Flashback
XY University
Depok, Indonesia
October 2010"Kit, anjir lama banget sih!"
"Yaelah marah-marah mulu. Ribet nih Thitipoom. Nih kue-nya." Krist menyerahkan kotak kecil berisi sepotong kue red velvet pada Thi. "To, pegangin ini buket bunganyaaa..." Ia merengek pada sang kekasih. Singto terkekeh pelan. Mengambil sebuah buket bunga besar yang sedari tadi dibawa Kit. "Perasaan bukan pacar gue yang sidang kenapa gue yang ribet ya?" keluhnya. Mendelik sebal kearah Thi yang sedang sibuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Selempang warna hitam berbahan suede yang bertuliskan nama Jumpol Sadewa Adulkittiporn S.H.
"Ya kan gue tadi lagi praktek ngetest OP di lab makanya gak bisa ngambil itu buket sama beli kue-nya." Ia beralasan. "Lagian mana gue tau pegawai tokonya tiba-tiba gak bisa nganterin karena istrinya lahiran."
Kit mendengus malas. Ia menghela nafas lelah lalu mengedarkan pandangan kesekeliling lorong lantai 4. Ramai. "Rame banget ini lorong. Pusing gue liatnya." keluh Kit.
"Ya namanya juga lagi pada sidang beb." Singto menyahut. "Thi, yang hari ini sidang bang Jumpol doang?"
"Ya nggak lah. Lo gak liat itu orang banyak?"
Singto mengesah sebal. "Maksud gue anak tongkrongannya bang Jumpol ada juga gak yang lagi sidang?" ujarnya lalu menoyor kepala temannya itu gemas. Thi sedikit oleng dari posisi jongkoknya. "Bang Oab deh kayaknya. Lupa gue, gak ngurus. Bukan pacar."
"Tawan bukan pacar tapi lo urusin tuh?" celetuk Singto yang menghasilkan delikan mematikan dari Krist dan Thi. "Aduh!" kompak keduanya memukul kepala Singto berbarengan. "Kit kok kamu ikutan geplak aku sih?!" protesnya pada sang pacar.
"Singto mulutnya anjir!" bisik Krist. "Ini lagi di gedung FH njir. Satu fakultas tau Thi pacarnya pentolan FH." lanjutnya. Singto melirik kearah Thi yang sedang menatapnya tajam. Ia menyengir lebar. "Hehe... jangan marah Thi."
"Diem. Jelek lo Singto. Males gue."
"Ya makanya lo tuh jangan main api."
"Singto!"
"Wey ada apaan nih ribut-ribut?" Thi hendak menggeplak lagi kepala Singto ketika sebuah suara menginterupsi. Tawan-dengan cengiran lebarnya- dan beberapa teman satu fakultasnya berjalan ke arah mereka. Langsung merangkulkan lengannya pada bahu Singto.
"Ngapain lo disini?" Krist menatap risih kearahnya. Membuatnya meringis pelan. "To pacar lo serem banget kayak mau makan orang." adunya. Singto hanya terkekeh pelan.
Krist membulatkan matanya. Melotot tajam ke arah Tawan. "Iya mau makan lo. Ngapain anjir Tawan lo disini?"
Tawan tertawan kecil. "Bang Jumpol kan sidang. Ya kali pentolan hukum lagi sidang adek tingkat gak dateng."
"Wan, kita kesana dulu ya." Harit, teman satu fakultasnya berujar. Tawan mengangguk. Hanya tinggal mereka berempat sekarang. Ia melirik kearah Thi yang sedang sibuk mencari sesuatu di tas. "Thi nyari apa?" Thi terdiam sebentar. Melirik malas kearahnya lalu kembali mengubek-ubek tote bag berwarna navy miliknya. "Korek." jawabnya ketus.
Krist dan Singto saling berpandangan satu sama lain. Seolah menanyakan apa yang terjadi dengan teman mereka yang tidak biasanya bersikap ketus terhadap Tawan.
Singto menyenggol Tawan dengan sikunya. Bertanya tanpa suara yang dihadiahi helaan nafas dari temannya itu. "Berantem lo berdua?" bisiknya. Tawan hanya melihat kearahnya sekilas lalu berjalan kearah Thi. Menjongkokkan dirinya agar sejajar dengan pemuda itu. "Nih." ujarnya seraya menjulurkan korek kehadapannya. Thi melirik malas. "Gak jadi." ujarnya. Ia beranjak berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Piece of Heart
Romancea Taynew FanFiction by Cielainsley Hanya sebuah kisah tentang Thitipoom dan Tawan. Dua insan manusia yang dengan sadar menitipkan separuh hatinya pada satu sama lain. Thi yang berjiwa bebas dan Tawan yang seorang pemikir ulung. Bagai dua kutub magne...