Tiga Puluh

608 66 11
                                    

Wanita itu mengerjapkan matanya perlahan, tubuhnya masih sangat lelah karena kegiatan semalam bersama pria yang masih terlelap disampingnya. Namun ia harus membuka matanya ketika ketukan pintu yang disusul dengan suara Boruto terus saja memanggil namanya.

"Kaa-chaaan.." teriakan sang pria kecil dibalik pintu yang masih tertutup rapat.

"Kaa-chan ayo kita sarapan"

"Sebentar, sayang"

"Baiklah, Boru tunggu dibawah bersama baa-chan dan jii-chan"

"Okey, kaa-chan akan segera menyusul" tak ada balasan dari sang putra Hinata yakin Boruto sudah menyusul Kushina dan Minato yang berada di ruang makan.

Hendak turun dari ranjang yang masih ia duduki guna mengambil pakaian agar bisa segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Namun belum sempat ia mengambil pakaian yang berada dilantai tak jauh dari dirinya, Hinata harus kembali berbaring karena lengannya yang ditarik oleh pria yang masih terbaring disebelahnya. Ia sungguh tidak tahu bahwa Naruto sudahlah terjaga dari tidurnya.

"Kau mau kemana, hm?" Memeluk Hinata dengan sangat posesif.

"Kau sudah bangun?" Tanya Hinata kepada Naruto lalu membelai lembut pipi bergurat milik sang pria

Naruto mengangguk pelan, lalu mengecup kening sang wanita beberapa kali "sudah dari tadi saat Boruto sangat berisik" membelai surai indigo milik wanitanya, Naruto sangat menyukai saat seperti ini. Mengingat kegiatannya semalam membuatnya semakin jauh lebih tidak ingin kehilangan Hinata lagi. "Jadi kau mau kemana, sayang?"

"Sudah pagi Naruto kita harus turun untuk sarapan bersama."

"Biarkan, aku akan menghubungi kaa-chan mengatakan bahwa kau masih sangat lelah sekarang"

"Naruto."

"Aku benci kau memanggilku seperti itu"

Menghela napas, Hinata sudah dibuat pusing sepagi ini "baiklah, Naruto-kun"

"Jadi?" Ucap sang pria menatap manik indah wanita yang bahkan terlihat begitu cantik walaupun baru terbangun dari tidurnya.

Melepaskan pelukan posesif sang pria, Hinata bangkit dari posisi sebelumnya lalu bersandar pada divan ranjang. "Aku harus mandi, dan turun untuk sarapan bersama dengan Boruto, tou-chan, dan kaa-chan"

Telunjuknya ia letakan didagu tegas miliknya, Naruto memasang pose berpikir yang membuat Hinata lelah melihat tingkah laku pria yang dari semalam membuatnya terus saja memanggil namanya.

"Mandi berdua?"

"Ayolah bahkan kau sudah melakukannya sebanyak 5 ronde"

"Olahraga pagi bagus untuk tubuh, Hinata"

"Kau mau menyiksa ku ya?" Ucap Hinata lalu memicingkan matanya

"Mana ada bodoh.." menyentil pelan kening sang wanita "mencubitmu saja aku tidak sanggup" lalu bangkit dari posisinya, Naruto duduk menghadap Hinata.

Masih mengusap keningnya yang tidak terasa sakit "apa katamu? Kau bahkan menyentil keningku tapi mengatakan tidak bisa menyakitiku."

Naruto masih terus memandang wanita disampingnya "Hinata."

"Apa?!"

"Kenapa kau terus saja menggodaku?"

"Hah?" Hinata tak mengerti, ia bahkan tidak melakukan apapun dan bahkan sekarang ia sangat kesal karena Naruto terus saja menghalangi dirinya untuk membersihkan diri, kenapa Hinata harus menghadapi pagi yang begitu rumit jika berhadapan dengan pria kuning yang masih terus menatapnya.

A Long Time (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang