Udah sampe sini aja, nih. Udah vote apa belum? Jangan lupa vote, yawww♡
Happy Reading
«—————————»
13. Jeff si Pejuang Cinta
Matahari pagi telah menyapa, melalui gorden kamar yang sudah dibuka. Seorang gadis cantik tengah fokus mengikat rambutnya menjadi kuncir satu. Sepagi ini ia sudah rapi dengan balutan kaos hitam polos dan celana olahraga sewaktu smp. Setelah kemarin seharian tiduran, ia memutuskan untuk berolahraga pagi ini.
Saat turun ke dapur, seperti biasa, ada bi Ratih tengah sibuk disana menyiapkan sarapan.
"Selamat pagi, Bibi," sapa Indi dengan senyuman yang sudah kembali setelah kemarin hilang.
Bi Ratih memutar badannya, menatap Indi. Bukannya membalas tersenyum, wanita paruh baya itu malah tampak kebingungan. "Jam segini udah rapi aja, mau kemana? Udah sehat emang?"
"Udah dong!! Aku mau olahraga sekarang. Biar makin sehat," balas Indi semangat. "Yaudah, aku berangkat, ya! Sarapannya nanti aja kalau udah olahraga." Lantas Indi melangkahkan kakinya keluar rumah.
Diseberang rumah Indi terdapat rumah dengan pagar yang menjulang tinggi. Membuat tetangga tidak tahu bagaimana isi rumah itu jika tidak masuk. Didepan gerbang ada Caca yang tengah menggeser gerbangnya, berniat menutup.
Caca Clavia, teman baik Indi sejak duduk di bangku SD. Hanya saja kini harus berpisah karena sekolah di SMA yang berbeda. Walau rumah berseberangan, tapi mereka jarang sekali bermain bersama.
Indi melangkah menghampiri Caca, yang nampaknya akan olahraga pagi juga karena baju yang tengah Caca kenakan sekarang. "Caca," panggil Indi seraya menepuk pelan bahu Caca.
Gadis yang baru saja menutup gerbang menoleh. Lalu mengukir senyuman saat ada Indi berdiri dihadapannya. "Eh, Indi. Mau olahraga, ya? Bareng aja gimana?"
"Ayo!"
Kedua gadis dengan tinggi yang hampir sama melangkahkan kakinya berlari dengan tempo sedang. Mengelilingi komplek yang luasnya lumayan. Ditiap jalan banyak juga yang melakukan hal serupa seperti mereka. Kedua gadis komplek yang cukup terkenal ini disepanjang jalan banyak yang menyapa.
Setelah beberapa menit mengelilingi komplek, mereka lebih memilih istirahat lebih dulu. Menepi ke warung yang sudah buka dipagi ini. Membeli dua botol minuman karena merasa cukup kelelahan dengan banyaknya keringat yang menetes.
"Lo apa kabar, Di? Udah jarang banget ketemu sama lo." Caca lebih dulu bertanya, saat ia selesai menegak minum dibanding Indi.
"Seperti yang kamu liat sekarang. Aku baik-baik aja. Meskipun kemarin sempet masuk rumah sakit," jawab Indi.