Dua Belas

860 100 4
                                    

"Jangan melucu, Naruto." mengernyitkan keningnya, Naruto tak mengerti

Hinata tertawa pedih "Kau peduli padaku, Eh? Wanita yang kau buang tiga belas tahun lalu." Sarkas Hinata pada Naruto yang bergeming ditempatnya.

"Apa yang kau maksud Hinata? Bahkan aku masih mencitaimu sam—" Ucapannya terhenti kala mendengar Hinata tertawa keras namun didalam sela tawa itu bulir air mata meluncur dari manik sang wanita

"Manis sekali, tapi kenyataannya tak semanis itu. Naruto." Hinata menatap datar pria yang masih berdiri dihadapannya

"Mencintai? Pfft... Kau masih mampu mengatakan mencintaiku setelah bercinta dengan wanita-wanita jalang di Belanda, Naruto?" Tersentak. Naruto merasa hatinya tertampar kala itu.

"Jadi tujuanmu kembali untuk apa tuan Namikaze? Hanya menebar janji manis lagi.. hmm?" Hinata tersenyum manis, namum yang Naruto lihat hanya kepedihan terpancar dari manik sang wanita kala itu.

"Aku ingin mengambil kembali milik ku." Ucap sang pria datar, membuat darah Hinata mendidih. Hinata bangkit dari kursinya menatap Naruto tajam.

"Kalau begitu, silahkan tuan keluar dari rumah ini. Karna disini tidak ada apapun atau siapapun milik anda"

Naruto tersenyum lalu melangkah mengikuti arah tangan Hinata yaitu menuju pintu keluar, namun sebelum langkahnya benar-benar keluar dari ruangan itu ia berbalik menghadap Hinata "kau tau aku bagaimana, Hinata. Jika aku tak bisa mendapatkan satu maka akan ku dapatkan keduanya" lalu tersenyum dan pergi meninggalkan Hinata yang masih mematung.

Apa katanya tadi?

🌾🌾🌾

Terus memandang langit kamarnya, Naruto hanya mampu berguling ke kiri dan ke kanan, membuat alas tidur yang tadinya rapih menjadi berantakan. Pria itu masih terus memikirkan apa yang wanitanya ucapkan "apakah benar Hinata pernah mengunjungi ku?" Monolognya pada diri sendiri "tapi bahkan aku berpikir dia akan cepat mendapat pengganti ku.." bangkit dari posisinya kala itu "AAAARRGGGGGHHH.." menarik surai pirangnya "aku bodoh sekali" hanya mampu nerutuki dirinya sendiri.

Naruto berjalan menuju dapur memikirkan itu membuatnya gila tenggorokannya terasa kering jika terus berteriak. Namun saat langkahnya berada di tengah-tengah rumah ia dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita paruh baya yang masih sibuk menenteng koper miliknya "HEY!" teriak sang wanita berambut merah kepada Naruto.

"Kaa-chan? Kenapa kembali?"

"Apa!! Kau tak suka melihat ibumu dirumahnya sendiri?" Teriak Kushina kepada sang putra

Memutar bolanya matanya "bukan begitu kaa-chan, kenapa tak mengabari aku jika ingin kembali?"

"Apakah kau menjadi miskin dan menjual Handphone milik mu?" Tanya Kushina pada Naruto

Manik safir itu membola. Lalu segera berlari menuju nakas yang berada dikamarnya, Kushina yang melihat itu hanya mampu menghela napas lelah. Tak lama setelah itu Naruto kembali dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya sambil terus terkekeh kecil "maaf kaa-chan" lalu menunjukan cengirannya kearah Kushina, Kushina yang melihat itu hanya memutar bola matanya bosan.

"Bantu tou-chan mu membawa koper lainnya dari mobil, Naruto."

Tak perlu menjawab Naruto langsung menuju tempat dimana ayahnya berada, terlihat pria yang begitu mirip dengannya sedang mengeluarkan koper dan barang-barang lainnya

A Long Time (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang