Wanita itu terus menatap langit biru yang membentang indah diatas sana. Teringat seseorang yang bahkan sangat ia cintai.
Bahagia? Itulah yang Hinata dapatkan saat ini, kebahagian yang bahkan tidak pernah terlintas dalam benaknya. Hinata masih tidak percaya bahwa dirinya akan mendapatkan bayaran yang begitu indah di akhir cerita.
Jadi apakah ini akhir cerita perjalanan hidupnya?
Hinata sadar mencintai memang harus banyak berkorban bukan— bukan hanya satu orang yang berkorban namun juga keduanya.
Menguatkan hatinya, merelakan apa yang harus Hinata pertahankan nyatanya itu sulit namun inilah bayaran yang Hinata dapatkan dari rasa sakit yang ia rasakan selama ini.
"Hinata." Menoleh pada sumber suara. Pria yang sudah sah menjadi suaminya selama 2 tahun ini, Hinata sungguh masih tidak percaya Tuhan mempertemukan mereka.
"Melamun, eh?"
Melirik sekilas pada pria yang sudah berdiri disampingnya "aku hanya menatap langit."
"Indah?"
Hinata mengangguk, "seindah dirimu"
Pria itu terkekeh "darimana kau belajar menggombal?"
Mengedikkan bahunya "mungkin.. dari acara televisi yang sering ku tonton"
Menggenggam lengan Hinata "terimakasih."
Hinata menatap pria itu begitu dalam "untuk?"
"Semuanya." Lalu tersenyum ke arah sang wanita
"Terimakasih telah mencintaiku" menjeda ucapannya "aku jadi mengingat kejadian beberapa tahun lalu"
"Yang mana?" Tanya sang wanita
"Kau melupakannya?"
"Bukan melupakan, tapi tidak tahu persis yang mana kejadian yang kau maksud"
"Kau benar mencintaiku kan Hinata?"
"Bahkan ini sudah 2 tahun pernikahan kita, dan pertanyaan mu masih sama."
"Jawab saja."
"Aku sungguh mencintaimu, bahkan sangat mencintaimu Naru.."
Pria bersurai kuning itu tersenyum "apa buktinya?"
"Kau bahkan masih minta bukti? Apa selama 2 tahun ini kau masih belum bisa melihatnya?"
Naruto terkekeh geli lalu memeluk pinggang wanita yang begitu ia cintai, mendekat pada telinga Hinata "desahanmu setiap malam sudah membuktikannya sayang"
"Naru.." menyikut sedikit bagian perut Naruto, Hinata sungguh malu mendengar kalimat itu.
Naruto yang mendapatkan tingkah Hinata sedikit salah tingkah semakin mengeraskan tawanya. Dan hal itu membuat Hinata langsung membalikan badannya segera menutup mulut sang pria menggunakan telapak tangannya.
"Kau akan membangunkan Hima"
Naruto yang seakan paham lalu mengangguk mengerti, mulutnya masih dibungkam oleh tangan Hinata.
Menatap tajam kearah sang wanita, Naruto melilit pinggang kecil dihadapannya "Naru, ini masih siang"
"Lalu?"
Berdecak sebal Hinata lalu menubrukan keningnya didada bidang sang pria "harusnya aku benar-benar menikah dengan kak Gaara"
"Heh!" Mengangkat wajah sang wanita "mulut siapa itu?"
Hinata terkekeh geli, teringat kejadian beberapa tahun silam yang hampir membuat Naruto terkena serangan jantung karna ulah Gaara.
FLASHBACK ON
KAMU SEDANG MEMBACA
A Long Time (END)
FanfictionHinata hanya seorang gadis yang salah melangkah akibat lelah menunggu. Menunggu seseorang yang tak pasti akan kembali atau tidak. Namun langkahnya terjatuh, terjatuh akibat terlalu percaya kepada seseorang yang menurutnya mampu membuat dia melupaka...