Bagian Delapan Belas | Sudah Tahu

305 43 0
                                    

Aku jadi pingin ngeliat kalian berdua.

"Woy! Buruan nyanyi!"

"HAH!" Athira terlonjak kaget saat tiba-tiba saja Fajar menepuk bahu nya dengan kasar. Dia menoleh ke sebelah kanan nya, ah ya Fajar kini sedang memangku gitar dan menatap nya tajam. Lalu di hadapannya, ada Anka yang sudah kelihatan baik-baik saja.

Ya, akhirnya hanya Anka sendiri yang tahu bagaimana cara menenangkan dirinya sendiri.

"Cepetan! Jadi nggak sih!" cecar Fajar semakin tak sabar.

Athira berdesis, ikut sebal juga dengan pria yang ada di sebelahnya. "Yaudah ayo mulai!"

Fajar memulai petikan dengan gitar nya kemudian Athira menyanyikan lirik demi lirik lagu milik Coldplay yang berjudul Trouble. Huh, jangan meragukan Athira dalam menghafal lirik lagu. Gadis itu memiliki ingatan yang kuat sehingga hanya 10 kali dengar saja dia sudah hafal seluruh isi lirik nya.

Athira menyanyikan lagu ini mengikuti alunan gitar yang Fajar mainkan. Alunan ini begitu lembut sehingga Athira benar-benar hanyut dalam suasana. Terlebih Anka yang kini terlihat begitu menikmati lagu yang Athira dan Fajar bawakan.

Tepuk tangan meriah dari Anka didapatkan setelah lagu selesai mereka bawakan.

"Bagus nggak, An?" tanya Athira antusias. Senyumnya semakin mengembang melihat wajah Anka yang juga terlihat senang.

"Kalo Anka tepuk tangan itu tanda nya bagus, Tir! Pertanyaan lo nggak bermutu!" sewot si mulut mercon, Fajar.

Anka tertawa kecil kemudian lengan nya terasa seperti ada yang bersandar, membuat pria itu menoleh bingung.

"An ... Fajar jahat sama aku ..." rengek Athira yang ternyata sedang bersandar di lengan Anka. Modus.

Fajar berdesis lalu bola mata nya memutar, malas sekali melihat drama gratis di hadapannya ini. Dia sendiri hanya bersikap santai. Toh, dia tahu jawaban Anka akan seperti apa. Yap, seperti ini ...

"Jar, jangan marah-marahin Athira lagi. Mulai sekarang."

"HAH?"

Pria itu mengerutkan hidungnya beberapa saat. Jawaban Anka tadi bukanlah jawaban yang ingin Fajar dengar. Di mana jawaban pasaran yang biasanya dilontarkan oleh orang-orang terdekat Fajar?

Apa Anka sudah lupa?

Fajar mendengus kesal lalu mengepal kedua tangannya kemudian meletakkan gitarnya dengan asal. Terserah! Dia sedang kesal sekarang. Pria itu memilih pergi dari kamar Anka dengan wajah memerah.

"Fajar marah, An. Dia keluar kamar," ucap Athira setelah Fajar keluar kamar Anka.

Anka mengangguk santai seraya tersenyum, "ntar juga balik lagi."

Benar. Tak lama kemudian pria itu kembali lagi ke kamar Anka. Masih dengan wajahnya yang merah dan terlihat kesal. Tapi kali ini dia membawa satu kotak susu yang entah di dapatkan dari mana.

"Dia bawa susu kotak, An," bisik Athira yang dibalas anggukan lagi oleh Anka.

"Dia kalo marah emang suka ngambil susu di kulkas, Tir."

Athira langsung menegakkan tubuhnya, kini Fajar sudah duduk lagi hadapannya. "Pindah nggak lo!" ketus Fajar membuat Athira berjengit kemudian cepat-cepat pindah duduk di sebelah Fajar. Kembali ke tempatnya semula.

"Gue tiba-tiba kepikiran gini, kalian berdua kan cuma ketemu di taman rumah sakit aja 'kan? Terus kenapa lo berdua bisa se-akrab ini?" tanya Fajar kemudian menyedot susu kotaknya.

Immaculate [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang