Those Who Are Playing With Fire (Part I)

522 46 0
                                    

Flashback
Setting of time:
around the year 2011

It was a nice morning. Mentari setengah bersembunyi di balik awan. Tidak terlalu terik. Menjadikan udara terasa sejuk. Mungkin efek hujan lebat yang berlangsung dari tadi malam hingga dini hari. Thi suka sekali disaat cuaca bersahabat seperti ini.

Pikirannya masih melayang kemana-mana ketika dirasakan sebuah lengan melingkar erat pada pinggangnya. Membawa tubuhnya mendekat hingga menempel pada dada bidang sang lelaki. Thi bergidik ketika hembusan nafas orang tersebut menerpa daerah diantara perpotongan lehernya. Ia memberikan akses lebih. Kedua matanya terpejam, menikmati cumbuan-cumbuan kecil yang pemuda itu berikan.

"Kok udah bangun?" bisik Thi hampir tidak terdengar. Ia menolehkan kepala.

Cup!

Si pria menjatuhkan kecupan tepat di bibir. Thi menyunggingkan senyum di sela ciuman mereka.

Kecupan yang kedua berlangsung cukup lama. Saling berbagi hangat lewat hembusan nafas. Tubuh saling bergesekan tanpa ada kain yang menghalangi. Menimbulkan gairah sensual yang tak terelakan.

Nafas Thi terengah ketika cumbuan tersebut beralih pada kedua tulang selangka. Tubuhnya menggeliat tidak karuan menikmati setiap sentuhan.

"Wan..." desahnya.

--Piece of Heart--

"Nanti malem kamu dateng?"

"Dateng, kenapa?"

"Sama Apple?"

Tawan menghela nafas pelan. Membalikkan tubuhnya untuk menghadap Thi yang masih duduk di pinggir kasur. "Thi, we talked about this."

Thi berdecak kesal. "I know, i know." jawabnya terpaksa. Ia bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekat.

"Sampe kapan kita begini wan?"

Satu pertanyaan yang tidak bisa Tawan berikan jawabannya.

--Piece of Heart--

"Cheers!"

Dentuman musik terdengar memekakkan di telinga. Bersaut-sautan dengan seruan muda-mudi yang tengah meliukkan tubuh dengan bergairah. Perayaan kali ini di sponsori oleh Jumpol yang berhasil menang kasus pertamanya di pengadilan dua hari yang lalu. Sekalian temu kangen dengan anak-anak juga katanya.

Pemuda itu tengah menggerakkan tubuh dengan asik di lantai dansa bersama Anan dan beberapa teman mereka. Sudah mabuk sepertinya. Tawan, Oab, dan yang lain masih cukup sadar untuk duduk manis di meja VIP.

"War laki lo tuh!"

"Ah biarin aja dia mah!" sahut War dengan acuh lalu kembali menenggak wiski di gelas.

Thana tertawa kecil mendengar jawaban pemuda itu.

"Thitipoom!"

Thi tersentak mendengar namanya di serukan dari microphone. Ia melihat kearah DJ stage tempat dimana Jumpol berada. Pemuda itu menunjuk kearahnya. Menjadikan Thi pusat perhatian.

"Oh my God.." ujarnya diiringi dengan helaan nafas. Berusaha menutupi wajah. Malu.

Dia masih sepenuhnya sadar omong-omong.

Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang