24

13 2 0
                                    

Hai, sorry (again) for the late late late  update, (still) hectic in real life. But anyways,

Happy Reading!

(╥﹏╥)

"Mic test, one two three," Angkasa sedang melakukan final cross check demi kelancaran pensi yang akan di gelar kurang dari satu jam lagi.

"Pak, naikin lagi gain sama bass nya, biar enak ngomongnya gak melengking." Ia berbicara dengan sound engineering dan dijawab dengan jari yang berbentuk huruf O tanda setuju.

Setelah itu, Angkasa pergi menghampiri stand-stand makanan yang mulai bersiap-siap untuk berjualan. Dari mulai milk tea boba yang manis-manis sampai seblak jeletot yang pedes-pedes cocok dinikmati di cuaca yang panas ini.

"Javi disini, Ada yang sama Angkasa? Maaf harap ke seksi konsumsi sebentar, ada masalah disini. Lanjutkan."

Walkie-Talkie yang disematkan di kanan pinggangnya berbunyi, merasa namanya di panggil, lekas Angkasa menjawab sembari menggenggam Walkie-Talkie tersebut.

"Angkasa disini, Gue segera kesana. Over."

Angkasa berpamitan ke para pedagang yang ada dan berlalu menuju ruangan seksi konsumsi. Ia berjalan dengan cepat. Melewati Yura dan Rahma yang sibuk di meja registrasi.

"Ra, maaf. Bukannya lancang, tapi... Kayaknya lo sama Angkasa lagi marahan ya?"

Yura yang sedang sibuk cross check daftar tamu otomatis menoleh. Alisnya mengkerut. Se keliatan itu, kah?

Sambil tersenyum masam, Yura menggeleng kecil. "Nggak, Angkasa orangnya emang gitu. Kalau lagi fokus sama sesuatu, yang lain dilupain."

Yura berbohong dan Rahma hanya mengangguk-angguk paham. Yura bersyukur karena Rahma tidak bertanya lebih jauh tentang Ia dan Angkasa.

Gerbang di buka lima belas menit sebelum acara di mulai. Sekarang arloji Yura menujukkan pukul 13:45, iya. Gerbang dibuka pukul 14:00. Waktu cuaca lagi panas-panasnya. Tapi tenang, pensi disini pake tenda.

Herannya sebelum itu ada aja yang berulah. Geng Haikal dan kawan-kawan menerobos pagar dengan cara memanjat. Orang-orang di luar pagar yang mayoritas warga sekolah hanya bisa menghela nafas.

Yura dan Rahma kontan melotot tajam. Langsung berdiri dari duduknya menghampiri Haikal dan Lukas.

"HEEEEEI! STOP JANGAN BERGERAK!"

Yang dipanggil otomatis diam dan berbalik. Namun Yura mendapatkan tatapan tengil dan jail dari mereka.

"Tolong jangan berulah, cuma lima belas menit lagi, please balik keluar." Yura berbicara dengan nada ketus.

Haikal dan Lukas hanya terkekeh kecil. "Justru itu, tinggal lima belas menit lagi, mending gue langsung masuk aja."

Yura memicingkan matanya, "Yaampun, mana ada peraturan gitu!" Yura melirik ke arah Lukas dengan penuh amarah. "Lu lagi, kas! Bukannya bantuin gue! Malah ngerusuh!"

Yura menahan mereka dengan menarik ujung kemeja Haikal yang keluar. "Stop disini jangan kemana-mana." Ia melirik Rahma yang takut karena tidak ingin berurusan dengan berandalan sekolah. "Ma, hubungin si Angkasa cepet." 

Haikal dan Lukas hanya memutar bola matanya malas. Sebetulnya mereka hanya iseng. Karena seru saja membuat panitia kewalahan. Sangat menghibur.

Setelah beberapa kali di panggil lewat walkie-talkie namun tak ada respon, akhirnya Rahma memutuskan mencari Angkasa dan meninggalkan Yura sendirian.

Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang