Anka sudah pulang ke rumahnya setelah maghrib tadi. Tapi Fajar masih di sini, menemani Athira yang sedang duduk di depan ruang praktik ibunya. Gadis itu tengah menyenandungkan lagu yang di dengarnya lewat earphone.
Sesekali ia melihat Athira menggerak-gerakkan tangannya dan juga badannya, mengikuti irama musik yang hanya terdengar oleh nya. Athira menikmatinya seorang diri seolah tidak menganggap ada nya Fajar di sebelahnya.
Pria itu menggeleng jenuh, kemudian mencabut satu earphone dari telinga Athira lalu memasangnya di telinganya. Athira ternyata sedang mendengarkan lagu milik coldplay. Membuat pria itu ikut menyenandungkan beberapa liriknya dengan suara pelan.
Athira menoleh, matanya menyipit tapi kemudian muncul seutas senyuman dari bibirnya. Lucu juga kalau dilihat-lihat, Athira tahu Fajar tidak mau pulang karena dia masih terbawa suasana oleh cerita Anka.
Tapi pria itu bersikap seolah sok tegar.
"Kak Eros!" panggil Athira ketika netra nya tak sengaja melihat Eros yang tengah berjalan menuju tangga, sepertinya hendak naik ke lantai atas untuk menjenguk kekasihnya. Seperti biasa.
Gadis itu berdiri tanpa mencabut earphone yang terpasang di salah satu telinganya. Ia lupa. Membuat Fajar memekik kesakitan.
"Pelan-pelan dong, ah!" sewotnya tapi kemudian ia mendongak, melihat Athira tersenyum sumringah melihat seseorang yang sedang menghampiri mereka berdua.
"Mau jenguk Kak Tiara ya, Kak?"
Eros mengangguk, kemudian sorot matanya melihat Fajar, "pacar kamu?"
Athira buru-buru menggeleng, "bukan, Kak! Ini Fajar, temen sekelas."
Fajar mengiyakan ucapan Athira, "gak mau juga pacaran sama cewek kepo kayak dia."
"Idih! Aku juga gak mau sama cowok galak kayak kamu!"
"Kalau ternyata jodoh gimana? Kalian sedikit mirip sih."
Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain, sebelum akhirnya hendak memuntahkan isi perutnya.
"GAK!" sembur dua-dua nya serempak.
"Masa depan siapa yang tau 'kan?" tambah Eros kemudian tertawa puas.
"Tau gitu mending gue pulang tadi."
"Ya siapa yang nyuruh kamu masih di sini?" sinis Athira kesal.
Fajar memilih untuk diam, situasinya tidak memungkinkan untuk marah-marah sekarang.
"Kayak nya tadi ada satu orang lagi, yang satu nya udah pulang?"
"Kok Kakak tau?"
Eros mengiyakan, "tadi gak sengaja lihat waktu kalian lagi di taman."
"Pulang duluan, Kak. Muak soalnya sama Athira," celetuk Fajar asal dan langsung mendapat sorot tajam dari Athira.
"Aku tau kamu banyak beban hidup, tapi gak kayak gini cara nya, Jar." Athira kemudian menepuk bahu Fajar, membuat alis pria itu berjengit bingung. "Namanya Anka, Kak. Dia udah pulang duluan."
"Saya sering lihat dia di rumah sakit bareng mama kamu," ucap Eros kemudian.
Athira mengangguk pelan, "iya, Kak. Anka itu pasien nya mama," kemudian melirik Fajar dengan senyum tersirat, "juga sahabat paling baik yang aku punya."
"Sembarangan kalo ngomong! Lo temen doang gak lebih!"
Ingin sekali ia tertawa, tapi ia harus menahannya. Fajar bisa saja hilang kendali dan malah memaki-maki nya di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immaculate [SELESAI]
Teen FictionIni menceritakan tentang seorang laki-laki yang kehilangan penglihatannya karena sebuah kecelakaan, tentang seorang gadis yang masih saja berusaha mencari kakaknya yang hilang sepuluh tahun yang lalu, juga tentang seorang pria yang telah dibenci kek...