Yeonjun menjatuhkan tubuhnya pada ranjang. Mengambil posisi tidur telentang, pemuda berambut cokelat itu merentangkan kedua tangan. Maniknya lurus menatap atap. Sambil sesekali, mengerjap merasakan kantuk dan penat pada tubuhnya.
"Soobin, ya?" gumam Yeonjun. Pemuda itu menghela napas, lantas mendesis sewaktu rasa nyeri mendadak menghantam kepalanya.
Yeonjun kemudian mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap. Kepalanya ia selipkan dibawah bantal. Menikmati bagaimana rasa nyeri perlahan-lahan menguasai setiap rongga dalam kepala.
"Soobin, Soobin, Soobin, Soobin. Kapan sih otak gue berhenti mikirin dia?"
Suara Yeonjun terdengar serak. Pertanda kalau tubuhnya memang sedang kurang sehat. Hening sesaat, Yeonjun kemudian memutuskan untuk memejamkan kedua mata. Mengistirahatkan otak, memilih untuk berhenti memikirkan hal-hal tidak berguna.
Sampai di detik dimana ia hendak terlelap, ia lekas menggumamkan sebuah kalimat. Sayup, tanpa gairah, dan terdengar begitu lelah.
"Soobin ... Kakak capek kangen sama kamu."
—
Keesokan harinya, Yeonjun datang dan kembali beraktivitas di kampus. Mulai dari mengikuti kelas, rapat dadakan BEM, sampai latihan mingguan basket. Meski tubuhnya sedang kurang fit, Yeonjun tetap melakukan aktivitasnya dengan baik.
"Gimana? Udah enakan?" tanya Yuqi, salah seorang anggota BEM sekaligus teman sekolah Yeonjun sejak SMA.
Yeonjun mengangguk singkat. Bibirnya tersenyum, sedangkan matanya fokus menatap Yuqi. "Lumayan enak sih. Thanks ya Yu."
"Santai, cepet sembuh lo. Tumben banget sakit begini?"
"Gue bukan sakit, cuma kurang fit aja."
"Terserah lo deh Jun. Balik gih, istirahat, biar besok masuk lo udah fit lagi."
"Siap. Kalo Mark, Lucas, atau Changbin nyariin, bilangin gue balik duluan ya Yu."
"Oke. Hati-hati lo."
"Pasti."
Setelah melakukan tos persahabatan dengan Yuqi, Yeonjun pun berjalan keluar dari ruangan. Pemuda bersurai cokelat itu menghela napas. Memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri sebab pusing di kepalanya semakin menjadi-jadi.
Yeonjun rasanya ingin cepat-cepat pulang. Mengistirahatkan otak dan juga badan. Karena tubuhnya sedang kurang fit, ia menjadi mudah lelah. Baru dua kali melakukan putaran basket saja, rasanya seperti ingin pingsan. Padahal biasanya, Yeonjun mampu bertarung hingga empat quarter bersama rekan satu timnya.
"Kak Yeonjun!"
Panggilan itu membuat Yeonjun menghentikan langkah. Ia menoleh, otomatis mengangkat sebelah alis begitu melihat kehadiran Soobin dibelakangnya.
"Soobin?" gumam Yeonjun, memastikan.
Yang dipanggil Soobin mendekat dengan ragu. Wajahnya yang tampak gugup membuat Yeonjun semakin mengangkat alis. Antara bingung dan juga senang. Sebab untuk kedua kalinya, Soobin lebih dulu menghampirinya.
"Kak Yeonjun ..."
"Iya?"
"Eum ... Soobin boleh minta tolong?"
"Tolong?"
Anggukan kecil diberikan oleh Soobin. Pemuda kelinci itu kemudian mengulum bibir. Benar-benar merasa gugup dan takut. "Tolong anter Soobin ke rumah sakit."
"Loh? Kamu sakit?"
"Bukan! Bukan Soobin!" Soobin menggeleng ribut. Membuat wajah manisnya terlihat semakin gugup. "Kak Jaehyun kecelakaan waktu mau nganterin Kak Jungkook pulang ke rumahnya. T—tapi Kak Jaehyun gak apa-apa kok. Cuma kecelakaan kecil dan lecet di kaki aja. Kalau Kakak gak bisa anter Soobin, gak apa-apa. Soobin bisa cari—"
"Sama Kakak aja. Bentar, Kakak ambil motor dulu. Kamu tunggu disini, ya?"
Soobin mengangguk mengiyakan. Sejujurnya, kalau bukan karena baterai ponselnya habis yang mengakibatkan ia tidak bisa memesan Ojol, Soobin enggan meminta tolong kepada Yeonjun seperti ini.
Namun mau bagaimana lagi? Jaehyun memintanya untuk datang. Dan Soobin pun tidak mungkin mengabaikan kekasihnya yang baru saja kecelakaan.
"Kak Yeonjun."
"Iya?"
"M—makasih."
Yeonjun tersenyum sebagai respons. Kendati di dalam hati, pemuda itu sebenarnya sedang sibuk memaki.
Jaehyun, ya? Jaehyun lagi. Jaehyun lagi.
—
Sesampainya di rumah sakit, Yeonjun dan Soobin langsung berjalan menuju ruangan dimana Jaehyun berada.
Soobin tampak begitu khawatir, membuat Yeonjun lagi-lagi harus menerima kenyataan pahit. Disini, hanya ia yang masih setia menjaga perasaan. Meskipun hubungan mereka telah usai, Yeonjun masih berharap agar Soobin kembali menoleh kearahnya.
Padanya, dan kembali pulang ke pelukannya.
"Soobin!"
"Kak Jungkook!"
Kesadaran Yeonjun kembali ketika Soobin berlari menghampiri Jungkook. Tersenyum ramah, Yeonjun kemudian ikut berjalan mendekati Soobin dan juga Jungkook. Sebelum sebuah percakapan yang ia dengar berikutnya, berhasil membuat senyum ramahnya luntur seketika.
"Kamu kesini diantar siapa, Soobin?"
"Diantar Kak Yeonjun."
"Yeonjun ... Mantan kamu yang brengsek itu?"
Ah, bahkan orang lain saja tahu seberapa brengseknya dia, ya?
—
cie yang debut
di Billboard 200.
bangga banget sama
uri tubatu dan MOA!not elevator but stairs, ya MOA!
chapter depan udh mulai konflik,
nantiin ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
ex, yeonbin ✔️
FanfictionIntinya, Yeonjun masih sayang. Tapi, enggak tahu Soobin gimana. yeonbin ft. 97-02liners. genre: romance, fanfiction. bxb! ( ! ) beberapa part mengandung harsh word. ( ! ) belum di revisi. ©2O2O, c h o i h u e k a n g.