6. Sopan Santun

58 16 0
                                    

• | H A P P Y.   R E A D I N G | •

🌻

𝐆𝐮𝐞 𝐬𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐥𝐮 𝐬𝐨𝐩𝐚𝐧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝐆𝐮𝐞 𝐬𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐥𝐮 𝐬𝐨𝐩𝐚𝐧.

06. Sopan Santun

Malam hari yang cukup dingin akibat sisa-sisa hujan tadi sore membuat beberapa orang malas keluar rumah. Termasuk Indi yang awalnya berniat keluar menemui Nindi dirumahnya untuk meminta penjelasan tentang pelajaran tadi ia batalkan dan berakhir bermain bersama Orion di ruang keluarga.

Gadis itu kini sedang merasa senang, sebab untuk malam ini rumahnya yang selalu sepi kini berubah menjadi ramai. Ada suara Orion yang dari tadi merengek, tertawa bahkan menangis. Om Regan yang menyesap kopi dengan dinyalakannya televisi. Dan di dapur, ada Tante Nella yang tengah sibuk membantu Bi Ratih memasak. Rumah ini terasa lebih hidup dan berjalan semestinya.

"Om sama Tante berapa hari keluar kota?" tanya Indi yang dari tadi sibuk bermain bersama Orion. Menoleh pada Regan yang matanya fokus pada handphone dan membiarkan televisi menontonnya.

Regan mengangkat kepalanya, lalu tersenyum. "Lumayan lama kayaknya. Kami belum bisa menentukan berapa harinya."

Indi menganggukkan kepalanya mengerti. Sepertinya ucapan abangnya tadi benar. Mereka pergi karena kabur dari hutang kalah judi. Ya, Regan dari dulu seperti itu. Selalu kalah dalam judi dengan jumlah yang tidak main-main. Hanya saja sikap Jeff tadi siang tidak bisa dibenarkan.

"Orion besok naik pesawat ya sayang," ucap Indi pada Orion.

Orion yang tidak mengerti apa-apa hanya tertawa dengan mata yang semakin menyipit. Mata bayi itu memang sipit, menurun dari ayahnya. Pipinya juga tembem. Belum lagi ada dua gigi yang tumbuh membuatnya tampak semakin menggemaskan.

"Kamu sekarang sudah SMA, ya, Di. Sekolah dimana?" tanya Regan kala sudah selesai dengan urusannya.

"Di SMA Adiwarna kayak abang."

"Ohh disana juga ada adiknya ayahmu, kan?" tanyanya membuat Indi mengangguk. "Baik-baik ya sama abang kamu," ujar Regan membuat laki-laki yang berdiri diujung tangga mendengar suaranya tanpa sadar.

"Memang diantara kita ada yang nggak baik?" Pertanyaan Jeff membuat Indi dan Regan menoleh bersamaan. Disana Jeff berdiri dengan pakainya yang sudah rapih. "Di, anter gue ke supermarket," titah Jeff tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya yang menatapnya. Bahkan Nella dan bi Ratih pun ikut memperhatikan karena tiba-tiba saja ada suara Jeff.

Indi menggigit bibir bawahnya, ragu untuk menolak. "Abang bisa gak kalau sendiri? Diluar dingin."

"Jaket yang lo beli apa gunanya kalau lo masih ngeluh soal dingin? Buruan, gue tunggu diluar," ucap Jeff yang langsung keluar, seolah-olah perintahnya tidak bisa ditolak. Tapi memang seperti itu kenyataannya.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang