19

16 2 0
                                    

Selamat hari raya idul fitri 1442 Hijriyah bagi yang merayakan! Okey, let's gooo happy reading!

[h a p p y • • r e a d i n g]

Sudah terhitung tiga bulan lamanya Yura di sibukkan dengan kegiatan pensi yang nanti akan di laksanakan. Kini, ruang osis sudah menjadi rumah kedua bagi Yura. Intensitasnya bertemu dengan Angkasa pun semakin meningkat.

Dari berangkat hingga pulang bersama sudah menjadi rutinitas mereka berdua. Hingga tak ayal orang lain sudah melabeli mereka bak lem dan perangko. Mereka juga sudah menganggap Yura dan Angkasa tengah menjalin suatu kisah anak sekolah menengah atas.

Ah, hal baru yang Yura lakukan selama ini tak lain dan tak bukan adalah berjualan untuk kepentingan dana usaha kegiatan pensi. Hal yang di jual pun beragam. Tetapi yang paling populer adalah risol buatan mama Javi. Risolnya selalu sold out padahal Yura baru saja datang ke kelas dan baru saja meletakkan kotak risol tersebut di atas bangkunya.

Yura yang awalnya tidak begitu suka makanan ini, ia jadi menyukainya! Sangat! Karena isian risol ini bukan isian sayur seperti kebanyakan warung-warung yang Yura temui. Melainkan isi sosis dan telur yang di selimuti saus cabai dan mayonaise!

Bentuk risolnya juga unik. Bukan lonjong, tetapi berbetuk segitiga. Harganya memang sedikit mahal dari risol biasanya, tapi Yura seratus persen yakin kalian tidak akan menyesal membelinya.

Mengenai risol, ada satu kejadian yang sempat buat heboh dan kocak satu angkatan. Beritanya cepat menyebar saking berpengaruhnya orang yang terlibat. Jadi, waktu itu Yura absen satu jam pelajaran karena ada rapat audiensi bersama pihak management band Enam Hari. Karena dana usaha tetap berjalan, alhasil Yura menitipkan dagangannya pada teman sekelasnya.

Singkat cerita, kelas Yura saat itu kosong karena jam pelajaran olah raga. Entah bagaimana, saat itu pintu kelas terbuka lebar. Otomatis sekotak risol yang menggiurkan itu terpampang jelas dari luar karena benda tersebut diletakkan di bangku paling depan.

Kelas sebelah sedang free class. Tetapi semuanya hanya berdiam diri di kelas terkecuali siswa bernama Haikal. Ia sedang asyik main game di luar kelasnya sembari duduk di kursi koridor.

Melihat kelas Yura yang terbuka pintunya, ia inisiatif menutupnya. Khawatir ada orang lain yang mencuri risol-risol yang mengenyangkan perut itu. Tetapi agaknya niat Haikal ini di salah artikan oleh Rean. Yang saat itu sampai ke kelas duluan sambil menenteng sepatu bola nya.

"Heh! Abis ngapain lo?!" Rean yang orangnya mudah curigaan pun langsung menuduh Haikal.

Haikal yang tidak terima di gas, ia pun membalas dengan sama. "Lo gak liat gue lagi ngapain?!"

Rean menelisik Haikal dari atas rambut hingga ujung kaki. Kemeja yang sudah keluar, celana cutbray, rambut gondrong. Memang potensi yang sangat cocok untuk di tuduh.

Urakan banget nih bocah.

"Lo ngapain dari kelas gue?! Mencuri ya, lo?!"

Haikal kontan melotot tajam. Ia melepaskan headset yang terpasang ditelinganya dengan kasar. Dan bersikap menolak pinggang "Sekate-kate banget lo ngomong? Niat gue baik nutupin nih pintu supaya risol di kelas lo gak kecolongan orang!"

"Masa sih? Kok gue gak percaya?" Rean menghampiri Haikal sambil menyunggingkan senyum meremehkan.

Haikal mendecak dan mendelikkan matanya. Tak lupa ia sedikit menaikkan dagunya.

Letting GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang