Tiga Puluh Satu

563 63 4
                                    

"sudah sampai, nyonya"

Wanita itu tersenyum lembut ke arah pria yang juga masih terus menatapnya. Melepaskan seat belt ia lalu membuka pintu mobil itu perlahan.

"Aku pergi dulu ya." Ucap Hinata yang langsung mendapatkan anggukan dari Naruto.

"Aku antar sampai didepan Kafe"

"Tidak perlu, Naruto"

"Sangat perlu, aku tidak ingin kau dilirik pria lain."

"Kau berlebihan" ucap Hinata yang langsung keluar dari mobil Naruto.

Melangkahkan kakinya bersama menuju Kafe, didepan Kafe ternyata sudah berdiri Ino bos sekaligus sahabat Hinata.

Ino melihat sahabat indigonya yang sudah beberapa hari ini ijin tidak bisa bekerja merasa sangat senang kala melihat Hinata berada didepannya sekarang. Melirik sekilas pria yang datang bersama Hinata, Ino merasakan hawa bahagia dari sang sahabat yang semakin dekat berjalan ke arahnya.

"Sudah sampai, sekarang kau boleh pergi" ucap Hinata yang berdiri disamping Ino, masih menatap Naruto.

Berjalan maju mendekati Hinata,

CUP.

"Aku tunggu jam makan siang, oke" lalu melangkahkan kakinya menjauh dari sang wanita. Meninggalkan Hinata yang masih tak bergeming ditempatnya, terlihat semu merah menjalar di pipi serta telinga sang wanita.

"Hinata."

Tersentak, "jangan tanya apapun Ino-chan" berbalik membuka pintu yang sudah berada didepannya.

"Hinataa"

"Aku tidak dengaar" menutup kedua telinganya, Hinata lalu berlari menuju dapur Kafe. Meninggalkan Ino yang masih terkikik disana ia sangat senang menggoda sahabat indigonya itu.

Beberapa hari ini sikap Naruto tidak terlalu manja seperti sebelumnya, namun perubahan ini malah membuat jantung Hinata seakan tidak sehat. Ia selalu memberikan perlakuan-perlakuan romantis yang bahkan Hinata sendiri tidak dapat menyangkanya.

Seperti halnya tadi, Naruto bahkan tanpa pikir panjang mencium sekilas bibir Hinata didepan Ino dan pergi begitu saja membuat Hinata tidak bisa mengontrol diri karena begitu malu dengan bos sekaligus sahabat pirangnya yang masih terus meledeknya kala tak sengaja berpapasan diKafe. Atau bahkan mungkin Ino memang sengaja melakukan itu.

"Berhentilah Ino-chan, kau menganggu pekerjaanku."

"Ini Kafe ku Hinata"

"Aku tahu itu"

"Jadi jelaskan."

Mengehal napasnya lelah "aku sudah memaafkannya, Ino-chan. Aku yakin kau sudah mendengarnya dari Sakura-chan"

Ino mengangguk "lalu?"

Mengernyitkan keningnya "lalu?"

"Lalu kapan kalian menikah?"

Tersedak salivanya sendiri sungguh pertanyaan Ino membuat Hinata terkejut. "Dia ingin bertemu dulu dengan ibu dan ka Neji"

Ino Mengangguk perlahan "bagus. Itu artinya dia sudah bersungguh-sungguh akan menikahimu"

"Aku bahagia."

"Aku juga. Aku bahagia melihatmu bahagia, Hinata"

"Terimakasih, kalian sudah sangat membantu diriku dan Boruto"

"Kita teman bukan? Kau jangan melupakan itu."

Hinata tersenyum ke arah Ino yang masih melemparkan senyum indahnya ke arah Hinata "terimakasih" ucapnya sekali lagi.


A Long Time (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang