She's...

736 32 3
                                    

Tuk! Tuk! Tuk!

Aku membuka kedua kelopak mataku.

Sepertinya baru lima belas menit yang lalu aku terlelap dalam tidurku, namun suara ketukan dari dalam lemari kayu jati milikku itu membuatku kembali terjaga dari tidurku.

Tuk! Tuk! Tuk!

Ketukan itu tak juga berhenti, seakan tidak ingin membiarkan aku kembali terlelap dalam tidurku begitu saja.

Tuk! Tuk! Tuk!

Aku akhirnya menyibakkan selimut tebal yang menutupi tubuhku, dan bergerak bangkit dari ranjangku. Rasa dingin langsung menusuk telapak kakiku ketika aku mulai menapakkan kakiku di atas lantai.

Tuk! Tuk! Tuk!

Aku melangkahkan kakiku secara perlahan menyusuri lantai kamarku yang dingin di bawah pencahayaan remang-remang dari lampu tidur kecil di samping ranjangku.

Tuk! Tuk! Tuk!

Suara ketukan itu masih terus terdengar hingga aku tiba di hadapan lemari kayu milikku itu.

Aku mengulurkan tanganku secara perlahan dan menyentuh pintu lemari yang bergetar karena terus di ketuk dari dalam.

Tuk! Tuk! Tuk!

Aku mencoba membuka pintu lemari itu secara perlahan.

Suara ketukan itu berhenti.

Aku menatap bagian dalam lemari di hadapanku yang terlihat kosong.

Tidak ada siapa-siapa.

Tiba-tiba saja aku merasakan kaki kananku dicengkram oleh sebuah tangan kecil yang terasa sedingin es yang membeku.


Aku menunduk dan samar-samar mendapati sesosok anak laki-laki bertubuh kecil dan ringkih yang sedang duduk meringkuk dengan memeluk kedua lututnya.

Aku tidak dapat melihat wajah si sosok anak laki-laki itu yang tengah menunduk dalam. Maka, secara perlahan, aku mulai merendahkan tubuhku dan menekuk lututku hingga tubuhku sejajar dengan tubuhnya.

Aku memiringkan wajahku ke kanan agar aku dapat melihat wajah anak laki-laki itu, dan pada saat itu, sosok anak laki-laki itu lantas mengangkat wajahnya dan menatapku.

Aku terkesiap dan menahan napasku.

Dalam pencahayaan yang minim, aku akhirnya dapat melihat wajah sosok anak laki-laki bertubuh kecil dan ringkih di hadapanku itu.

Wajah anak laki-laki itu berwarna putih pucat dan sedikit membiru. Wajah kecil itu terlihat dipenuhi oleh beberapa luka mengerikan yang terlihat mengalirkan cairan berwarna gelap yang kontras sekali dengan warna kulitnya yang pucat.

Wajah kecil itu tiba-tiba saja menyeringai.

"Halo~"

Sudut bibirnya yang sobek tidak menghentikan sosok kecil itu untuk menyeringai semakin lebar, gigi-gigi kecilnya terlihat dilumuri dengan cairan berwarana gelap yang sama seperti pada luka yang memenuhi wajahnya.

"~Apa kabar? Teman lama~?"

***

"Annabella... kamu tau kenapa Mama kamu ngasih nama itu buat kamu?"

Gadis kecil yang dipanggil dengan nama Annabella itu menggelengkan kepalanya.

"Karena..." Gadis itu menyeringai lebar dengan gigi-gigi kecilnya yang terlihat membusuk dan dilumuri oleh cairan berwarna merah gelap. "Karena... Mama kamu bilang... kamu gak lebih dari boneka terkutuk yang pernah hadir ke dalam kehidupan dia." Gadis itu terkekeh keji. "Itu sebabnya... dia ngebuang kamu di hari pertama kamu lahir ke dunia ini... Annabella."

"Dan kamu tau Annabella... kamu harus hidup dengan nama kamu yang cantik itu... selamanya."

Ini tentang Annabella, dan tentang pembalasan dendamnya atas setiap rasa sakit yang pernah dirasakannya.

***

Buat yang suka genre Horror & Romance bisa baca cerita aku yg ini ya, judulnya "She's ANNABELLA" ceritanya bakalan update setiap hari..

Thank you

ARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang