04

46 7 0
                                    

You guys know how to Apreciatte writers, right?

Happy reading~

(๑•́ ₃ •̀๑)

Hari yang mendebarkan bagi semua murid SMA Cahaya. Iya, Resital yang sejak tiga bulan lalu dipersiapkan, akhirnya datang juga.

Hari ini, tak akan ada lagi ke stress an Yura tentang masalah kostum. Tak ada lagi bacotan Rayna yang menggema dikala waktu latihan. Tak ada lagi keributan dan drama yang terjadi selama latihan.

Hal-hal seperti itulah yang akan dirindukan. Jikalau disuruh mengulang? Jelas jawabannya mau. Tetapi Yura hanya ingin bekerja sama dengan orang-orang yang mau dan ikhlas.

Kelas Yura kebagian nomor urut tiga. Cukup beruntung saat pengundian nomor urut. Tidak terlalu awal dan tidak terlalu akhir.

Resital kali ini bertemakan wonderful of indonesia. Semua kelas menampilkan hasil dari kerja keras mereka. Yura dan teman-temannya kebagian menampilkan musik dan tarian dari daerah papua. Setiap kelas punya bagian daerah masing-masing.

Pementasannya dilakukan di aula utama sekolah. Orang tua murid ikut menonton juga. Bahkan, alumni juga banyak yang datang! Bayangkan semenegangkan apa nanti.

"Yo guys. Kumpul"

Rayna meminta kita semua untuk berkumpul membuat sebuah lingkaran.

"Terhitung tiga bulan kita nyiapin ini semua. Keringat, waktu, tenaga kalian juga terkuras. Semoga kita bisa menampilkan yang terbaik. Tanamkan di masing-masing diri kita bahwa kita pantas mendapatkan hal-hal yang baik pula. Maka dari itu, usaha yang kita lakukan ini tak akan sia-sia."

Semuanya nampak serius sekali mendengar pidato penyemangat dari Rayna. Wajah mereka super tegang. Walaupun bukan kali pertama kita resital, tapi rasanya tetap sama seperti pertana kali.

"Untuk kelancaran, mari kita berdo'a sesuai kepercayaan masing-masing. Berdo'a dimulai."

Semuanya menundukan kepalanya masing-masing. Berdo'a dengan sangat khidmatnya. Memohon semua kelancaran acara ini pada Tuhan. Semoga semuanya baik-baik saja.

"YOK!! MIPA DUAAAAA, BISA!!."

Setelahnya kita benar-benar memasuki aula. Dimulai dari para tim paduan suara yang masuk lewat sisi kanan dan kiri panggung. Sambil bersuara seperti layaknya orang papua.

Lalu dengan aba-aba, tim paduan suara dan tim musik sudah berada di posisinya masing-masing. Pertunjukan kami dimulai dengan sebuah narasi yang dibacakan lantang oleh Yuna.

Menceritakan seekor burung cantik yang hidup dan tinggal di tanah indah papua, Cendrawasih putih yang diperankan oleh Lia. Sang Cendrawasih yang mulanya hidup tenang, damai, terbang kesana kemari dengan cantiknya, seketika lenyap ketika beberapa pemburu mengincarnya.

Sang Cendrawasih terluka. Lalu datanglah seorang kepala suku bersama kawanannya. Mereka marah sekali. Aksi baku hantam pun tak terelakkan. Mereka sangat terpukul melihat sang Cendrawasih, hewan yang sangat mereka hormati, terbujur kaku.

Lalu, dengan segenap kepercayaan dan keyakinan, mereka-sang kepala suku dan kawan-kawannya-melakukan sebuah ritual pembangkitan sang cendrawasih.

Ritualnya berhasil. Sang cendrawasih pun dibebaskan dan diharapkan bisa terbang kemanapun ia berada.

Lalu kami mulai dengan nyanyian lagu Yamko Rambe Yamko. Part solois Yura mengundang decak kagum dari beberapa orang karena gilanya aransemen yang kami buat.

Kita melakukan medley lagu daerah papua. Lagu Apuse pun tidak lupa dinyanyikan. Disajikan dengan beberapa koreografi. Tak lupa tim penari yang hebat juga.

Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang