Part 7 : Go To Public?

101 11 0
                                    

"Selamat IPTU Dimas semoga lancar sampai pelaminan. Nggak cuma jitu dalam tembak peluru, tembak mana yang calon istri waktu demo aja tau,"ucap Kapolda membuat ku tersenyum tipis. "Aseemmm ngapain Kapolda bahas masalah itu lagi sih,"ucapku dalam hati.

"Siap terimakasih Pak,"

Kabar ini sama sekali belum sampai ke telinga teman kuliah ku sama sekali. Biar mereka tau nanti aja kalo sudah tiba waktunya. "Jangan ngamuk lagi ya Dek. Sudah mau jadi istrinya loh,"ucap Nania menyenggol lengan ku. "Jangan ungkit itu bisa nggak,"ucapku menggigit bibir sembari menahan kesal.

"Wahh temen SMA ku, ngga nyangka ya sekalinya jodoh mu begitu pelik ketemunya,"ucap Dwi. Aku nggak tau gimana ceritanya tapi kenapa makin banyak Mbak Mas coklat susu dimana-mana. Aih dodol nya kamu Yu. Kan di Kantornya kayak mana ngga banyak.

"Dim masih ngga mau kah? Aku mau kok,"ucap Kevin, salah satu teman dekat Dimas. "Sontoloyo. Ngga sudah sidang nikah. Sana cari sendiri,"ucap Dimas. "Eleh bilang aja nggak rela adek mahasiswi nya ku ambil. Btw sudah tau namanya kah,"ucap Kevin menaik turunkan alisnya membuat ku tercengang.

"Tau. Sudah nggak usah merecoki Vin,"ucap Dimas mulai jengkel. Kayaknya ke depannya, aku harus belajar jadi Kak Kevin lah. Lumayan juga bikin jengkel Dimas. "Maaf telat baru selesai ngurus pengajuan,"ucap Saga yang baru saja tiba bersama seorang gadis yang akan jadi kakak ipar ku kelak.

Cantik parasnya apalagi ditambah seragam hijau pupus ibu Persit. Kalo yang ini jodohnya Kak Saga, yakin aja. Sama-sama kalem dan ngga banyak tingkah. Tapi sek sek sek. Kok mukanya calon kakak ipar ku agak nggak asing ya.

"Nggak papa Le. Nduk ini Nak Aida Zulfa Adicandra. Calon istri Sagara. Aida ini Ayudya Savita Nalendra. Calon istri nya Dimas,"ucap Manggala membuat ku pucat begitu mendengar namanya. Bener-bener Aida Zulfa Adicandra?

"Kak Aida,"sapa ku memeluknya. "Dek Ayu gitu nggak papa kan,"tanya Aida ramah. Kak Aida ini mukanya 11 12 sama aktris Korea lain lagi kalo aku. 11 70 kayaknya. "Senengnya calon mantu ketemu langsung akrab. Nggak sabar satu atap sama mantu cantik kesayangan,"ucap Anisa sumringah menutupi keterkejutan ku.

Melepas rasa lelah dengan bergegas masuk ke mobil. Habis ini tinggal foto prewedding sebelum akhirnya tunggu masa nikah itu datang. Sesuai pilihan yang paling aman dan ngga banyak dosa gayanya yaitu di masjid. Masya Allah banget kan kita.

Berlatar kota Samarinda alias di Islamic Centre. Dengan Dimas bersama seragam nya dan diriku  yang memakai almet. Pose tengah demo seperti halnya awal mula jumpa. Dari bahasa ku kayak sudah terperosok dalam Dimas.

Padahal aslinya masih stagnan di hari kemarin. Makanya lebih banyak diam daripada malah aneh kalo aku ikut nyatakan ngga sreg. Yang ke dua di dalam ruangan seolah dalam lab dan diri ku bersama jas lab menitrasi baru ada Dimas yang menatap di depan ku dengan manisnya. Mana fotografer nya gaje, pose aneh apa pula yang dia buat itu.

---

"Dek,"panggil Dimas lembut membuat ku menoleh. Antara speechless atau deg-degan. Kayak gimana gitu rasanya di panggil lembut dengan deep voice. Selama ini kan orang panggil tuh selalu AYUDYAAAA. Sudah pakai Caps lock, di tambah tanda seru sama tanya. Cempreng pula suaranya.

Siapa lagi kalo bukan Sandrina sama Michael. Kalo Audrey ngga mungkin kayak gitu. Tapi lengkap bin nya pun terikut. "Sebelumnya saya minta maaf kalo pertemuan yang harusnya terkesan manis untuk semua pasangan malah jadi pahit. Tapi untuk ke depannya mungkin bisa lebih baik lagi,"ucap Dimas.

Aih bencinya dengan situasi formal kayak gini nih. "Kak udahlah lupain aja. Aslinya ngga enak uy situasi nya jadi kayak formal. Mending situasi baku hantam aja nah. Sumpah ngga enak jadinya,"ucapku lancar sekali. "Duh duh. Aku liat Kak Sagara gitu sama Kak Aida jadi sweetttttt.

Kanistha Lokatara ~ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang