The Past Who Is Present Again

824 63 7
                                    

Present time
Jakarta, Indonesia
December 2020

"Ahelah!" itu merupakan umpatan kesekian yang keluar dari bibir Thi pagi ini. Ia mengacak rambutnya kasar lalu menghela nafas berat. Thi melihat jam di tangan kirinya. Sial, dia ada meeting satu jam lagi.

Thi memukul kemudi dengan kesal. Kenapa juga mobilnya harus berulah disaat genting begini sih?

Pemuda itu berjalan keluar dari mobilnya setelah menutup pintu dengan kasar. Merogoh saku celana untuk mencari ponsel lalu menelpon seseorang kemudian menekan tombol lift menuju lobby.

"Halo? Gigie? kayaknya gue bakal telat deh ini nyampe kantor. Mobil gue gak mau di starter. Kayaknya aki-nya kena. Bisa minta tolong diundur setengah jam gak si?"

"Ngaco lo, orang ini meeting sama head office plus kantor cabang lain. Beda time-zone kak. Yakali di undur gara-gara lo doang."

"Ya ini gue belom jalan dari apart gimana dong?" rengeknya.

"Naik ojol aja cepetan!"

"Iya iya."

TING!

Thi berjalan tergesa keluar dari lift. Matanya Ia fokuskan pada layar ponselnya guna membuka aplikasi ojek online. "Kak thi!" Ia mengangkat wajah. Celingukan mencari sosok yang memanggilnya.

"Kai?" serunya sumringah. Pemuda bernama Kai itu sedang berjalan menuju kearah dirinya. "Kak, lo kenapa panik banget keliatannya sampe jalan gak liat sekeliling gitu?"

"Lo mau ke kantor ya?" sela Thi tanpa menjawab pertanyaan. Kai mengerutkan kening lalu mengangguk. "Naik apa?"

"Motor kak. Mobil gue lagi di service."

"Pas banget!" seru Thi sumringah. "Nebeng dong dek... boleh ya? please? gue ada rapat bentar lagi." rengeknya di akhir kalimat. Kai terkekeh pelan lalu mengangguk mengiyakan.

-- Piece of Heart --

V's Indonesia Office
District Y Tower

"Gimana kak? aman?" pertanyaan itu langsung terlontar dari bibir Jan ketika Thi menginjakan kaki di area divisi HR&GA diikuti oleh Gigie. Mereka baru saja selesai meeting dengan atasan dari head office di Milan.

"Aman guys, tenang." Gigie menyahut. "Tapi manager lo pada telat tuh, terpaksa gue handle opening. Selebihnya aman." liriknya sembari menaikan sebelah alis pada Thi yang tengah menyomot brownies di meja Mike. Yang disinggung namanya hanya berdecak pelan, masih dengan acuh menyuapkan brownies ke dalam mulut.

"5 menit doang anjir, yang jadi tameng kena bacot juga ujung-ujungnya gue." ujarnya. 

"Eh btw, rabu kita weekly meeting ya. Jan, koordinasiin itu sama head divisi lain. Kemaren si Gun sempet bilang katanya dia butuh editor baru buat di Creative. Lo tektok-an deh sama dia. Tanya requirementsnya mau kayak apa. Terus Gigie, coba itu lo tanya lagi sama anak finance masalah bonus akhir tahun gimana. Sama ini juga anak intern hitungan gajinya per-hari jadi berapa. Seinget gue ada kenaikan buat tahun depan. Ini bau-baunya kita kayaknya mau ganti asuransi lagi. Nanti gue omongin sama Tul. Mike, proposal buat outing jangan lupa. Oh iya, sama ppt pengenalan buat karyawan baru itu perbaharuin lagi. Jane rekapitulasi anggaran akhir tahun, rabu kelar. Ini udah minggu kedua. Minggu depan kita rapat besar sama divisi lain. Udah gitu aja, gih balik kerja kalian." ujarnya panjang lebar lalu berjalan acuh ke dalam ruangannya.

"Siap bos!" serempak kelima orang lainnya menyahut.

"Eh iya lupa." Thi melongokkan kepalanya dari balik pintu. "Gue ada rencana nambah anak baru 2 orang buat bantuin recruitment sama GA. Start tahun depan. Januari kalo bisa udah mulai. Lo mulai pasang deh tuh di jobstreet."

Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang