Happy Reading Guys🖤
Don't forget for follow, vote and comment this story!
******"Siapa kau?!" Oliver menatap tajam ke arah Brian yang sangat berani berteriak di hadapannya.
"Aku? Bukan urusanmu." ujar Oliver dengan senyum seringai diwajahnya. Brian yang mendengar ucapan Oliver mulai tersulut emosi.
Laura yang melihat kedua pria yang ada di sana saling menatap dengan tatapan membunuh membuatnya semakin pusing. Ia tidak punya pilihan lain selain mengusir Brian dari sana karena ia tidak ingin hubungannya dengan Oliver terungkap.
"Lebih baik kau pergi dari sini dan jangan temui aku lagi." tegas Laura.
"Baiklah kalau itu maumu, lihat saja kau akan memohon padaku untuk kembali." ujar Brian membuat Laura menatap tidak percaya dengan pria yang ada di hadapannya.
"Jangan pernah berharap!" Ujar Laura dan langsung menyeret Brian keluar dari sana.
Laura berusaha untuk mengontrol emosinya setelah kepergian Brian. Kedatangan pria itu semakin membuat harinya dipenuhi dengan kesialan terutama pria yang kini duduk di sofa dengan santai.
"Untuk apa kau kemari?" Ketus Laura membuat Oliver menaikkan alisnya.
"Kenapa kau ketus sekali?" Laura yang mendengar itu hanya mengangkat bahunya acuh. Ia sedang tidak ingin berbicara dengan Oliver karena suasana hatinya yang sangat buruk.
Laura mengambil beberapa roti yang telah ia beli dan memberikannya pada Lisa. Bahkan ia tidak berniat memberikan roti itu pada Oliver membuat pria itu mengerutkan keningnya bingung.
"Aku ke sini untuk membahas masalah operasi Lisa." ujar Oliver membuat Laura langsung menatap kearahnya. "Aku akan menyuruh Hans untuk mengurus semuanya." lanjutnya.
Laura yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya tanpa berniat membalas ucapannya. Oliver yang merasa dirinya diabaikan oleh Laura memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.
Laura menghela nafas berat saat melihat kepergian Oliver. Beginilah jika lebih mementingkan ego dibandingkan dengan isi hati membuat penyesalan datang belakangan dan kini ia menyesal telah mengabaikan Oliver.
"Apa kakak menyukainya?" Tanya Lisa membuat Laura membulatkan matanya.
"Haha.. apa maksudmu? Mana mungkin aku menyukainya." Lisa yang melihat kakaknya tertawa dengan salah tingkah hanya mampu menggelengkan kepalanya. Kakaknya memang tidak bisa menyembunyikan perasaannya dengan baik dan dapat ditebak dengan mudah.
*****
Oliver mengendarai mobil dengan kecepatan penuh menuju mansion miliknya. Sikap Laura benar-benar membuatnya sangat marah. Bahkan ini pertama kalinya ia diabaikan oleh seorang wanita.
Sesampainya di mansion, Oliver langsung menuju ruang kerjanya dan memanggil Hans untuk menghadapnya. Tak lama kemudian, Hans sudah berada di hadapan Oliver.
"Jadwalkan operasi Lisa secepatnya dan urus semua administrasinya." perintah Oliver.
"Baik tuan."
Oliver kembali melanjutkan pekerjaan yang telah menantinya. Ia mengambil satu persatu berkas yang ada di atas meja dan memeriksa semua dengan sangat teliti. Ia tidak akan menerima satu kesalahan sedikit pun.
Tok tok...
"Masuk." perintah Oliver saat mendengar seseorang mengetuk pintunya.
"Di sini kau rupanya" Oliver langsung mendongakkan kepalanya saat melihat kedatangan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Wife || COMPLETED ✔️
RomansaLaura Florance harus bekerja keras untuk membayar seluruh pengobatan adiknya, Lisa Florance. Adiknya harus terbaring lemah di ranjang rumah sakit akibat penyakit Leukimia yang dideritanya. Sedangkan kedua orang tuanya telah meninggalkan mereka akiba...