Kanistha Lokatara ~ Completed

Part 19 : Guratan Kisah Paralayang

Part ini alay banget. Sumpah ✌🏻✌🏻✌🏻
Alay semua sih cerita ku. Cuma ini yang paling alay. Beneran

Dalam hitungan ketiga, kain mulai terbang di udara. Ku rasakan tubuh ku berada di ketinggian hanya berdua dengan Dimas. "Ay tepati janjimu,"ucap Dimas. "Ini baca aja sendiri. Intinya sudah ku taruh di kotak dalam kopermu,"ucapku.

"Aih ngapain repot-repot main paralayang kalo ujungnya kamu taruh di koper???,"ucap Dimas gemas. "Ya karena ngga mungkin main paralayang bawa kotak. Mending ku jawab langsung aja kah,"tanyaku sambil tersenyum cerah melihat pemandangan dari atas.

"Sebenarnya tanpa kamu tanya, aku yakin kamu sudah tau jawaban nya loh Kak,"ucapku. "Tapi kan aku juga butuh kepastian Ay,"ucap Dimas bingung. "Kayak cewek aja pakai kepastian segala,"ucapku tergelak. "Nggak ketawa Ay,"ucap Dimas kesal.

"Okey aku serius kali ini. Nggak tau ehh apa selama mungkin pernikahan yang kita jalani itu gara-gara di sumpahin atau gimana. Yang jelas aku pun ngga peduli. Ya you know lah. Kayak mana hidup ku yang penuh dengan lika liku dan serba Bodo amat.

Satu hal yang ku sayangkan begitu menempuh pernikahan di kala masih muda. Aku ngerasa kehilangan semua aktivitas yang biasanya ku lakuin sama temen-temen ku. Harus di rumah aja. Inilah itulah dan semua bayangan kolot tentang pernikahan.

Tapi nyatanya semua itu ngga ada. Bahkan aku bisa raih gelar dengan IPK tertinggi dengan dukungan mu. Entahlah malas dan terlalu luas rasanya kalo bilang aku cinta. Karena apa gunanya kata-kata itu. Yang ku tau ya ngerasa nyaman gitu aja.

Apalagi ada hari kamu bilang kamu cantik. Sampai sekarang itu terngiang di benak ku. Ya memang Pram bilang aku cantik waktu itu. Ntar jangan ngambek dulu Kak. Pram bilang kayak gitu karena waktu itu setelah sekian lama Ibu suruh berhijab akhirnya aku berangkat kuliah berhijab.

Dan di antara teman ku yang malah tercengang. Cuma Pram yang support dan bilang aku cantik dengan hijab ku. Aku tau itu biar aku bahagia dan makin Istiqomah. Sebagai manusia yang jones dari lahir, itu rasanya beda banget Kak. Cukup berarti kala itu.

Dan ya aku pun sudah terkesima begitu liat kamu turun dari mobil buat penjagaan demo. Cuma terkesima habis tuh kayaknya kita tau sendiri lanjutannya. Niatnya mau lompat habis tuh demo di sana. Ehh kenapa habis lompat ada chat masuk dari dosen.

Nggak enak asli. Di mobil cowok semua baru babak belur. Cuma aku yang paling bening tanpa luka sedikit pun. Dari situ ya emosi lah. Mana bapak sama ibu nggak ada cariin sama sekali. Baru di hina setinggi pohon tomat. Memang kelewat rasis kamu Kak,"ucapku menjeda.

"Ya memang. Kalo aku berdiri kamu cuma sepundak ku aja. Mucil nya kamu Ay,"ucap Dimas. "Nggak. Itu hanya dulu sebelum akhirnya jatuh kalimat akad. Nggak bener semua rasanya. Sudah make up dari Subuh ketemu banyak orang. Nggak bisa pecicilan.

Sebelum itu aja aku mikir kabur. Tapi kok durhaka betul. Ya sudah nggak jadi, akhirnya jadi istri. Masuk organisasi bhayangkari. Nggak berat menurut ku tapi nyaman. Aku nyaman dengan semua yang ku rasakan. Sampai yang panen ikan pun aku nggak bisa ikut. Gara-gara suruh duduk aja nonton.

Baru dengan entah ilmu apa akhirnya Bunda mau nurut. Jadilah aku istri yang sungguh Masya Allah. "Maksud mu?,"ucap Dimas. "Nah kalo selengkapnya baca aja apa yang ada di kotak,"ucapku. "Jadi akhirnya aku harus baca lagi apa yang kamu taruh di kotak gitu,"ucap Dimas.