12. Aku Yang Kehilangan

70 13 0
                                    

Selamat soreeee. Kalau baca ini, jangan lupa vote dulu♡

Happy Reading
«—————————»

12. Aku Yang Kehilangan

Semua orang seolah menutup mata tanpa mengerti bagaimana sakitnya kehilangan. —Jeffrey Batara

Ketika gerbang sekolah dibuka, seketika orang-orang berhambur keluar dengan helaan napas lega. Bel begitu nyaring berbunyi, mengantarkan manusia berseragam putih abu itu melangkah keluar dari gedung sekolah saling mendahului.

Jeff menjadi salah satu siswa yang pulang cepat karena ingin menunggu seseorang. Kini ia tengah duduk diatas kap mobil dengan seragam putih yang sudah keluar dan kancing atasnya yang sudah terbuka. Pesona tampannya membuat beberapa siswa memperhatikan penampilan Jeff yang menurut mereka sangat mempesona.

Jarum jam yang ada dipergelangan tangan Jeff detik demi detik berputar membuatnya sadar sudah hampir setengah jam ia menunggu. Untung saja tadi pagi ia memarkirkan mobilnya dibawah pohon, jadinya kini ia tidak terlalu terkena sinar matahari langsung.

"Ya kali udah balik, gue kan disini dari bel bunyi." Jeff bermonolog dengan mata celangak-celinguk menatap lingkungan sekolah yang sudah berangsur sepi.

Jeff mengembuskan napasnya. Sepertinya hari ini belum waktunya. "Balik aja dah gue, lama amat."

Ia sudah membuka pintu mobil. Namun saat ingin masuk, tanpa sengaja ia melihat Jessica keluar dari gerbang sekolah bersama kedua sahabatnya, Mega dan Sheryl.

Jessica dengan keduanya temannya terlambat pulang karena harus ada kumpul dulu dengan anggota cheers. Mengenalkan siapa pelatih cheers disekolah.

Dengan langkah besar Jeff berjalan terburu-buru untuk menghampiri Jessica. "Hai," sapanya pertama kali dengan senyuman yang ia paksakan agar terlihat manis. Kata orang sih ia kalau senyum memang manis. Walaupun hanya satu garis tipis.

"Jes, kita balik duluan, ya. Gue sama Sheryl kan harus beli kertas karton buat tugas kita besok," alibi Mega membuat Jessica mendengus kesal. Ia tahu alasan Mega mengada-ada. Meskipun tugasnya memang benar, tapi bukan untuk besok.

"Bye, Jess. Take care." Sheryl melambaikan tangan dan detik selanjutnya langsung menjauh bersama Mega.

"Mau ngapain lo?" tanya Jessica menatap Jeff tajam. Meskipun ia ingin memanfaatkan Jeff agar namanya lebih dikenal. Tapi tetap saja, ia juga harus menjaga harga dirinya.

Jeff lagi-lagi tersenyum. "Temen yang baik. Ngerti juga ya mereka. Gue mau ngajak lo pulang bareng. Mau?"

"Nggak."

"Lah kenapa?" tanya Jeff mengerut heran. Bahkan untuk menolak Jessica tidak berpikir dahulu, apalagi bingung.

"Gue gak bisa balik sembarangan sama orang asing yang gak gue kenal sama sekali. Jadi gue gak mau. Karena gue gak kenal sama lo!"

Jessica langsung melangkah menjauhi Jeff. Dalam hati Jessica tertawa senang. Oke, ia tetap harus menjaga image baiknya. Agar Jeff bisa jatuh hati padanya.

Sedangkan dalam hati Jeff ia pasrah. Sia-sia saja waktu yang Jeff luangkan untuk menunggu Jessica tadi. Kini ia harus mengikhlaskan Jessica yang perlahan melangkah keluar sekolah sendirian.

メメメ

Pulang dari sekolah Jeff langsung menuju rumah sakit setelah mendapat pesan dari bi Ratih dimana tempat Indi dirawat. Kini ia sedang berjalan di lorong menuju ruangan Tulip 5, itu ruangannya.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang