Berita tentang datangnya Jeffrey Batara bersama Indira Saveena masih menjadi gosip paling hangat di SMA Adiwarna. Bahkan sampai saat ini gosip itu semakin melangkah menjauh. Mungkin dari satu pikiran yang disetujui banyak orang. Banyak diantara mereka yang berpikir bahwa antara Jeff dan Indi memiliki hubungan jauh, pacaran.
Jeff yang mendengarnya tidak peduli. Asalkan gosip itu tidak mengusik hidupnya, maka ia akan diam saja.
"Ayo ngomong," gertak Ramos tidak sabaran. Ia bersama Adit kini tengah mengintrogasi Jeff. Karena Nathan malah pergi dan sampai saat ini belum juga kembali.
"Apa yang harus gue omongin? Gak penting, kan?"
"Penting!" sahut Ramos cepat.
Tugas Adit hanya diam menyimak. Cowok itu akan bicara jika memang diperlukan. Tapi topik pembahasan seperti sekarang, sepertinya suaranya tidak diperlukan. Karena ada Ramos yang rasa ingin tahunya lebih besar.
"Ck." Jeff berdecak malas. Menurutnya lebih baik terima kenyataan dengan persepsi orang-orang dibanding ia harus repot menjelaskan. "Gue jelasin tapi lo gak usah heboh," ucap Jeff memberi peringatan, terutama pada Ramos yang mulutnya tidak terkontrol.
"Oke," jawab Ramos final.
Jeff menetralkan tenggorokannya lebih dulu. Tubuhnya mendekat pada kedua temannya untuk berbisik agar teman yang lain tidak ada yang mendengar.
"Gue kakak kandung dari Indira," ucap Jeff sepelan mungkin.
"HAH?! ANJIR SE—" Belum sempat Ramos menyelesaikan ucapannya, telapak tangan Adit lebih dulu membekap mulut Ramos.
"Gak boleh heboh," ucap Adit memperingati. Lantas ia jauhkan tangannya dari mulut Ramos akibat cowok itu berbicara tidak jelas karena tidak terima.
"Lanjut, Jeff..."
"Apa yang mau dilanjut?" tanya Jeff bingung pada Adit. "Jawaban gue walaupun singkat udah bisa jawab pertanyaan penasaran kalian, kan?"
"Eh tapi bentar, deh..." potong Ramos. Tangannya maju kedepan agar kedua temannya itu berhenti bicara dulu. "Kalau Indi adik lo, bener-bener adik kandung lo. Kenapa lo jelek-jelekin dia waktu Nathan mau deketin dia? Oke lah kalau alesannya karena lo gak suka adik lo dideketin cowok macam Nathan. Tapi apa harus sampai jelek-jelekin adik lo sendiri?"
Adit menyunggingkan senyum memuji. Merasa senang karena tidak usah repot mengeluarkan suara, pendapatnya sudah tersampaikan lebih dulu. Sudah dibilang, kan, kalau suara Adit tidak berguna. Karena ada Ramos yang rasa ingin tahunya tinggi. Cowok itu akan bertanya sampai puas. Sampai rasa penasarannya benar-benar terjawab.
“Itu penting buat lo? Kalau iya, gue minta maaf. Karena gue gak bisa ngasih tau lo. Lo pasti paham kan apa itu privasi?” tanya Jeff dingin. Mengutarakan semua yang terjadi sama saja mencari mati. Mungkin ia akan dijauhi oleh kedua temannya. Dan ia tidak mau itu terjadi.
Mungkin untuk sekarang Jeff aman. Karena tidak ada yang tahu kan apa yang akan terjadi nanti?
“Oke, paham.” Ramos menganggukkan kepalanya mencoba menerima keputusan. Walaupun ia ingin tahu semuanya yang terjadi. “Tapi, Nathan udah tau soal ini, kan? Takutnya dia malah mikir kayak anak lain.”
“Udah.”
Bukan Jeff yang menjawab, tapi tokoh yang sedang dibicarakan yang menjawab. Nathan baru saja tiba kembali ke kelas setelah berbicara bersama Indi tadi. Berakhir mereka akan pulang bersama.
“Najis!” cibir Ramos tidak terima. “Katanya sohib, tapi rahasia cuman dipegang berdua,” omelnya lagi. “Dit, lo gak tau kan soal ini?” tanyanya kearah Adit mencari teman.