The One With A Crush

620 49 12
                                    

Present day
Jakarta, 2021

Pagi itu langit ibu kota berselimut awan gelap. Rintik hujan turun dengan deras membasahi bumi. Thi menatap sekilas keluar melalui jendela, kemudian kembali melanjutkan kegiatan mematut diri di kaca. Dia sedang bersiap untuk berangkat ke kantor. Bibirnya ikut bersenandung menyanyikan lagu berjudul Love Again milik Daniel Caesar yang tengah diputar dari speaker ponselnya.

Lagu terhenti ketika ada sebuah panggilan masuk.

"Halo?" sapanya pada si penelpon.

"Thi gue udah di lobby."

"Oh, oke bentar ya hun."

PIP

Sambungan terputus. Thi kembali merapihkan kerah bajunya di depan kaca untuk terakhir kali sebelum meraih tas lalu memasukkan barang-barang yang akan ia bawa. Setelah yakin bahwa tidak ada lagi yang tertinggal, pria tersebut lantas berjalan keluar untuk menemui Sehun di lobby.

Sehun itu merupakan teman sekantornya, bagian marketing. Pemuda kelahiran Manhattan, dengan ayahnya yang blasteran Indonesia-Korea Selatan dan ibunya yang asli lahir dan besar di Boston. Kebetulan mereka tinggal di apartemen yang sama, hanya beda tower saja. Mobil Thi masih berada di bengkel dan Sehun dengan senang hati menawarkan diri untuk mengantarnya pergi ke kantor setiap hari. Sekalian katanya, toh mereka bekerja di tempat yang sama.

Thi melangkah keluar dari lift. Menatap sekeliling untuk menemukan Sehun yang ternyata tengah berdiri di dekat pintu masuk. Ia berjalan cepat menuju pria tersebut.

"Maaf ya hun agak lama." ujarnya tidak enak hati. Sehun menoleh kearahnya, tersenyum ramah.

"Nggak lama kok." ujarnya. "Ada yang ketinggalan lagi gak kayak kemaren?"

Thi tertawa pelan, mengingat kebodohannya tempo hari lalu. "Nggak anjir, udah semua ayok." sahutnya.

"Tunggu disini, gue ambil mobil dulu."

"Emang parkirnya jauh?"

"Nggak kok, itu di depan situ." tunjuknya.

"Yaudah bareng aja."

"Gak usah, tunggu disini aja. Ntar baju lo basah. Payung gue kecil."

Thi akhirnya mengangguk mengiyakan. Pandangan matanya mengikuti gerak gerik Sehun yang berlari kecil menuju mobilnya. Beberapa menit kemudian pria itu sudah sampai di hadapannya lagi. Thi berjalan dan memasuki kursi penumpang.

"Pake seat belt dulu thi." ujar Sehun mengingatkan.

"Oh iya." sahut Thi. "Udah."

Sehun mulai menjalankan mobilnya. Membelah jalanan ibu kota yang lebih padat dari biasanya. Mungkin karena hari sedang hujan juga. Orang-orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk beraktivitas dibandingkan dengan kendaraan umum.

Lantunan lagu Lauv yang berjudul I Like Me Better mengisi kesunyian yang tercipta. Thi masih memfokuskan pandangannya ke luar, memperhatikan rintik hujan yang turun membasahi, menikmati sejuknya udara.

"Gue suka banget sama hujan." ia berujar tiba-tiba. Sehun mengalihkan pandangan kearahnya.

"Kenapa tuh?"

Thi menarik nafas dalam lalu menaikan bahu. "I don't know, i just love the feelings. Kayak... adem aja gitu? sejuk terus peaceful." ia menoleh lalu tersenyum hangat. Mata keduanya saling bertubrukan.

Jantung Sehun mulai berdetak kencang tidak karuan.

Oh please... don't smile at me like that. Have some mercy for my heart thitipoom! batinnya menjerit.

Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang