25

11 2 0
                                    

HAIII. Apa kabar? Stay safe dan stay healthy ya kalian. Akhir-akhir ini kasusnya melonjak😣

Anyways,

Happy Reading!

"MAKASIH ATAS KERJA SAMA NYA SEMUA!"

Begitulah ucapan yang mengakhiri hari ini. Pensi selesai lima belas menit yang lalu. Lapangan dan stand makanan mulai sepi dan hari mulai menggelap.

Setelah foto bersama dengan para guest star, para panitia lekas melakukan operasi bersih-bersih. Yura kedapatan membersihkan wilayah panggung dan lapangan bersama teman-teman sedivisinya.

Sedang asyik-asyik menyopoti dekorasi panggung, Rahma memanggil dari bawah panggung.

"Ra! Nih Kak Jae nyariin."

Yura mengerutkan alisnya bingung.

Ngapain pake acara nyamperin segala, sih?

Tapi ia tetap menghampiri Jae.

"Apaan?" Tanya Yura dengan nada sewot karena sudah mulai capek.

"Dih, galak banget,"

Yura hanya memutar bola matanya malas.

"Balik kapan lo? Mau bareng nggak?"

Yura menggeleng kepalanya pelan. "Nggak usah, lo balik duluan aja. Gue masih lama soalnya belom beres-beres sama rapat evaluasi."

"Seriusan, nih? Kalau nggak gue izinin lo supaya balik duluan deh." Jae menawarkan opsi lain namun tetap ditolak oleh Yura.

"Apaan sih, bang. Gak enak lah sama temen-temen yang lain. Dah sono lo balik!"

Percakapan berakhir dengan Yura yang mengusir Jae dari hadapannya. Selepas itu, sekitar pukul tujuh Yura mengambil makan malam ke ruangan konsumsi dan ikut membagikannya.

"Siapa lagi yang belum dapet makan? Harap keruang konsumsi secepatnya."

Yura mengabari lewat walkie talkie digenggamannya. Semua panitia sudah mengambil jatah makan malamnya masing-masing. Hanya satu orang yang Yura belum lihat batang hidungnya.

Iya, Angkasa.

"Yang Angkasa sama gue aja kasihinnya,"

"Iya, kak." Chandra menyodorkan satu kotak makan dan satu botol air mineral lagi pada Yura.

"Thanks, duluan ya!"

Chandra mengangguk. Yura melangkahkan kaki dari ruangan tersebut dan bergegas mencari Angkasa.

Setelah mencari kesana kesini ternyata Angkasa berada di dalam ruangan UKS. Ia terbaring dengan matanya yang tertutup. Yura lekas membuka pintunya perlahan. Terlihat figur dua orang disana.

Ada Angkasa yang sedang berbaring dan Lita yang duduk membelakangi Yura.

Yura hanya menghela nafas lelah. Mencoba terbiasa dengan kenyataan-kenyataan yang mengejutkan dirinya.

"Permisi,"

Lita menoleh. Ia terkejut oleh kedatangan Yura.

"Eh, Kak Yura! Maaf kak, aku cuma mau bangunin Kak Angkasa karena dia belum ambil konsumsi."

Yura mengangguk dan tersenyum kecil.

"Makasih udah mau nyariin. Ini makanannya gue taruh sini ya. Gue pamit dulu."

"Eh, Kak!" Lita menahan pergelangan tangan Yura. "Gak usah, aku aja yang pergi. Kakak lebih berhak di sini."

Lita pamit dan pergi dari hadapan Yura.

Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang