24. Pertengkaran

36 11 0
                                    

Hallo. Selamat sore!! Bagaimana harinya hari ini? Bahagia selalu yaa.

Seneng banget akhirnya bisa tembus 1k😭 makasih yang udah berkenan baca.

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24. PERTENGKARAN

Menjadi pusat perhatian karena sebuah permasalahan adalah sesuatu yang sama sekali tak pernah Indira bayangkan. Ia hanya ingin hidup tenang seperti biasanya. Tapi, kejadian kemarin tak bisa membuat orang-orang untuk tidak menatapnya. Bahkan, secara terang-benderang, ada yang menatap Indi dari ujung kepala hingga kaki. Indi benar-benar risih sekarang.

“Salut sih kalau sampe bisa lawan si Jessica,” ujar salah satu siswi yang tak sengaja lewat. Menatap Indi yang tengah berjalan sendirian begitu lekat.

Karena hari ini ada jadwal ekskul, Indi harus berganti pakaian lebih dulu. Tadinya ingin pergi bersama April. Tapi gadis itu ada urusan lebih dulu dengan salah satu guru. Membuat Indi dengan sangat terpaksa pergi sendiri.

“Ya. Karena lo tau sendirilah Jessica itu gimana,” sahut yang lain.

“Gosipin orang lancar bener,” ucap seseorang secara tiba-tiba dengan suara yang keras.

Indi dan orang-orang yang tadi bergosip sontak menoleh kebelakang. Menatap terkejut saat ada Jessica dengan kedua temannya datang menghampiri. Dengan wajah angkuh, Jessica menyilangkan tangannya di dada.

“Kenapa gosipnya gak dilanjut?” tanya Mega sinis. Yang berbicara tadi juga itu Mega.

Gerombolan itu nampak tengah saling bisik sebelum akhirnya lebih memilih berlari menjauh.

“MENTAL YUPI! BERANINYA NGOMONGIN ORANG DIBELAKANG! DISAMPERIN MALAH CABUT LO!” teriak Mega dengan suara bak toa sembari berkacak pinggang.

“Aku permisi, kak,” pamit Indi. Seolah instingnya memberi tahu bahwa semakin lama ia diam disana. Maka akan ada sesuatu yang terjadi.

“Gak bisa!” sergah Mega. “Karena tujuan kami kesini buat nemeuin lo,” jelasnya.

Indi yang tadinya menunduk karena hendak pergi. Terpaksa mengangkat kembali kepalanya dan menatap Jessica, orang yang sangat berpengaruh diantara ketiga manusia didepannya. Hanya saja, gadis itu sedari tadi hanya diam saja memperhatikan.

“Ada apa, kak? Apa aku buat kesalahan lagi?” tanyanya. Meskipun masalah kemarin Indi tidak merasa bersalah sama sekali.

“Gue tunggu lo diruang cheers. Gak pake lama,” ucap Jessica singkat dan langsung berbalik arah.

Indi mengembuskan napasnya kasar setelah tubuh Jessica dengan kedua sahabatnya tidak lagi terlihat. “Cobaan apa lagi ini, ya Allah,” gumam Indi mengelus dada.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang