Part 6 : Darkside of Ayudya

108 9 0
                                    

Dimas POV

Pagi ini lumayan dingin membuat sedikit menggigil. Mana jaket ku dibawa sama aduh lupa aku namanya. Intinya anak Teknik Kimia lah. Nggak tau lagi manusia jenis apa dia. Udah cukup ya bahas dia malah bikin neg sendiri.

"Naik motor Dim?,"tanya Manggala. "Iya Yah. Mobilnya biar tenang aja di rumah lagian enak pakai motor ngga ribet,"ucapku menyantap sarapan pagi. Memang bukan sarapan umumnya warga Indonesia yang harus nasi. Paling pisang sama teh hijau cukup.

"Dim yakin bawa motor. Sekalian lah antar calon istri,"ucap Manggala menaik turunkan alisnya. "Nggak usah lah Yah. Ntar kesiangan lagi. Besok aja lah,"ucapku. "Haduh kamu ini memang bikin malu Ayah totalitas. Masa ngga pro deketin cewek,"ucap Manggala.

"Heeh Ayah Bunda kan juga di jodohkan,"ucapku membuat Manggala kalah telak. "Tapi kan sebelumnya kenal dan nyatanya memang Bunda mu yang di jodohkan dengan Ayah,"ucap Manggala. "Ribet amat Yah. Nanti lagi bahas cinta, Dimas pamit dulu. Assalamu'alaikum,"ucapku berlalu pergi.

Nasib anak kedua saat anak pertama masih belum minat kenal cewek ya gini. Lagian apa sih kurangnya cewek yang di ajak ta'aruf. Curiga jangan jangan Kak Saga itu tipe nya kayak si pecicilan Mbak Tekim itu. Haduh skip dah cukup istri aja yang pecicilan.

---

"Bro ngga mak ehh saudara-saudara sekalian sudah tukar cincin aja. Kapan lamaran nya kapan tunangan kapan pacarannya,"ucap Kevin membuat seisi ruangan riuh. "Dim ngga ngomong ngomong tau-tau kok sudah tuker aja,"ucap Dwi.

"Waduh baru aja mau ghibahin sama adek mahasiswi yang imut kemarin,"ucap Nania. Nggak tau aja yang pakai pasangan nya memang orang itu. "Kenalin dong pak sama calon nya. Masa di pendem dari publik,"ucap beberapa rekan.

"Hehe tunggu undangan nya aja ya,"ucapku bergegas pergi sembari menarik lengan Kevin keluar. "Apa bro tarik-tarikan?,"ucap Kevin. "Masih aja kayak nggak punya dosa,"ucapku kesal. "Harusnya aku yang kesel Dim. Kamu anggap aku apa?

Dari SMP sampai sekarang kerja, kenal cewek nggak kamu kenalin,"ucap Kevin makin melebar menarik perhatian banyak orang. "Bukan gitu Vin tapi tuh pagi pak,"ucapku menyapa Kapolda yang lewat. "Pagi. Nah jodoh memang ngga ada yang nyangka ya Dim.

Haduh kemarin di tarik ke kantor polisi kapan pengajuan nya. Pak Manggala kirimkan foto nya langsung ingat. Yang di jodohkan ternyata udah ketemu duluan. Wajah terpaksa senyum nya ya Allah. Antara seneng sama ngga nyangka,"ucap Kapolda membuat ku tersenyum tipis.

Untung Kapolda coba ngga sudah ku sleding. "Semoga cepat di kenalkan ke sini ya,"ucap Kapolda menepuk pundak ku sebelum berlalu pergi. "Hah bener yang di bilang Kapolda,"tanya Kevin. "Nggak usah ku ulang kan. Dah tau sendiri kan kemarin aku di suruh ketemu.

Ehh sekalinya cewek salah tangkap itu. Mana Bunda sudah klop banget sama dia,"ucapku berjalan keluar. "Ahahaha Kapok Dim siapa suruh kemarin ngata ngatain cari sensasi apa lah. Ujungnya ahahaha,"ucap Kevin tergelak.

"Hust diem lu,"ucapku kesal. "Jangan ngambek Dim. Tapi loh kamu nya aja yang alay. Adek Tekim nya cantik, imut, cerdas, manis, ceria gitu. Nggak mau buat ku aja,"ucap Kevin. "Skip. Udah keburu melingkar di sini,"ucapku menunjuk cincin di tangan kiri ku.

"Hilih Bilang aja nggak rela,"ucap Kevin ada benarnya. Satu sisi dia memang nggateli ati alias selalu bikin jengkel. Satu sisi dia itu bibit unggul dan ku akui dia memang... Sedikit.... cantik. Ingat sedikit aja ya. "Emang dia nggak menarik kah bagi mu,"ucap Kevin. "Entahlah,"ucapku asal.

"Bentar ya Dek. Ehh ini orangnya. Ngomong langsung aja ya,"ucap Nagini menunjuk ku. "Aku ngapain gin,"tanyaku. "Di cari sama adek mahasiswi yang kemarin,"ucap Nagini. "Ehem calon istri nih,"ucap Kevin. "Mending ikut aja,"ucapku menarik Kevin ikut serta. Nggak enak ketemu cuma sendiri. Bukan muhrim.

Kanistha Lokatara ~ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang