He Still Cares?

1.1K 40 1
                                    

Jam pulang sekolah telah tiba sejak beberapa menit yang lalu, namun berkat cuaca yang sedang hujan, banyak orang harus tetap terjebak di depan kelas mereka masing-masing karena ingin berlindung dari hujan.

Beberapa orang yang berdiri di koridor kelas tampak mengumpat, merasa kesal pada hujan yang turun di saat yang tidak tepat di saat mereka ingin segera kembali ke kediaman masing-masing.

Beberapa orang yang cukup nekat atau mungkin memang senang bermain hujan terlihat berlarian menerobos hujan yang mengguyur seluruh tubuh mereka tanpa ampun.

Aira berdiri di tepi koridor kelasnya, ia mendongak menatap derasnya hujan di hadapannya. Mulai mengira-ngira seberapa lama lagi ia akan terjebak disini jika ternyata hujan benar-benar tidak akan berhenti sama sekali dalam waktu dekat.

Aira mulai berpikir bila mungkin dirinya lebih baik nekat menerobos hujan deras saat ini.

Aira melirik toilet kecil yang berada tidak jauh dari gerbang sekolah, mungkin sebaiknya ia berlari sampai disana saja lalu ia bisa menunggu jemputan dari Alden disana. Aira kemudian melepaskan tas ranselnya dan meletakkannya di atas kepalanya untuk melindungi kepalanya dari guyuran air hujan.

Aira mencoba berlari menerobos hujan yang turun secepat yang dirinya bisa untuk segera mencapai toilet di dekat gerbang sekolah yang jaraknya tidak begitu jauh dari koridor kelasnya sebelumnya.

Tiba di depan toilet tujuannya, Aira segera menurunkan kembali tas ranselnya yang sudah basah, untungnya ia sebelumnya telah memindahkan buku-buku di dalam tas ranselnya ke dalam loker sehingga buku-bukunya saat ini aman dan tidak rusak karena ikut terguyur oleh hujan.

Aira mengusap beberapa helaian rambutnya yang ikut basah karena sebelumnya tidak dapat sepenuhnya terlindungi dari guyuran hujan di bawah tas ranselnya. Beberapa bagian seragam sekolahnya juga ikut basah membuat Aira mendesah resah.

Aira kemudian berjalan masuk ke dalam toilet untuk sedikit membenahi dirinya.

Setelah beberapa menit berada di dalam toilet dan membenahi dirinya, Aira kemudian kembali berjalan keluar dari dalam toilet kecil itu. Namun ketika membuka pintu toilet itu, Aira menemukan sebuah payung berwarna hitam yang tergantung pada handle di bagian luar pintu toilet tersebut.

Aira mengernyit bingung melihat payung yang tergantung di depan pintu toilet itu. Semua orang sedang membutuhkan payung di tengah hujan deras ini, lalu siapa gerangan orang yang meninggalkan payungnya di pintu toilet itu begitu saja? Seingatnya ketika ia memasuki toilet itu ia tidak melihat adanya payung yang tergantung pada pintu toilet itu.

Aira kemudian menolehkan kepalanya ke sekelilingnya, mencari-cari tentang siapakah gerangan pemilik payung kecil berwarna hitam itu.

Sementara di sisi lain, sosok yang berdiri dengan hoodie hitam yang membungkus tubuh dan kepalanya diam-diam memperhatikan setiap gerak-gerik Aira yang terlihat bingung ketika menemukan payung hitam miliknya yang sengaja ia letakkan di pintu toilet itu untuk gadis itu gunakan agar terlindungi dari hujan yang saat ini tengah turun. Namun alih-alih segera mengambil dan menggunakan payung pemberiannya itu, Aira justru terlihat bingung dan terus menoleh ke sekelilingnya.

Di tengah kebingungan Aira, pemuda berhoodie hitam itu kemudian melihat seseorang dengan sebuah payung berwarna putih yang terbuka di tangannya berjalan menghampiri Aira. Aira terlihat berhenti menoleh ke sekelilingnya lalu gadis itu berjalan masuk ke dalam payung yang putih yang dipegang oleh pemuda itu lalu Aira terlihat berjalan beriringan dengan pemuda itu di bawah payung berwarna putih itu.

ARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang