13. pura-pura

4.9K 800 110
                                        

"Soobin ini kemana sih? Kok gak di buka-buka?" 

Yeonjun terdiam, tidak tahu harus menjawab atau bertindak seperti apa. Sudah hampir lima belas menit mereka bertiga berdiri di depan unit Apartement Soobin. Berkali-kali menekan bel atau mungkin mengetuk pintu, tetapi sang pemilik tak kunjung keluar dan membukanya.

"Yeonjun, kamu emang gak tahu pinnya?"

"I–itu, Soobin baru aja ganti pin, Ma. Yeonjun belum sempat nanya pin barunya."

"Kalian beneran berantem ya? Mama curiga Soobin ganti pin karena lagi bermasalah sama kamu."

Mengulum bibir, Yeonjun lalu menggelengkan kepala singkat. Bersikeras menyatakan pada Mama kalau mereka baik-baik saja. Kendati sebenarnya, Yeonjun tahu kalau alasan Soobin mengganti pin unitnya adalah untuk menghindari Yeonjun, setelah mereka putus.

"Coba kamu telepon dulu. Kalau Mama yang telepon gak akan diangkat."

Yeonjun tidak menjawab. Tetapi pergerakan dimana ia merogoh saku dan menyambar ponsel cukup untuk menjelaskan. Yeonjun baru hendak mendial nomor Soobin ketika pintu lebih dulu terbuka. Menampilkan Soobin dengan rambut yang berantakan, baju kusut dan wajah khas kelelahan.

Yeonjun termenung, tentu saja. Ia tidak bodoh untuk sekedar mengartikan apa yang baru saja terjadi.

"Ya Tuhan Soobin, kamu kenapa kayak abis diterpa tornado begini?" Mama nyaris histeris.

Sedang Soobin sendiri, tidak menjawab dan malah menatap Yeonjun dalam. Ia terkejut melihat Mama, sebenarnya. Akan tetapi, rasa kesalnya jauh lebih mendominasi saat Soobin menangkap kehadiran Beomgyu disisi tubuh Yeonjun.

"Gak apa-apa kok, Ma. Soobin baru bangun, semalam begadang. Mama kapan dateng?"

"Baru aja sampe. Kamu tuh ya, kebiasaan. Kalau Mama telepon gak pernah diangkat."

"Soobin jarang main handphone, Ma."

"Kamu pikir Mama percaya?"

Soobin menghela napas. Moodnya lumayan buruk saat ini. "Iya, Soobin minta maaf. Janji gak akan—"

"Soobin? Siapa yang dateng?"

Sebuah suara dari balik tubuh Soobin berhasil membuat Mama, Yeonjun, Beomgyu, maupun Soobin sendiri tercekat. Jaehyun berdiri, di belakang Soobin dengan penampilan yang tak kalah acak-acakan.

"Soobin kamu—"

"Ini Kak Jaehyun. Senior Soobin di kampus. Semalam Kak Jaehyun datang kesini buat ajarin Soobin bikin proposal, karena hujan jadi Soobin nyuruh Kak Jaehyun nginep. Kak Yeonjun juga udah ngizinin kok," Soobin lebih dulu menyela ucapan Mama.

Membuat Yeonjun tersenyum miris ketika mendengarnya. Izin, ya? Kapan Yeonjun mengizinkan Soobin untuk berhubungan dengan Jaehyun? Sekalipun tidak pernah.

Sementara Jaehyun sendiri, mengernyit dan menatap Soobin nyalang. Izin ke Yeonjun? Apa maksudnya?

"Oh, gitu ...," Mama mengangguk paham. "Ya sudah, sekarang kalian masuk. Kita makan siang bareng-bareng."

"Gak usah, Ma. Kak Jaehyun udah mau pulang kok."

Perkataan Soobin lagi-lagi membuat Jaehyun mengernyit. Rasanya ingin marah. Tetapi menyadari kalau situasi ini terasa tidak pas, Jaehyun lekas mendengus, memaksakan senyum terhadap Mama.

"Iya, Tante. Saya udah mau pulang kok."

"Eh? Gak mau makan siang dulu? Biar—"

"Ma, Kak Jaehyun lagi buru-buru," Soobin kembali menyela ucapan Mama.

ex, yeonbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang