Hinata telah selesai memasak ramen kesukaan sang putra, namun sudah hampir waktunya makan malam putra kecil yang ia tunggu belum juga pulang ke rumah ini, terus memperhatikan benda persegi panjang yang ada di meja makan masih memikirkan tentang apa yang pria itu katakan ketika menghubungi dirinya siang tadi. Secepat inikah? Pikirnya
Hinata tersentak kala bell rumahnya berbunyi, dengan cepat ia berjalan ke arah sumber suara ketika membuka pintu pria yang begitu ia cintai 14 tahun lalu berdiri tegap dan menggandeng lengan mungil putranya
"Kaa-chan." ucapnya lalu memeluk pinggang Hinata, Naruto yang melihat itu hanya mampu tersenyum.
"Kau darimana anak nakal, hmm." ucap Hinata lalu mensejajarkan dirinya dengan sang anak, membelai surai kuning itu lalu mengecup lembut keningnya membuat sang pria kecil tersenyum bahagia.
"Jalan-jalan bersama paman." ucapnya dengan wajah polos, lalu menoleh kearah Naruto yang masih berdiri di ambang pintu.
"Paman, ayo masuk Boru akan mandi dulu yaa." ucapnya lalu berlari meninggalkan dua orang dewasa yang bahkan tidak ingin saling memandang satu sama lain. Hinata lalu bangkit dan ingin segera menutup pintu namun gerakannya tertahan kala tangan tan itu menahan pergerakan pintu,
"Jadi seperti ini cara seorang Hyuuga menyambut tamu?" sarkas Naruto
"Ya."
Mengeryitkan keningnya karena mendengar jawaban Hinata yang seadanya, berpura-pura memasang wajah sedih.
"Tak ingin menawarkan aku minum?"
"Tidak, kami tak punya apapun." ucap Hinata masih berusaha menutup pintu yang tertahan tangan Naruto
"Teh?" Tanya Naruto
"Tak ada."
"Kopi?"
"Tak ada."
"Jus?"
"Tak ada."
Naruto mulai jengah "kalau begitu air mineral saja,"
"Tak ada."
Benar-benar wanita keras kepala pikir Naruto, kembali mengernyitkan keningnya memunculkan perempatan disana "lalu kau minum apa, Hinata?" tanyanya dengan nada manja,
"Air mata." ungkapnya dengan wajah datar. Hal itu mampu membuat Naruto tak berkutik, dia membisu seketika hatinya kembali tercubit.
"Maaf." ucapnya dengan nada lirih lalu melepaskan pegangannya pada pintu yang sebelumya ia tahan, sebenci itukah Hinata padanya? Kau bodoh Naruto.
Dan ketika Hinata ingin menutup rapat pintu itu Boruto muncul dibelakang Hinata dan membuat sang ibu tersentak kaget, ternyata ia tak jadi mandi hanya mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian rumah.
"Looh, masuk paman." ajaknya lalu berjalan kearah Naruto menariknya memasuki rumah. Hinata yang melihat itu hanya mampu membisu ia tak tahu lagi harus berbuat apa sekarang.
"Kaa-chan sedang apa?" Ucap Boruto kala melihat ibunya masih bergeming ditempatnya sedari tadi.
"T-tidak, Bolt mau makan? Apakah lapar?"
"Sebenarnya Bolt sudah makan, tapi Bolt tidak bisa menolak jika ditawari masakan kaa-chan." ucapnya lalu memberikan senyum khasnya "ayo paman ikut makan, masakan kaa-chan Boru tidak ada duanya loh." ungkapnya begitu antusias.
Dan disinilah mereka memakan ramen buatan Hinata, Boruto yang sangat antusias terus menawarkan Naruto untuk menambah makanannya "Boru senang," ucapnya disela-sela makannya
KAMU SEDANG MEMBACA
A Long Time (END)
FanfictionHinata hanya seorang gadis yang salah melangkah akibat lelah menunggu. Menunggu seseorang yang tak pasti akan kembali atau tidak. Namun langkahnya terjatuh, terjatuh akibat terlalu percaya kepada seseorang yang menurutnya mampu membuat dia melupaka...