🍂🍂🍂
Hinata POV
Namaku adalah Hinata, Hyuuga Hinata. Saat ini umur ku sudah berkepala tiga dan, Aku.. Adalah single mom. Ya, sekali lagi ku katakan aku adalah single mom, aku mempunyai seorang anak laki-laki berumur 10 tahun dia anak yang sangat hebat. Aku. Mencintainya.
Boruto namanya, dia tumbuh menjadi anak yang kuat meskipun tanpa bimbingan seorang yang harus dia sebut "ayah", aku membesarkannya dengan ibu setelah ayahku meninggal 9 tahun lalu. Semuanya memang terasa seperti kutukan, aku tak berharap aku mampu melewatinya begitu saja. Aku sudah jatuh berkali-kali bahkan hampir ke lubang yang sangat dalam dan gelap, aku merasa tidak ada lagi yang mampu aku perjuangankan. Semuanya hancur karna kesalahanku. Aku pembawa mala petaka untuk keluarga ku sendiri.
Hal yang ingin selalu aku lupakan tapi malah membuat ku selalu ingat. Bagian paling ku benci dalam hidup ku adalah hadirnya seorang penghancur. Memang tidak semua salahnya tapi, ah sudahlah aku tidak ingin membahasnya sekarang.
Aku merasa hidup ku sudah jauh lebih baik. Aku mempunyai dua orang yang harus aku bahagiakan, aku tak kan kalah pada kerikil kecil. Aku pernah melewati badai yang bahkan membuat hidup ku porak poranda. Semua sudah berlalu 8 tahun yang lalu, aku sudah memaafkannya.
"Kaa-chan." teriak seorang anak sambil berlari menghampiriku
"Kenapa bolt?"
"Kenapa larut sekali pulangnya?"
"Ah.. tadi mobil paman Asuma mengalami masalah kecil, kenapa? Apakah bolt merindukan kaa-chan."
"Ya. Bolt rindu." ucapnya sangat tegas. Menatap manik safir itu membuat ku teringat seseorang yang tak sengaja bertemu di halte bus tadi.
"Kaa-chan."
"Ya, kenapa?"
"Kenapa hanya diam? Apakah kaa-chan tidak rindu bolt?"
"Mana mungkin kaa-chan tidak merindukan anak setampan ini." ucapku lalu mencubit pipi bulat itu, terlihat menggemaskan.
Meskipun umurnya sudah 10 tahun, namun Bolt tidak pernah malu untuk sekedar bermanja-manja bersama ku, entah aku merasa dia sangat menyayangiku begitupun aku, sangat menyayangi Boruto.
"Boruto."
"Ya kaa-chan. Ada apa?" Ucapnya mengalihkan pandangannya dari buku komik yang sedang dia baca sebelumnya. Safir itu menatap ku penuh tanya.
"Apakah.. bolt mencintai kaa-chan?"
"Itu sudah pasti! Bolt sangat mencintai kaa-chan, begitupun dengan baa-san. Tak ada siapapun lagi dimata bolt yang paling hebat selain kalian berdua!" Ucapnya penuh penekanan, tanda bahwa dia berkata yang sesungguhnya.
"Apakah kaa-chan tidak percaya bolt?"
"Bukan.. hanya saja, kaa-chan takut kehilangan kamu." ucapku lalu mengelus lembut surai kuning itu.
"Bolt tak akan pergi meninggalkan kaa-chan dan baa-san."
"Benarkah?" Ucapku dengan wajah yang seakan tidak percaya.
"Kaa-chan tidak percaya?" Tanyanya dan menatap penuh mata ku.
"Yaaa.. yaaa.. kaa-chan percaya pada bolt yang sangat tampan ini." dia tersenyum senang lalu tak lama memeluk ku sangat erat.
"Bolt sayang kaa-chan."
"Kaa-chan lebih sayang bolt."
"Hei apakah aku melewatkan sesuatu?"
"Baa-san.." melepaskan pelukannya lalu dia berlari menghampiri wanita paruh baya yang sedang menatap bingung interaksi kami "Bolt sayang baa-san jugaaa."
"Baa-san menyayangi kalian berdua." ucapnya dan membalas pelukan Boruto
Ya.. Dia adalah ibuku, Hyuuga Hikari.
Terimakasih bu sudah menjadi penerang disaat hidup Hinata begitu gelap.
Hinata POV END
° ° ° ° °
Mentari bersinar begitu anggun, tak ada cahaya yang menyilaukan mata saat ini hanya terang yang menenangkan. Yaa cuaca sangat bagus hari ini. Hinata sangat setuju akan hal itu, saat ini ia sedang menunggu bus. Beberapa menit sudah berlalu namun bus yang ia tunggu tak kunjung datang.
"Apa aku akan terlambat hari ini?" Gumamnya pada diri sendiri.
Dia terus saja melirik jam yang melekat pada pergelangan tangan kanannya. Jam sudah menunjukan pukul 7.30 berarti 30 menit lagi kafe tempatnya bekerja akan buka, butuh 20 menit dari tempatnya saat ini menuju kafe.
"Sepertinya aku akan terlambat."
Terus melihat kendaraan yang lalu lalang didepannya membuat Hinata tak menyadari bahwa disebelahnya telah duduk seorang pria. Mungkinkah dia juga menunggu bus?
"Apa busnya belum datang?"
"Ya, belum." Ucap Hinata sambil menatap sepatu kets hitamnya.
"Kalau begitu, mau ku antar?"
Hinata menoleh kearah sumber suara. Dia dapat melihat jelas orang yang semalam sangat ingin ia hindari berada didekatnya saat ini. Atau mungkin sangat dekat.
"Naruto!"
"Aku merindukanmu, Hinata."
🍂🍂🍂
To be Continued . . . . .
Hai aku newbie, newbie banget
(●´⌓'●)Aku sebenernya gamau publish cerita ini tapi dapet dorongan dari ka indigoriri
huhu sankyuu ka(。・ω・。)ノ♡Aku terima semua kritik dan saran jadi jangan lupa tinggalkan coment kalian yaaa ◉‿◉ karna ini fanfic pertama ku yang aku publish jadi aku keluarin 2 chap sekaligus hueee padahal aku pesimis banget gak ada yang baca(ᗒᗩᗕ)
Semoga kalian suka, dan semoga ada yang baca. Sankyuu udah denger keluh kesah aku yang gak mutu(っ˘̩╭╮˘̩)っ
KAMU SEDANG MEMBACA
A Long Time (END)
FanfictionHinata hanya seorang gadis yang salah melangkah akibat lelah menunggu. Menunggu seseorang yang tak pasti akan kembali atau tidak. Namun langkahnya terjatuh, terjatuh akibat terlalu percaya kepada seseorang yang menurutnya mampu membuat dia melupaka...