Memiliki tubuh proporsional dengan wajah rupawan merupakan anugrah terbesar dari Tuhan untuk makhluk ciptan-Nya. Sehun merupakan salah satu diantara mereka yang mendapatkan keuntungan tersebut. Campuran darah Korea, Amerika, dan Indonesia yang mengalir dalam tubuhnya membuat Sehun memiliki kesempatan yang lebih besar dalam memilih pasangan hidup.
Kasarnya, dia hanya 'tinggal tunjuk' saja siapa orang yang beruntung tersebut maka Sehun akan mendapatkannya.
He is THAT attractive.
Namun sayang sekali, untuk kali ini orang yang dia 'tunjuk' menolak mentah-mentah dirinya.
Thitipoom.
Pemuda berwajah manis itu berhasil menarik perhatiannya. Membuat Sehun ingin memiliki seutuhnya.
Thitipoom itu menarik. Kalau kata orang, sex appeal-nya kuat sekali.
Bibir berwarna pink ranum.
Kaki yang jenjang.
Tubuhnya juga ideal. Tidak gemuk atau kurus. Berisi.
Dan yang terakhir, bagian yang paling Sehun suka. Matanya.
Matanya berbentuk bulat dengan iris berwarna coklat terang. Akan menyipit membentuk bulan sabit ketika pemuda itu tertawa dan Sehun suka sekali melihat itu.
Pancarannya selalu teduh dengan pandangan yang menghipnotis.
Kali ini mata itu sedang bebinar ketika membicarakan seseorang dari masa lalunya. Seseorang yang telah merebut hatinya. Seseorang yang Sehun harap adalah dirinya.
Namun, bukan dia orangnya. Bukan Sehun yang menguasai hati Thitipoom.
"Lo sayang banget sama dia ya?" ucapnya setelah Thi selesai berbicara. Pemuda itu hanya menatapnya dengan agak lama lalu menyunggingkan senyum tipis. Ia menghela nafas dengan berat. "Sejelas itu ya?" sahut Thi.
Sehun mengangguk. "Gue beneran udah gak ada harapan ya?" dia kembali bertanya.
Dirasakannya tangan Thi menggenggam miliknya. Keduanya saling bertatapan. "Hun, lo bisa dapet yang lebih dari gue. Dan gue rasa kita lebih nyaman sebagai teman." ujarnya lembut.
Sehun menyunggingkan senyum tipis. Membawa punggung tangan Thitipoom mendekat pada bibirnya kemudian mengecupnya pelan. "Fine." akhirnya dia menyerah.
Keduanya kembali terdiam. Menikmati angin malam yang sejuk.
"Thi..." panggil Sehun tiba-tiba.
"Hm?"
Sehun menelan salivanya dengan susah payah. Menatap Thitipoom dengan ragu. "Can I- err..."
Ia menghela nafas.
"Can I kiss you?" tanyanya dengan hati-hat8.
Tawa kecil terdengar dari bibir Thi kali ini. Pemuda itu terlihat mempertimbangkan permintaannya sebentar kemudian mengangguk kecil. "Okay, just this one."
--Piece of Heart--
Tawan melihat jam di pergelangan tangan. Menunjukkan waktu yang sudah mendekati tengah malam. Pemuda itu bergerak gelisah di dalam mobil. Ragu-ragu untuk turun dan berjalan ke tempat yang di tuju. Ia menghela nafas berat. Thitipoom pasti sudah tidur di jam segini. Namun, dia tidak tahu lagi harus kemana. Tawan tidak ingin pulang ke apartemennya.
Ada Apple disana. Masih menangis tersedu akibat pertengkaran mereka.
Atau mungkin wanita itu sudah kembali pulang ke rumahnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart
Romancea Taynew FanFiction by Cielainsley Hanya sebuah kisah tentang Thitipoom dan Tawan. Dua insan manusia yang dengan sadar menitipkan separuh hatinya pada satu sama lain. Thi yang berjiwa bebas dan Tawan yang seorang pemikir ulung. Bagai dua kutub magne...