7. Bunga Mawar

65 16 2
                                    

• | H A P P Y   R E A D I N G | •

🌻

07. Bunga Mawar

Wajahnya memang cantik sedari lahir. Dengan senyuman manis yang memikat hati. Kata orang, kebaikannya juga membuat wajahnya terlihat seperti bersinar.

Tapi saat ajal sudah menjemput, kecantikan itu seperti tidak ada artinya lagi. Karena kini sudah berganti dengan wajah yang pucat.

Tersisa senyuman yang tak pernah bohong. Selalu memberikan satu garis yang menghangatkan.

“Anak ibu udah gede ternyata. Hidup berkembang dibawah tangan Mas Dewa tidak gagal juga,” ucap Aluna sembari mengusap lembut kedua pipi mulus Jeff.

“Ibu apa kabar? Udah lama gak jumpa,” balas Jeff ikut tersenyum. Senyuman yang sampai saat ini selalu memberikan efek kebahagiaan.

Aluna hanya menggelengkan kepala. Melangkah menjauh lantas duduk ditepi ranjang.

“Ada banyak hal yang harus diluruskan, Jeff,” kata Aluna sembari tangannya menepuk tempat kosong disampingnya. “Duduk disamping Ibu sini.”

Cowok itu mengangguk menurut. Duduk disamping Aluna sembari menaruh kepalanya dipundak. “Kangen, Ibu,” ucap Jeff merajuk seperti anak cowok dengan usia dini.

Tanpa membalas ucapannya Jeff, Aluna hanya terus menebar senyuman.

“Ada banyak hal di dunia ini yang harus kita terima dengan lapang dada. Karena apapun yang terjadi sudah digariskan takdirnya sama yang Maha Kuasa. Kematian itu pasti, Jeff. Gak bisa nyalahin siapapun.”

Tangan Aluna bergerak mengusap bahu Jeff lewat belakang tubuh cowok itu. “Jujur sakit kalau ngeliat kamu yang kasar sama adikmu sendiri dengan alasan dia pembunuh. Ibu relain nyawa ibu biar dia hidup. Bukan disiksa lewat kata atau perbuatan. Dulu saat kamu masih kecil ibu titip adikmu bukan tanpa alasan. Tapi karena ibu tahu kamu mampu, kamu bisa. Yang ibu tahu, jagoan ibu yang satu ini baik banget anaknya. Tapi kok sekarang gini?”

“Ibu sayang banget sama Indi?”

“Ya, mau kamu ataupun Indi, ibu sama-sama sayang. Kalian orang yang berarti buat Ibu. Jeff, kamu udah gede sekarang. Kalau pemikiran kamu masih kayak gitu, artinya kamu masih kecil. Kelahiran Indi tepat sama ibu pergi. Gak ada pembunuh disini. Ini takdir yang harus kamu terima. Artinya Allah itu masih sayang kamu. Karena setelah kepergian ibu, kamu dapat seseorang yang baru. Seseorang yang kalau kamu buka mata sangat sempurna.”

メメメ

Setelah mimpi yang hadir tadi malam Jeff jadi sedikit murung. Wajahnya yang memang jarang menunjukkan ekspresi kini benar-benar datar. Ia tengah berpikir tentang mimpi semalam yang membahas persoalan Indira. Satu kata bagi menurut Jeff, sulit. Setiap kali melihat wajah Indi bayangan Aluna selalu saja melintas. Membuat pemikiran buruk itu sulit untuk pergi.

Tidak mau menimbulkan debat dipagi hari, Jeff terpaksa membawa Indi ke sekolah bersama. Diberhentikan didepan kafe karena ingat permintaan Aluna semalam untuk menerima.

Tapi apa bisa Jeff mulai berbuat baik? Sedangkan dalam hatinya masih ada dendam juga pemikiran jika Indi tidak lahir.

Dari kejauhan terlihat sekolah sudah mulai ramai. Wajar saja, jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit. Sebenarnya mereka berangkat pagi dari rumah. Hanya saja kemacetan jalan membuat mereka jadi sedikit terlambat.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang