TSW - 23

21.5K 1.3K 19
                                    

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for follow, vote and comment this story!
******

Laura mengerjapkan matanya saat merasakan sebuah tangan melingkar di perutnya. Di sana ia melihat Oliver tertidur di sampingnya tanpa melepas pakaian kerjanya. Perlahan Laura menjauhkan tangan Oliver dan beranjak dari tempat tidur menuju balkon kamar.

Di sana, Laura menatap bulan dan bintang yang menghiasi langit malam. Laura mengeratkan pakaian tidurnya saat merasakan hawa dingin menusuk kulitnya. Ia tidak menyangka jika ia akan tertidur selama itu. Setelah siang tadi Oliver meninggalkannya, Laura terus menangis hingga kegelapan menghampirinya.

"Kenapa berdiri di sini? Masuklah, udara malam tidak baik untukmu sayang." Tubuh Laura menegang saat mendengar suara Oliver dan melihat sebuah tangan melingkar di perutnya. Laura yang mendengar itu hanya mampu terdiam tanpa berniat menjawabnya.

Oliver yang tidak mendengar jawaban dari Laura langsung membalikan tubuh wanita itu hingga menghadap padanya.

"Apa kau masih marah padaku?" Laura dengan cepat memalingkan wajahnya saat mendengar pertanyaan Oliver. Bahkan ia tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Apakah ia harus marah atau tidak, ia sangat bingung.

"Tatap aku sweetheart.." lirih Oliver. "Aku mohon maafkan aku, semua yang kau lihat tidak seperti yang kau pikirkan." lanjutnya membuat Laura geram.

"Lalu apa? Kau bahkan tidak mengatakan apapun padaku dan malah pergi meninggalkanku," ujar Laura mengeluarkan kekesalannya. "Jika dia wanita yang selama ini kau tunggu, aku tidak masalah untuk pergi dari rumah ini dan menandatangani surat perceraian kita." lanjutnya.

Rahang Oliver seketika mengeras saat mendengar ucapan Laura. Amarah pria itu akan terpancing setiap Laura mengucapkan kata perceraian.

"Jangan mengatakan hal konyol seperti itu Laura. Sampai kapanpun aku tidak akan bercerai denganmu." ujar Oliver membuat Laura menatap penuh tanya.

"Dengarkan aku.." pinta Oliver dan menatap lekat manik mata Laura dengan penuh kelembutan.

"Aku sangat mencintaimu Laura, sampai kapanpun tidak ada yang bisa menggantikanmu dihatiku. Vienneta adalah masa laluku dan kau adalah masa depanku. Jadi aku mohon, jangan ucapkan kalimat itu lagi sayang..."

"Maafkan aku sayang, aku telah menyakiti hatimu." lanjut Oliver membuat Laura terdiam. Ia tidak tahu harus mengatakan apa.

"Lalu bagaimana dengan wanita itu?" Tanya Laura dengan sedikit ragu.

"Sudah ku katakan, dia hanya masa laluku dan dia tidak akan bisa memisahkanku denganmu." Perlahan sudut bibir Laura terangkat saat mendengar ucapan Oliver. Laura memeluk tubuh suaminya dengan erat dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Oliver. Oliver yang melihat itu ikut tersenyum dan mengecup puncak kepala istrinya dengan lembut.

"Aku sangat mencintaimu sweetheart."

"Aku juga sangat mencintaimu Oliver."

*****

Di sisi lain, Vienneta tengah duduk di sebuah mini bar dengan memegang segelas minuman di tangannya. Bahkan kini wanita itu hampir kehilangan kesadarannya.

"Hei nona, apa kau butuh seorang teman?" Ujar seorang pria yang mencoba mendekati Vienneta dan memegang bahu wanita itu.

Vienneta yang melihat itu langsung menepiskan tangan pria itu dengan kasar dan menatap tajam ke arahnya.

"Maaf tuan, aku tidak membutuhkan pria hidung belang sepertimu." ujar Vienneta dan beranjak dari tempat duduknya meninggalkan pria itu.

"Menarik." gumam pria itu dengan senyum seringai diwajahnya saat melihat punggung Vienneta yang mulai menjauh.

The Secret Wife || COMPLETED ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang