Pemeriksaan langsung oleh pihak kepolisian ternyata juga tidak berlangsung mudah. Karen dan Sandra terus berusaha mengelak dan bersekongkol untuk menuduh Aira sebagai pelakunya dengan diperkuat oleh berbagai perseteruan yang pernah terjadi diantara Aira dan Cecil. Bahkan insiden terkurungnya Cecil di kamar mandi sekolah bersama lumuran darah itu juga ikut dijadikan sebagai bukti yang berusaha memperkuat dugaan bahwa Aira adalah sosok pelakunya.
Sandra dan Karen jelas panik dan juga terdesak untuk berusaha membebaskan diri mereka sendiri saat ini dari tuduhan sebagai pelaku percobaan pembunuhan Cecil. Mereka benar-benar harus membebaskan diri mereka sendiri saat ini juga sebelum semakin diseret lebih jauh lagi ke kantor kepolisian.
Tidak adanya CCTV di area insiden tersebut terjadi semakin menyulitkan penyelidikan untuk mencari pelaku utama dari kasus percobaan pembunuhan ini.
Perdebatan sengit juga tidak dapat dihindari, Aira dan Arga juga sama-sama berusaha untuk bersaksi dan menegaskan jika baik Aira maupun Arga sama sekali bukan pelakunya melainkan Karen dan Sandra lah pelaku yang sebenarnya.
Di tengah berbagai argumen yang dilontarkan oleh Sandra dan Karen untuk menyelamatkan diri mereka sendiri, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pada pintu.
Saat pintu tersebut dibuka dari luar, terlihatlah Ibu Sastri yang berdiri berdampingan dengan seorang murid perempuan berkaca mata yang Aira duga merupakan siswi kelas sepuluh yang sering memenangkan lomba olimpiade sekolah.
"Mohon maaf menginterupsi, saat ini saya membawa seorang siswi yang mengaku mengamati dari jauh saat insiden tersebut berlangsung." Ucap Ibu Sastri yang membuat Karen dan Sandra membeku di tempatnya dengan bola mata yang membesar, hal itu pun ternyata tidak luput dari pengawasan pihak kepolisian yang sedang melakukan penyelidikan saat ini. "Namanya Sarah, dia siswi kelas sepuluh yang sudah kami verifikasi tidak memiliki hubungan dekat apapun dengan seluruh siswa yang sedang menjadi tersangka saat ini."
"Baiklah, silahkan memberikan kesaksian dari hasil pengamatan kamu sebelumnya Sarah." Ucap salah satu penyidik mempersilahkan Sarah.
Bu Sastri berjalan membimbing Sarah di sampingnya dan berdiri di belakang keempat siswa yang sedang menjadi tersangka saat ini.
Sarah memperbaiki kaca matanya sejenak sebelum mulai bersuara dengan gugup. "Saat kejadian itu terjadi... saya sedang duduk membaca buku di bawah sebuah pohon pada saat jam istirahat sedang berlangsung. Satu itu... samar-samar saya mendengar keributan dan suara teriakan dari atas rooftop," Sarah menjeda kalimatnya sejenak sembari mengulum bibirnya ke dalam. "Saat itu... saya melihat ada dua orang di sisi kiri rooftop sedang mendorong satu orang yang sedang terpojok pada dinding setinggi pinggang yang menjadi pembatas rooftop."
"Bagaimana ciri-ciri dari dua orang yang kamu lihat tersebut?"
"Dua orang itu... yang satu berambut panjang berwarna pirang, sementara yang satu lagi berambut pendek."
Sandra dan Karen membeku di tempatnya masing-masing, sementara aura di dalam ruangan tersebut semakin dingin dan penuh ketegangan.
Ciri-ciri yang disebutkan Sarah jelas merujuk kepada ciri-ciri Sandra dan Karen. Sandra memiliki rambut panjang yang dicat berwarna pirang, sementara rambut Karen memiliki potongan yang pendek. Sementara Aira memiliki rambut panjang yang berwarna cokelat gelap.
Salah satu pihak penyidik dengan sigap mencatat sesuatu pada lembaran kertas di atas meja.
"Lalu... selain dua orang itu, apakah kamu melihat ada orang lain disana Sarah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGARA
Teen FictionArgara, si pemilik mata setajam elang yang menyimpan begitu banyak misteri. Namun di balik sikap dinginnya, satu hal yang tidak akan pernah orang lain ketahui, bahwa, Arga tidak pernah egois ketika ia telah benar-benar mencintai satu orang, ia akan...