Happy Reading♡
———10. Jatuh sakit
Bahkan, sampai jatuh sakit sekali pun, dia tetap tidak peduli.
メメメ
"Bi, Indi udah turun belum?" tanya Jeff yang baru saja turun dari lantai dua. Ia sudah siap dengan seragam batik sekolah, terlihat sangat rapi meskipun dengan bajunya yang ia keluarkan. Aroma parfum yang menyuar menambah aura maskulin pada Jeff.
Bi Ratih yang tengah mencuci piring memutarkan badannya untuk menatap Jeff. “Kayaknya belum. Bibi belum liat soalnya.”
“Bisa tolong panggilkan? Biar gak telat. Ini udah siang soalnya,” pinta Jeff yang dijawab anggukan kepala dari bi Ratih. Wanita berumur itu berputar lagi untuk mencuci tangannya yang masih tersisa busa sabun.
“Biar bibi panggilkan dulu,” ucapnya lantas naik keatas. Berjalan melewati gundukan tangga dengan senyuman yang tiba-tiba saja tercipta.
Pagi hari seperti barusan membuat bi Ratih merasa senang. Hal kecil dimana Jeff menanyakan keberadaan Indi membuatnya merasa senang. Berharap perlahan ada perubahan pada Jeff.
“Non Indi,” panggil bi Ratih seraya mengetuk pintu. “Non Indi sudah bangun? Ini udah siang non,” ulangnya lagi.
Bi Ratih terdiam sejenak. Tidak biasanya anak bungsu majikannya itu tidak menjawab panggilan. Apa mungkin belum tidur? Bi Ratih memutar kenop pintu. Pintu yang biasanya dikunci itu kini ternyata tidak, memudahkan bi Ratih untuk masuk kedalam.
Terlihat tubuh Indi yang masih terlentang dengan seluruh tubuhnya ditutup oleh selimut tebal. “Ya Allah, belum bangun ternyata ....” Bi Ratih berjalan menghampiri ranjang Indi.
“Non Indi, ini udah siang non. Ayo bangun," panggil bi Ratih menepuk pelan tubuh anak majikannya.
Perlahan bi Ratih menurunkan selimut tebal yang menutupi. Ia terkejut melihat wajah Indi yang pucat tidak seperti biasanya. Kening yang bi Ratih pegang pun mengeluarkan hawa panas.
“Dingin Biii,” lirih Indi pelan mengangkat kembali selimut yang sempat diturunkan.
“Non Indi demam? Biar bibi bawa ke rumah sakit, ya,” ujar bi Ratih mulai khawatir.
Indi sontak menggeleng lemah sambil berucap parau, "Gak usah, Bi. Indi gak kuat bangun. Lemes."
"Ya Allah non ...." Bi Ratih menatap Indi kasihan. Ia jadi bingung sendiri harus melakukan apa sekarang. "Bentar bibi panggil mang Iman sama Den Jeff dulu buat bantu bawa non ke rumah sakit."
Selepas itu bi Ratih cepat keluar dari kamar mencari keberadaan Jeff yang tadinya diam di dapur namun kini sudah tidak ada. Bahkan di ruang keluarga juga. "Den Jef, den Jeff dimana?" panggil bi Ratih berteriak kencang karena rasa khawatir yang semakin membesar. "Keadaan lagi genting kok nggak ada." Bi Ratih menoleh ke kanan ke kiri mencoba mencari keberadaan Jeff yang tetap tidak ditemukan.
Bi Ratih menyerah mencari Jeff karena di setiap penjuru rumah, tubuh Jeff sama sekali tidak terlihat. Ia memutuskan untuk menghampiri mang Iman di pos satpam.
Ada yang aneh di garasi, tidak ada mobil yang sering Indi atau Jeff gunakan setiap pergi ke sekolah. Apa Jeff sudah berangkat sekolah? Tapi bukannya tadi Jeff meminta bi Ratih untuk dipanggilkan? Kenapa belum juga dikasih tau Jeff sudah lebih dulu pergi?
"Mang Iman!" panggil Bi Ratih cukup kencang. Mengesampingkan pikiran aneh tentang perginya Jeff.
Mang Iman yang tengah asik menikmati rokok dan kopi hangat di pagi hari terpaksa keluar dari pos cepat. "Ada apa, Bi?"