15. kilas lama

4.4K 766 264
                                    

"Gue mau move on dari Soobin, gimana?"

Perkataan mendadak Yeonjun membuat Mark menghentikan pergerakannya memetik gitar. Diikuti oleh Lucas yang mulai mengalihkan perhatiannya dari ponsel. Bahkan, Changbin yang sedang bertelepon ria dengan Felix di balkon kamar Lucas pun langsung memutus sambungan telepon dan bergabung dengan teman-temannya.

"Lo yakin?" Mark menyandarkan gitarnya di kaki sofa. Melompat, turun dari kepala sofa yang beberapa detik lalu di dudukinya. Mark lalu beralih memandang Yeonjun yang sedang bersandar di pintu balkon dengan tangan terlipat di depan dada.

Tatkala Yeonjun memberikan anggukan kecil, Lucas kontan beranjak dari posisi tidurnya. Ia duduk di tepi kasur dengan posisi menghadap Yeonjun. "Apapun keputusan lo, asal lo yakin, gue bakal ngedukung. Semoga pilihan lo gak salah lagi."

"Semoga," balas Yeonjun.

"Alesannya?"

"Gitu dah," Yeonjun mengendik, acuh tak acuh menjawab Changbin. "Gimana ya? Gue ngerasa asing sama Soobin. Nyaris tujuh bulan kita gak saling sapa, sekalinya kita mulai komunikasi, Soobin justru berubah. Dia jadi lebih egois, and lil bit agresif."

"Hah? Gak salah lo?" Mark membeo. Pemuda itu bahkan sampai melangkah ke tengah ruangan untuk memastikan pendengarannya. "Sejenis Soobin agresif? Seinget gue, alesan lo nerima ajakan Jihoon buat selingkuh dulu karena Soobin gak bisa dipegang dikit, kan?"

"Dulu," Yeonjun mengulum bibir. "Sekarang beda. Dia bahkan berani nyium gue duluan. Bukan sekedar di pipi, tapi di bibir. Terus ini," Yeonjun menyibak sedikit kerah dari kaus yang ia kenakan; menampilkan sebuah tanda kemerah-merahan yang sukses membuat teman-temannya berseru heboh dan langsung mengerubunginya.

Yeonjun berdehem sembari menutup kembali kerah kausnya. "Itu Soobin yang buat. Gue tau lo semua gak percaya, gue sendiri hampir gak percaya. Tapi kenyataannya emang dia yang buat. Tadi sore, pas gue minta waktu buat sendiri."

"Anjing gak nyangka gue," Lucas mengumpat sambil menggeleng heran. "Dikasih apa dia sama Jaehyun, bangsat?"

"Bukan cuma itu," Yeonjun kembali berdehem. "Semalem gue nginep di Apartementnya. Pas gue mau pulang, gue ketemu sama Mamanya Soobin. Mama taunya kita masih pacaran, jadi gue terpaksa nganter Mama ke unitnya Soobin. Lo tau? Soobin keluar dengan keadaan kacau bareng Jaehyun. Orang dewasa mana yang bakal mikir positif kalau ngeliat itu?"

"Anjing!" Kali ini Mark yang mengumpat. Ia meraup wajahnya lekas berkacak pinggang.
Mark memasang raut tidak percaya, "Sinting sumpah. Gelo sia. Udah bener lo move on, Jun. Kalo gini Soobin sama aja kayak Jihoon. Gila anjing gak percaya gue."

"Bentar gue masih speechless."

"Goblok!" Mark memukul kepala Changbin dari belakang hingga pemuda itu terdorong beberapa langkah ke depan. "Jangan bercanda lo, gawat darurat ini."

"Becanda pala lo jajar genjang. Gue beneran speechless tolol. Ya Allah, gak nyangka Soobin. Kalo gitu mending dia pacaran sama Yeonjun yang gak pernah ngotorin dia daripada sama Jaehyun yang jelas-jelas—shit, i have no more words."

"Mending Soobin gak usah pacaran sama dua-duanya lah. Sama Yeonjun, gak di apa-apain tapi di selingkuhin. Sama Jaehyun, gak di selingkuhin tapi di kotorin. Hadeh kasian Soobin."

"Ngomongin Yeonjun selingkuh, gue jadi inget, kemarin gue sama Wooyoung sempet ketemu Jihoon di bar belakang kampus."

Yeonjun yang sedang mencoba sabar dan lapang mendengar celaan teman-temannya mendadak menukik alis mendengar ucapan Mark. Apa katanya? Jihoon? Bar belakang kampus? Bukannya Jihoon sudah pindah tepat setelah hubungan mereka selesai?

ex, yeonbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang