19. Jadian

2.8K 337 10
                                    

19. Jadian

"Terima kasih masih mau bertahan walaupun banyak alasan untuk mundur" - unknown

•°¤°•

Adriel berjalan dengan cepat ke arah tangga menuju kamarnya. Cowok itu berpapasan dengan Adelyne yang berdiri diujung tangga, dia baru saja kembali dari dapur dengan segelas susu ditangannya . 

"Udah pulang kak?" Adriel memilih mengabaikan adiknya dan terus berjalan dengan wajah marah. Rahangnya mengeras bersama dengan kedua tangan nya yang terkepal disamping tubuhnya. Adriel sedang menahan emosi nya yang bisa meledak kapan saja.

Adelyne memperhatikan punggung kakaknya dengan kening mengerut bingung.

Kenapa? Pikir Adelyne.

Adelyne terlonjak kaget saat suara bantingan pintu yang begitu keras terdengar. Matanya mengerjap.

"Kenapa sih? baru pulang langsung marah-marah" gumam Adelyne pelan. Untungnya Papa dan Mama mereka sedang tidak dirumah jadi kakaknya itu tidak akan dimarahi karena membanting pintu. Adelyne memilih untuk mengabaikan kemarahan Adriel. Cewek itu sangat mengenal kakaknya jika sedang emosi. Lebih baik diam daripada dia yang menjadi sasaran kemarahan Adriel. Adelyne melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya yang berada setelah kamar tamu disamping kamar Adriel. 

Adelyne masuk dan langsung mengunci pintunya.

Adriel berdiri di balkon kamarnya dengan tangan mengepal dan mata yang memerah. Cowok itu menarik rambutnya dengan frustasi.

Dia kembali mengingat kejadian satu jam yang lalu saat dia selesai mengantar Diandra.

Mobil Adriel berhenti didepan rumah Diandra. Cowok itu tidak mengatakan apa-apa dia hanya menunggu Diandra turun dari mobilnya.

Sejujurnya Adriel sudah malas lama-lama bersama Diandra

"Makasih yah" ujar Diandra dengan senyum lebar namun Adriel dipastikan tidak melihat senyumnya karena cowok itu tengah menatap lurus ke arah depan.

Cup

Adriel menoleh kaget saat Diandra mencium pipinya.

"Apa-apaan lo?!" seru Adriel marah. Tangannya bergerak mengusap pipinya— menghapus bekas ciuman Diandra disana.

Mengabaikan kemarahan Adriel, Diandra tersenyum lebar.

"Gak salah kan nyium pacar sendiri" ujar Diandra penuh arti lalu turun dari mobil Adriel dan meninggalkan cowok itu yang tengah menatapnya dengan tatapan bingung bercampur kesal. Apa tadi dia bilang? pacar? yang benar saja. Sejak kapan mereka pacaran.

Berusaha membuang rasa kesalnya, Adriel menyalakan mesin mobil dan berniat meninggalkan rumah Diandra saat telpon masuk di ponselnya membuat Adriel mengurungkan niatnya untuk melajukan mobil dan memilih mengangkat telpon saat menemukan nama Stella terpampang dilayar ponselnya.

"Halo"

Kini Adriel berdiri didepan Stella yang tengah menunduk. Setelah cewek itu menelpon dan meminta Adriel untuk datang kerumahnya, cowok itu langsung melajukan mobilnya menuju rumah Stella. Cewek itu bilang ada yang ingin dia bicarakan dan entah mengapa perasaan Adriel menjadi tidak enak apalagi mendengar suara Stella yang tersendat-sendat seperti baru habis menangis.

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang