga kangen Kakak."
"Kakak kangen semua tentang kamu."
Soobin terdiam lama. Mengerjap pelan, pemuda kelinci itu menatap lurus pada sepasang iris milik Yeonjun yang balas menatapnya lekat. Soobin lantas kembali tersenyum. Menunduk, mulai menyendokkan bubur yang berada dalam pangkuannya.
"Makan dulu ya Kak."
"Kakak bilang Kakak kangen kamu."
"Iya, Soobin tahu."
"Kamu gak kangen Kakak?"
Soobin menghentikkan pergerakannya mengaduk bubur. "Tadi kan Soobin udah bilang, Soobin juga kangen Kakak."
"Tapi Kakak kangen segalanya tentang kamu. Kita. Semua. Kakak kangen bareng-bareng sama kamu. Kakak kangen makan bareng sama kamu. Kangen nonton bareng kamu. Kangen jalan bareng. Kangen tidur bareng kamu. Kangen kamu ngam—"
"Kak Yeonjun, udah, ya? Makan dulu. Kakak lagi sakit. Harus sehat. Oke?"
Kali ini Yeonjun yang terdiam. Matanya fokus memandang pergerakan Soobin. Ketika Soobin menyerahkan sesendok bubur padanya, Yeonjun akan membuka mulut dan menerimanya dengan senang hati.
Hingga beberapa menit menjelang, Yeonjun kembali buka suara. "Soobin, Kakak serius soal Kakak yang kangen—"
"Iya, Soobin tahu. Tapi, waktunya udah berlalu. Itu semua udah lewat. Kita udah gak sama lagi sejak delapan bulan yang lalu. Kakak gak boleh terjebak di masa lalu. Kak Yeonjun harus sadar, kalau kita udah gak sama lagi. Soobin udah punya Kak Jaehyun. Dan Kakak juga harus nemuin pasangan Kakak sendiri. Kita udah gak sama, Kak. Kita udah ... Beda."
Dan pada akhirnya, Yeonjun hanya bisa tersenyum dan mengangguki ucapan Soobin.
Sudah beda, ya?
—
ngetiknya ngebut,
gak kerasa kalau ternyata
kepanjangan.maaf kalau gak ngefeel,
karena kayak yang aku bilang tadi,
ngebut, hehehe.yaudah deh,
see you besok atau besoknya
lagi! hshshs.selamat malam!
KAMU SEDANG MEMBACA
ex, yeonbin ✔️
FanfictionIntinya, Yeonjun masih sayang. Tapi, enggak tahu Soobin gimana. yeonbin ft. 97-02liners. genre: romance, fanfiction. bxb! ( ! ) beberapa part mengandung harsh word. ( ! ) belum di revisi. ©2O2O, c h o i h u e k a n g.