2. Terlambat

118 23 5
                                    

Hallo guys! Sebelum baca, jangan lupa vote lebih dulu yaw! Kalau boleh, komen dan share juga. Semoga suka!!<333

• | H A P P Y   R E A D I N G | •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• | H A P P Y   R E A D I N G | •

🌻

02. Terlambat

Kedua saudara satu darah itu hampir kesiangan sekarang. Pasalnya, sebelum pergi sekolah mereka mengantarkan ayahnya pergi kekantor nya lebih dulu. Kata Dewa, ke Bandara nanti mereka tidak bisa ikut karena sekolah.

"Turun," ujar Jeff dingin, sama sekali tidak menoleh pada Indi sedikitpun.

"Kok, turun?" tanya Indi dengan menautkan kedua alisnya bingung. Karena kini mereka sedang berada dipinggir jalan dengan jarak ke sekolah yang cukup jauh.

"Lo lupa ucapan gue kemarin apa? Dengan kita turun di mobil yang sama di gerbang bakal nimbulin pertanyaan dari banyak orang."

"Jangan hari ini aja, Bang, please... ini kita udah hampir telat. Jaraknya lumayan jauh kalau jalan kaki. Sekitar sini juga susah angkot." Indi menatap Jeff penuh harap. Ia berharap kali ini saja Jeff bisa berbaik hati padanya.

"Kalau gak mau telat lari. Jangan manja."

"Kemarin juga sampe gerbang sekolah gak kenapa-kenapa, kan?" tanya Indi masih berusaha. Meskipun sebenarnya ia tahu itu sulit untuk terjadi jika Jeff sudah memiliki keputusan sendiri. "Terus kenapa sekarang harus banget turun disini?"

"Karena kemarin sekolah belum serame sekarang. Buruan turun kalau gak mau telat," kata Jeff tetap keras kepala.

"Kalau nggak di kafe kemarin aja, deh turunnya. Kalau disana Indi mau, jaraknya gak terlalu jauh, gak kayak disini."

Jeff kini menatap Indi jengah, dengan tatapan tajamnya. "Pilihannya cuman dua. Turun atau bolos bareng."

Indi terdiam dengan pertanyaan yang diajukan Jeff barusan. Apa sebesar itu rasa dendamnya sampai tega melakukan hal yang jahat menurutnya?

Dengan pasrah Indi turun dari mobilnya, padahal itu mobil milik berdua, tapi seolah-seolah pemiliknya hanya Jeff. Mobil itu juga yang diberikan Dewa saat ulang tahun Indi. Harusnya Indi yang memiliki hak penuh. Hanya saja ia tidak bisa nyetir.

Mobil yang Jeff kendarai melaju begitu saja saat adiknya itu sudah turun. Rasanya sangat sesak bagi Indi, dimana ia harus berusaha berjalan cepat dibanding Jeff yang tinggal duduk manis.

Indi berusaha berlari cepat, beberapa menit lagi ia tahu gerbang akan ditutup. Ia berharap kakinya bisa diajak kompromi sekarang. Kenapa disaat seperti ini ojek, angkot atau yang lainnya sulit sekali didapatkan.

Dewi keberuntungan sepertinya sedang tidak berpihak padanya. Karena sekarang didepan Indi gerbang SMA Adiwarna sudah tertutup rapat. Keadaan sekolah pun sudah sepi. Sepertinya kegiatan belajar-mengajar sudah dimulai.

SIBLINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang