Kesalahpahaman?

688 26 0
                                    

Aira mengetukkan jari-jarinya di atas meja, ia menunduk dan membaca novel di tangannya dengan tenang dan mengabaikan orang-orang di sekitarnya yang masih membicarakannya terkait dengan peristiwa yang terjadi kepada Cecilia kemarin.

Walaupun hasil dari investigasi polisi kemarin sudah jelas, namun masih saja ada yang beranggapan kalau hasil investigasi tersebut mungkin saja keliru, dan seharusnya Aira lah sosok dalang dibalik kejadian kemarin.

"Ya gak mungkinlah Karen sama Sandra yang ngelakuin itu ke Cecil, kita semua kan tau kalau mereka itu kan bestie."

Aira mendesah pendek. Seharusnya sejak kemarin ia sudah menduga ini, walaupun kemarin polisi sudah membuktikan bahwa ia tidak bersalah, bukan berarti asumsi orang-orang akan terhenti begitu saja.

Aira membalik lembaran novel di tangannya, dan disaat yang bersamaan, seseorang berjalan masuk ke dalam kelas.

Aira meliriknya sekilas kemudian tubuhnya sedikit membeku ketika menemukan bahwa seseorang yang baru saja berjalan memasuki kelas tersebut adalah Arga. Aira juga sempat meliriknya sekilas, namun kemudian segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Aira mengerti, pasti banyak yang sedang memperhatikan Arga saat ini.

Aira kembali melirik ke depan kelas ketika seorang guru berjalan masuk ke dalam kelas. Kelas menjadi lengang seketika.

"Baik siswa-siswi sekalian, mohon maaf pada jam pelajaran kimia minggu lalu saya tidak dapat berhadir karena sedang pergi ke luar kota." Ucap Pak Edo di depan kelas sembari mengeluarkan setumpuk lembaran kertas dari dalam tasnya. "Saya sudah memeriksa ulangan mata pelajaran kimia yang kita adakan pada minggu lalu."

Sial. Aira mengumpat dalam hatinya. Ia baru ingat jika dua minggu yang lalu ada ulangan mata pelajaran kimia, dan kemudian... Arga merampas lembar jawaban miliknya dan membuangnya ke tempat sampah begitu saja.

Aira tidak tau apakah ia masih harus merasa marah kepada Arga atas kejadian itu atau tidak mengingat kemarin malam mereka sepertinya baru saja berdamai. Mungkin ia akan meminta penjelasan dari Arga nanti.

"Raya, tolong bagikan kembali lembaran kertas ulangan ini."

Raya yang duduk di barisan paling depan segera bergerak maju dan mengambil setumpuk kertas ulangan di atas meja Pak Edo tersebut dan mulai berjalan ke sekeliling kelas untuk membagikan lembaran ulangan tersebut kepada pemiliknya.

"Dari semua siswa dan siswi yang hadir pada saat ulangan dua minggu yang lalu, hanya ada satu orang yang tidak mengumpulkan ulangan."

Sial. Aira kembali mengumpat di dalam hatinya, ia yakin Pak Edo akan menghukumnya sebentar lagi. Ini semua salah Arga, mengapa dia bisanya melakukan hal sekeji itu kepadanya.

"Argara!"

Sontak seluruh kepala menoleh ke arah Arga.

"Ke ruangan saya setelah jam pelajaran ini selesai!"

"Baik Pak."

Aira mengernyit bingung. Apa yang terjadi?

Lalu semuanya terasa seperti sebuah dejavu ketika Raya meletakkan kertas berisi ulangan kimia di atas mejanya, dan ketika Aira melirik bagian atas dari lembaran tersebut terdapat namanya yang tertulis rapi di sana. Aira Charisha.

Bukankah saat itu Arga telah merampas kertas ulangan miliknya dan langsung membuangnya ke tempat sampah?

Aira kemudian melirik pada nilai yang mendekati kata sempurna yang berada di sudut kanan atas lembaran ulangan tersebut. Ia jelas tidak akan mungkin bisa mendapatkan nilai yang seperti itu bahkan seandainya Arga tidak merampas dan membuang kertas ulangan miliknya saat itu.

Aira kembali melirik tulisan namanya yang berada di sudut kiri atas lembaran ulangan tersebut. Lagi dan lagi terdapat bekas Stip-x di bawah tulisan namanya tersebut.

Aira mencoba membersihkan bekas Stip-x tersebut dengan ujung kukunya, lalu setelah semua bekas stip-x tersebut telah terangkat, ia kembali menemukan nama Argara Graveno di sana yang sebelumnya berada di bawah tulisan namanya.

Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi untuk kedua kalinya?

Aira masih ingat bagaimana saat itu ia merasa sangat marah kepada Arga ketika Arga merampas lembaran ulangan miliknya. Ternyata selama ini ia salah paham dengan apa yang Arga lakukan kepadanya saat itu.

Aira membenci Arga setengah mati pada saat kejadian itu karena berpikir Arga sudah sangat keterlaluan dan ingin menjebaknya saat itu. Namun ternyata, yang Arga lakukan saat itu adalah untuk menyelamatkannya agar lembaran ulangan miliknya yang isinya benar-benar payah saat itu tidak sampai ke tangan Pak Edo.

Arga bahkan kembali merelakan nilai sempurna miliknya untuk Aira, dan memilih untuk mendapatkan hukuman hanya demi menyelamatkannya.

Aira tidak mengerti, mengapa Arga melakukan semua ini untuknya? Mengapa Arga masih berusaha melindunginya di saat mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun?

Mengapa Arga masih peduli kepadanya disaat ia pikir Arga selalu berusaha menghindarinya?

Ada berapa banyak lagi kesalahpahaman yang selama ini ia pikirkan terhadap Arga?

***

To be continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang