17

17 3 0
                                    

HAII!!! APA KABAR HUHU I'M BACK!

[h a p p y • • r e a d i n g]

Malam itu Angkasa sedang berkutat dengan laptop nya. Ia sibuk menganalisis proposal kegiatan pensi tahun lalu. Jemari nya lincah bergerak di atas keyboard yang beberapa abjad nya sudah mulai pudar di makan waktu.

Kemudian jemari nya berhenti bergerak. Angkasa termenung pada bagian anggaran dana kegiatan pensi. Ia belum bisa mengira-ngira berapa besar anggaran yang harus disiapkan.

"Anggaran tahun kemarin gila juga ya, ngajuin seratus juta ke sekolah di acc nya cuma sepuluh juta. Apa-apaan... Setengahnya aja nggak,"

Angkasa kembali menekan-nekan keyboard laptop nya sambil misuh-misuh lantaran kesal karena sekolahnya itu memang pelit perihal memberi anggaran kegiatan.

"Acara aja mau bagus, ngasih dana nya pelit. Gimana sih... Ada-ada aja. Sekolah siapa sih?!"

Begitulah keadaanya. Bertanya sendiri, menjawab sendiri. Memang Angkasa ini anak yang sangat mandiri.

"Hm, buat Anggaran guest star... Gue telepon Yura aja kali ya???" Angkasa mengambil gawai nya yang terletak tidak jauh dari dirinya. Ia menekan dial panggilan dan terhubung.

"Okeee, let's see.. Anjir kok gue deg deg an sih, padahal cuma teleponan. Oke calm down calm down," Angkasa menaruh gawai tersebut tak jauh dari laptop nya, ia fokus lagi pada layar di depannya sambil menunggu telfonnya di angkat.

"Halo?"

Angkasa gelagapan sendiri. Anjir suaranya gemes banget! Sambil me-loud speaker gawainya Angkasa lekas menjawab.

"Iya halo Raaa?"

"Iya, Sa? Kenapa nelfon?"

"Ini, lo gak sibuk 'kan?"

"Hah? Enggak kok—Januar diem dulu lo rusuh banget sih?!—"

Angkasa terkekeh sedikit karena kericuhan Yura yang entah kenapa terdengar merdu di telinga Angkasa. /ini sih bucin/

"—Enggak Sa, gue gak sibuk. Cuma maaf aja kalau ribut-ribut, Januar main game di kamar gue soalnya."

"Iya iya santai aja. Gue mau nanya soal anggaran dana nih, kira-kira lo tahu gak, band abang lu butuh dana segimana?"

"Duh, bentar ya, Sa. Gue kalau masalah anggaran dana gitu kurang tahu menahu. Bentar gue tanya abang dulu, sabar."

"Oke-oke santai." Setelahnya Angkasa mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru dan suara pintu yang di ketuk tidak sabaran.

"Bang, sibuk gak? Gue mau ngomong serius nih."

"Lo gak liat gue lagi ngapain?"

"Ye, gue punya mata kali. Stop dulu main game nya gue mau nanya serius."

"Lima menit buru. Kalau gak penting gue tendang lo dari rumah ini."

Angkasa terdiam mendengarkan percakapan adik-abang yang sangat familiar ini. Mengingatkannya pada sang kakak perempuan yang kini sedang merantau di luar kota. Angkasa jadi rindu. Rindu untuk membuat keributan maksudnya. Hehe.

Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang