Lima Belas

790 100 19
                                    

🍂🍂🍂

“ Ketika tiba saatnya bagi jiwa untuk bertemu, tidak ada apa pun di bumi yang dapat mencegah mereka untuk bertemu, di mana pun masing-masing berada. Ketika dua hati ditakdirkan untuk satu sama lain, tidak ada jarak yang terlalu jauh, tidak ada waktu yang terlalu panjang, dan tidak ada cinta lain yang dapat memisahkan mereka.” – Jaime Licauco

🍂🍂🍂


"Apakah hidup ku sungguh sial?" Tanya sang wanita pada dirinya sendiri

"Kenapa? Kau sempurna"

Melirik tajam pada pria yang masih setia mengikutinya

"Pergilah" ungkapnya

"Tak mau."

"Kau keras kepala sekali!"

"Mirip sepertimu, bukan" lalu tersenyum kepada sang wanita

"Apa yang kau mau dari ku, Naruto?"

Lalu berjalan agak cepat agar langkahnya sama dengan sang wanita "kau" ucapnya tanpa menghilangkan senyum diwajah tampan itu

Hinata menghentikan langkahnya "apa kau tidak punya pekerjaan. Hah!"

Langkah sang pria ikut terhenti "Ada." Ucap Naruto masih dengan senyum yang tidak hilang sama sekali.

"Kalau begitu kerjakan sana!" Lalu kembali melangkah dengan cepat berharap bisa menghilang dari pandangan pria kuning yang sedari tadi mengikutinya

"Apa kau tidak ingin menanyakan apa pekerjanku, Hinata?"

Wanita itu terus melangkah, semakin cepat sampai Naruto harus berlari kecil guna menyusulnya "tidak penting."

Bibir berwarna merah pudar itu melengkung kebawah "tanya ya.."

"Aaarrrggghh!!" Menghentikan langkahnya kembali "kalau aku menanyakannya apa kau akan berhenti?" Pria itu mengangguk

"Kerja apa." Ketus Hinata

"Ubah ya.." pinta sang pria

Memandang tak percaya. Apa lagi ini pikir Hinata

"Nadanya, Hinata" pinta Naruto dengan manja

Menarik napas perlahan Hinata tak ingin mencakar pria didepannya saat ini "memangnya apa pekerjaanmu, Na-ru-to..?" Tersenyum sangat lembut—dilembutkan

Pria didepannya melangkah maju satu langkah mendekati Hinata "pekerjan ku.." semakin dekat membuat sang wanita seketika mundur perlahan "pekerjaan ku sekarang.." masih terus melangkah maju namun sang wanita masih saja berjalan mundur "membahagiakanmu" langkah sang wanita terhenti seketika buliran air itu meluncur tak mengerti waktu

"Eh, hi-Hinata k-kau.. maafkan aku Hinata" ucap Naruto yang kebingungan kala melihat Hinata tiba-tiba menangis

"Hiks.. kau.. jahat.." menundukan kepala bersurai indigo itu, menyembunyikan wajah dari sang pria

"Hinata, maafkan aku" menarik pelan lengan sang gadis, mendekap bahu yang masih bergetar. Memeluk erat wanita yang masih membuat jantungnya berpacu lebih gila dari biasanya

"Kau.. hiks.. jahat!"

"Ya.. yaa..  Aku memang jahat. Maaf ya"

Semakin mengeratkan pelukannya bahkan tangan Hinata melilit di pinggang sang pria mencengkram kemeja belakang itu dengan kuat

"Ssttt.. sudah ya.." Naruto begitu bingung pasalnya ia tak pernah tahu cara menenangkan wanita ketika menangis. Bahkan selama berpacaran dengan Hinata wanita itu tak pernah sekalipun menangis, tapi sekarang Naruto tahu sangat jelas terlihat bahwa Hinata begitu kuat menanggung semua beban yang ada.

A Long Time (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang