Dimas POV
Suara tangis bayi berusia 6 bulan menguar melewati indra pendengaran ku. Bukan bayi milik ku yang jelas. Tentang ku cukup rahasia dengan Ayudya. "Kak jangan cepat-cepat jalannya. Kamu pakai celana. Aku pakai rok gini,"ucap Ayudya dengan seragam pink nya.
Hari ini kami mengunjungi keluarga. Tapi sebelumnya habis ada upacara. "Aduh mantu Bunda yang imut. Masuk sayang,"ucap Anisa menyambut Ayudya dengan senyum lebar nya. "Jarang sekali ke rumah Bunda loh sampai kangen,"ucap Anisa merengut.
"Ayudya di tawan Dimas di rumah itu Bun,"ucap Aida. Wah ada apa ini. Tumben Kak Saga sama Kak Aida mulai sering melempar senyum. Tapi sudahlah berarti bagus kalo gitu. "Acara apa ini Bun,"tanyaku. "Ealah anak Lanang,"ucap Anisa malah menarik telinga ku.
"Kenapa Bun? Aduh Bun ngga jadi ganteng ini. Liat nah di ketawain Ayudya,"ucapku jenaka. Ku liat bayi kecil sepupu ku Natha. "Ihh lucu nya,"ucap Ayudya tertarik dengan bayi kecil dalam box. "Psst,"bisik ku sembari ikut melihatnya. "Bikin satu kayak gini yuk,"ucapku.
Plak
"Auhh kejam nya kamu Ay. Aku cuma menawarkan rencana yang bagus aja. Daripada liat punya Natha mending buat sendiri,"ucapku. "Gila,"ucap Ayudya kesal. "Kak Dimas ini loh ribut mulu. Kasian Naira ke ganggu. Ayo Kak Ayu bawa ke dalam aja,"ucap Natha berlalu. "Makan tuh,"ucap Ayudya terkekeh geli.
"Kamu tuh Dim. Coba singgah ke rumah bapak juga toh. Ini kayaknya habis nikah lupa sama orang tua,"ucap Dirga turut datang bersama Dania serta Nadya dan Hasan. "Bener Pak. Dulu mau nikah aja inilah itulah. Sekarang rasa dunia milik berdua,"ucap Manggala.
Auh kalo sama bapak mertua ini beda auranya. Aura para wali Allah. Makanya nggak salah kalo Ayudya juga agamanya bagus. Memang cara cara pakaian nya nggak begitu syar'i. Tapi jangan nilai dari cover. Malah bikin..
Insecure
"Mbak nggak usah repot-repot,"ucap Anisa melihat Dania membawa banyak sekali camilan. "Nggak papa toh jeng. Biar makin banyak,"ucap Dania. "Ayo langsung makan aja. Nggak enak kalo cuma di liatin,"ucap Manggala mengajak semua orang ke meja makan.
"Ay,"bisikku di telinga nya. "Apa sih Kak,"ucap Ayudya judes. "Uu galaknya. Ntar cepet tua loh,"ucapku. "Bodo amat,"ucap Ayudya. "Makanya jangan ngelamun terus,"ucapku terkekeh mengingat Ayudya malah menggandeng Kevin sewaktu pulang. "Peduli kah,"ucapnya makin dingin.
Tak
"Makan,"ucap Saga dengan isyarat. "Mbak Mas di ujung ayo makan toh. Nanti lagi romantis nya,"ucap Manggala membuat seisi meja makan menatap ku dan Ayudya. Liat lah pipi nya memerah menahan malu. "Dim makan dulu. Kamu tuh senang sekali gangguin mantu Bunda satu itu.
Yah seneng aku kalo kayak gini. Satu mantu Bunda adem ayem tau-tau sudah dekat kayak manten anyar masih malu-malu. Mantu kedua kelahi terus sama suaminya. Tapi bahagia adem ayem. Semoga langgeng terus ya Yah,"ucap Anisa ku amin kan.
"Mau makan apa,"tanya Aida di depan ku. "Sayur asem aja,"ucap Saga lembut. Ku tendang kaki Saga keras. "Aduh,"ucap Aida membuat ku tersentak. "Kenapa Nduk,"tanya Anisa kaget. "Nggak tau Bun. Mungkin kebentur kaki kursi,"ucap Aida makin membuat ku menatap tajam Kak Saga yang tertawa bahagia. Aseemmm
"Ay kamu makan bubur aja gin,"ucap ku melihat nya berpikir. "Loh Nduk. Kamu sakit?,"tanya Anisa kaget. "Cuma belum boleh makan yang keras-keras sama dokter. Seminggu lalu kena tifus Bun,"ucap Ayudya santai. "Dim,"ucap Manggala. "Ehh bukan salah Kak Dimas.
Aku yang salah Bun. Gara-gara kejar target tugas akhir. Sudah di bilangin jangan begadang sama jangan telat makan masih aja ngeyel. Jadi gitu. Tapi sekarang Alhamdulillah. Jangan marahin Kak Dimas Yah. Ayu yang salah,"ucap Ayudya membuat ku sedikit bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanistha Lokatara ~ Completed
RomansaBaca sedikit spoiler nya aja gin. Tuh di bawah sudah tersedia. Bingung jelasin nya mending baca aja. Aku tuh biar amburadul tapi murni karya ku. Ayudya Savita Nalendra Dimas Satya Adinata ~~~ "Baik saya akan jelaskan kembali Bu mengenai perhitungan...