38. Hurts So Good

2.8K 363 257
                                    

38. Hurts So Good

'Kejujuran memang terkadang menyakitkan, tapi lebih sakit lagi ketika mengetahui kebohongan seseorang dari orang lain'

•°¤°•

Sepulang sekolah hari ini ada jadwal latihan basket untuk tim SMA Nirwana. Karena itu, Adriel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk memulai latihan. Karena gabut, anak-anak Sergios Gen 2 juga ikutan menonton.

Semuanya hadir, kecuali Riela yang pulang duluan karena neneknya hari ini kembali kerumah. Dia sudah mengirim chat pada Adriel tapi cowok itu belum membacanya. Maka dari itu, Riela menitip pesan pada Jane dan Xaviera untuk memberitahukan pada Adriel jika seandainya cowok itu menanyakan keberadaannya.

"Wassap ma geng!" Ben yang baru saja memasuki lapangan bersama Nobel langsung menyapa dengan semangat. Tidak lupa dia melakukan tos pada teman-temannya. Nobel sendiri setelah menyapa dia langsung menuju lapangan.

"Dari mana lo, bang?" tanya Devon begitu Ben selesai melakukan tos.

"Beli yakult," jawabnya sambil mengangkat bungkusan yakult yang sudah dia minum setengahnya.

"Itu tuh harus langsung diabisin bego, kalau gak bakteri baiknya jadi bakteri jahat." Xaviera menimpali, membuat Ben mengerjap. Memangnya begitu yah? dia tidak tahu.

"Emang bisa gitu Ra?" tanya Ben dan Xaviera mengangguk.

"Iya bang. Coba lo pikir, bakteri nya lo ghosting, ya marah lah dia!" Haikal berseru membuat Nevan tertawa hingga bertepuk tangan.

"Gak gitu konsepnya jamal." Avi bergerak menonyor kepala Haikal sedangkan cowok itu cengengesan ditempatnya.

Ben sendiri dengan cepat meneguk yakultnya hingga tandas.

"Bagi dong." Zegas langsung menyambar kresek putih yang Ben pegang tanpa mendengar persetujuan dari cowok itu.

"Belum gue iyain yah bangsat," maki Ben tidak terima namun dia tidak merebut kembali kresek yang kini tengah berpindah tangan pada Zegas.

"Eh mau beli camilan aja gak? Gue traktir." Austin bersuara. Daripada mereka menonton secara kosongan, lebih baik membeli camilan.

"Boleh juga," sahut Cedric.

"Ayo. Siapa yang mau bareng gue beli camilannya?" Austin sudah berdiri dari duduknya.

"Gue ikut." Zacian langsung bangun dari duduknya.

"Lo berdua aja deh," ujar Devon. Austin mengangguk dan langsung mengajak Zacian pergi.

Ditengah lapangan sana, anak-anak basket tampak bersiap-siap untuk memulai latihan. Mata Jane yang menangkap sosok seseorang yang tidak asing di tribun bagian kiri langsung menyenggol lengan Xaviera.

"Itu Stella kan?" bisik Jane dengan mata yang tertuju pada sosok Stella diujung sana.

Xaviera menoleh, mengikuti arah mata Jane. "Iya. Ngapain sih disini?" Xaviera berujar dengan nada setengah kesal.

"Mau caper nih pasti," ujar Jane. Mata kedua cewek itu sudah memincing.

"Pantau," ujar Xaviera dan Jane mengangguk setuju.

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang