Kotak kado berwarna cokelat yang ada di bawah bangsal menarik perhatian Eros. Ia terus memperhatikan kotak tersebut sambil menahan senyumnya. Tidak sangka kalau Tiara masih menyimpan kotak kado berisi cangkir yang ia berikan 3 tahun yang lalu, tepat di hari Eros mengungkapkan perasaannya pada Tiara.
Bahkan cangkirnya masih ada, sekarang sedang digunakan sebagai tempat teh herbal yang baru dibuatkan Tiara untuk nya.
"Kamu mau ngapain?"
Eros penasaran, apa kira nya benda yang ada di dalam kotak itu. Jadi ia memutuskan untuk mengambilnya. Membuat gadis yang sejak tadi memperhatikannya langsung memalingkan wajah.
"Kamu kenapa?" tanya Eros curiga, "apa ini isinya?"
Tiara tidak menjawabnya. Membiarkan Eros melihatnya sendiri. Ia memalingkan wajah untuk menyembunyikan senyumannya. Pipi nya pasti sudah bersemu merah sekarang.
"Kamu? Buat apa ngumpulin sampah di dalem sini?"
Tiara sontak menoleh, "itu bukan sampah tau!"
Eros menunjukkan kotak kado itu di hadapan Tiara, "ini sampah sayang, liat. Buat apa kamu ngumpulin sampah daun-daunan kayak gini? Kamu mau bikin pupuk?"
Tiara cemberut. Kesal. Ingin marah tapi berusaha ditahannya. Oke, ia harus menahannya. Ini hanya masalah sepele. Masa 8 bulan tidak bertemu sekali ketemu langsung bertengkar? Kan tidak lucu.
"Aku salah?"
Tiara mengangguk, tapi masih mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Coba jelasin ke aku, biar aku paham."
"Itu bukan sampah, tapi bunga-bunga tulip yang kamu kirim selama ini ke aku. Kenapa sih cowok nggak bisa peka soal hal kecil kayak gini?"
Eros terkesiap kemudian mengecek lagi isi di dalam kotak kado itu. Sesederhana ini. Hal sesederhana ini bahkan dengan mudah nya membuat Eros menitikkan air matanya.
Bagaimana mungkin selama ini ia dengan jahatnya pernah berfikir bahwa Tiara sudah tidak mencintainya lagi? Tapi ternyata justru Tiara yang lebih mencintainya.
Eros mendekap gadis yang semakin kurus itu, kemudian mengecup kening Tiara.
"Kamu romantis banget, aku nggak nyangka," ucap Eros dengan satu tangan memegang pipi Tiara dan menatap gadis itu intens.
Gadis yang tadi nya senang karena mendapat kecupan dari Eros, kini mengerucutkan bibirnya lagi karena kesal, "aku emang romantis tau~"
Eros melirik Tiara tak percaya, "kamu romantis?"
Tiara mengangguk polos. Dia amat percaya diri bahwa dia memang romantis.
"Kamu inget nggak waktu kita ngerayain 2 tahun hubungan kita? Waktu itu kan kita tuker kado dan kamu dengan gak romantisnya ngasih aku kado sandal jepit. Tir, kayak gitu kamu bilang romantis?"
Tiara menutup mulutnya guna meredam tawa nya yang hampir meledak.
"Itu romantis tau! Memang sih, kamu lebih suka pake sepatu dari pada sandal. Tapi kalau hujan gimana? Sepatu kamu basah, nanti kaki kamu lembab, terus bau, terus jamuran. Gimana coba?"
"Ini kamu gak lagi coba bikin pembelaan 'kan?"
Tiara berdecih lalu cemberut, "padahal aku romantis, tapi gak diakui," ucapnya sambil merengek dan berpura-pura sesegukan.
Eros terkekeh kemudian tangannya hendak mengusap kepala Tiara. Namun ia urungkan. Huh, kebiasaan nya itu harus ia hilangkan mulai sekarang. Ia tidak mau menyinggung kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immaculate [SELESAI]
Teen FictionIni menceritakan tentang seorang laki-laki yang kehilangan penglihatannya karena sebuah kecelakaan, tentang seorang gadis yang masih saja berusaha mencari kakaknya yang hilang sepuluh tahun yang lalu, juga tentang seorang pria yang telah dibenci kek...