30. Berdamai dengan Keadaan

29 9 0
                                    

Gerbang SMA Adiwarna yang sejak beberapa jam yang lalu ditutup rapat akhrinya dibuka juga. Disambut baik oleh para siswa yang berbondong-bondong keluar sekolah lebih dulu. Seolah terbukanya gerbang tersebut sudah ditunggu-tunggu sejak tadi.

Nathan yang tadinya akan berbelok menuju gerbang bersama temannya mengurungkan niat dan berhenti melangkah membuat ketiga temannya menatap heran.

"Ada yang ketinggalan," ucap Nathan menjawab pertanyaan teman-temannya walaupun tidak terlontar.

"Apaan si? Gue pengen balik cepet, Cok!" Ramos yang sedari tadi kebelet buang air besar bertanya tidak santai. Ini semua akibat air sekolah yang tiba-tiba kering tak mengeluarkan satu tetes pun.

"Masa depan."

"Gue kira apaan, Jing! Dahlah balik duluan aja gue," jawab Ramos yang langsung melangkah cepat menuju parkiran bersama siswa yang lain.

"Bye, gue udah ada janji sama calon ibu rumah tangga." Kini giliran Nathan yang bergerak melangkah menjauh untuk memasuki area sekolah semakin dalam lagi.

"Lo?"

Jeff menunjuk dirinya sendiri dengan bingung atas satu kata yang menjadi pertanyaan Adit. "Kenapa gue?"

"Lo gak nyamperin Jessica? Lo kan lagi deketin dia."

"Oh." Jeff mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali. "Lagi males ketemu cewek dulu. Banyak pikiran gue. Gak mau nambah," lanjutnya lagi.

"Masih muda udah banyak pikiran. Cepet tua lo," cibir Adit.

Keduanya lantas berjalan berduaan menyusuri sekolah menuju parkiran.

***

Kafe didekat sekolah nampak sepi yang hanya diisi oleh beberapa siswa SMA Adiwarna yang baru pulang. Beberapa meja juga nampak masih kosong.

Indi bersama dengan Nathan masuk kedalam berdampingan. Membuat beberapa pasang mata menolehkan kepala untuk beberapa saat. Awalnya Indi sempat menolak untuk bertemu. Karena menurutnya tidak ada yang perlu diperbaiki lagi. Walaupun diperbaiki, belum tentu akan berhasil. Tapi paksaan Nathan membuatnya pasrah.

Langkah Indi mengikuti Nathan yang sepertinya akan duduk dipojokan ruangan.

"Kok ada kak Jessica?" Indi mengehentikan langkah sebentar saat ia merasa tujuan Nathan adalah Jessica.

Gadis yang tengah duduk sendirian sedang memainkan handphone.

"Dia tau."

Indi dengan cepat menarik tangan Nathan agar cowok itu batal kembali melangkah. Kedua bola matanya melotot tak percaya. "Kak Nathan kasih tau kak Jessica?" tanyanya curiga. Bagaimana tidak? Sampai detik ini orang terdekat yang sudah tahu hanya Nathan seorang. Karena sangat tidak mungkin jika Jeff yang memberi tahu.

"Gue gak sebodoh itu buat ngasih tau bocah freak kayak dia. Dia tau karena dikasih tau sama asisten rumah tangga lo."

"Kapan kak Jessica ke rumah?"

"Itu rumah lo. Ngapa nanya ke gue? Udah ah ayo samperin dia. Dia mau ngomong sesuatu katanya," ujar Nathan menarik tubuh Indi agar mengikuti langkahnya.

Jessica yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya fokus pada handphone kini mengangkat kepalanya saat suara langkah kaki terdengar mendekat. Sesuai dugaannya, orang yang ia tunggu akhirnya datang juga.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang