3 Hati (Part 3)

550 47 4
                                    

"Thi?"

"..."

"Thi?"

"..."

Krist berdecak kesal. Ia meraih buku kedokteran setebal 5 cm miliknya lalu memukul kepala Thi dengan benda tersebut.

BUK!

"Kit!" pekik Thi. Ia mendongak menatap Krist yang berdiri dihadapannya dengan wajah kesal. "Apaan sih?"

"Makanya jangan ngelamun aja. Daritadi gue panggil juga."

Krist mendudukkan dirinya di karpet. Menyodorkan thai tea pesanan Thi kepada pemiliknya. "Nih." ujarnya.

"Lo kenapa sih thi?"

Thi meraih minuman itu lalu menggeleng pelan. "Ngga papa."

Kedua mata Krist memincing tajam. Menatap sahabatnya itu dengan sangsi. "Beneran kit." tambah Thi meyakinkan. Pemuda itu kembali memfokuskan pandangannya pada laptop dihadapan. Mengerjakan tugasnya yang jatuh tempo esok hari. Krist sebenarnya masih tidak percaya, namun Ia kembali acuh dan beralih mengerjakan tugasnya sendiri. Ia tidak akan memaksa Thi untuk bercerita. Thi akan berbicara dengan sendirinya saat sudah berada di ujung tanduk.

Kedua sahabat itu kemudian sibuk dengan tugas masing-masing. Hanya iringan lagu-lagu dari playlist milik Krist yang terdengar di penjuru ruangan si empu-nya.

"Lo pernah ketemu sama ceweknya tawan nggak?"

"Uhuk!" Krist terbatuk. Menatap horor pada Thi yang tengah melihat kearahnya dengan tatapan polos. "Lo ada angin apaan tiba-tiba nanya begitu?"

"Ah udahlah lupain."

--Piece of Heart--

"Males banget pada bawa bucinan." Oab menggerutu kesal.

Jumpol terkekeh pelan. "Ya lo makanya cari pacar lah." sahutnya.

Oab menggeleng sebagai jawaban. "Nggak dulu, gue lagi menikmati kesendirian."

"Halah gaya lo bang!" sambar Harit.

"Yeu beneran." jawabnya kemudian menoyor pelan kepala sang adik tingkat. Keduanya tertawa setelahnya.

Mereka sedang berada di puncak sekarang. Menginap di villa milik Anan-teman seangkatan Jumpol-yang tengah berbahagia merayakan hari ulang tahunnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namun semuanya masih terjaga. Mereka tengah berkumpul di halaman belakang villa sambil bakar-bakar seadanya.

Ada juga yang karaokean di ruang tengah, bermain kartu, atau hanya sekedar mengobrol di teras dengan sebotol beer di tangan.

"Guys guys ntar yang cewek-cewek tidur barengan di kamar atas ya. Samping kamar gue." si empu-nya tempat berbicara. "Yang laki-laki ntar terserah mau tidur deretan di kamar bawah juga boleh, ruang tamu juga silahkan, bebas lah pokoknya. Oh, yang pacaran juga gak boleh ngewe sembarangan ya! gue tabok ampe ketauan." ancamnya serius namun dengan nada sedikit bercanda.

"Lah lo gimana sama War? gak ngewe juga dong?"

"Wah beda cerita kalo itu. Kan ini hari ulang tahun gue, jatah harus lah. Ya gak yang?" pemuda itu melirik kearah War yang tengah mengobrol dengan Thi dan Thana di teras.

War hanya memutar bola mata kesal. "Bacot yin anan!" sungutnya kesal, menghasilkan tawa dari yang lain.

"Jadi gimana, tadi kita ngomongin apa sih?" pemuda itu kembali melanjutkan obrolan dengan kedua temannya.

Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang