48. Rencana Kehancuran

2.9K 480 148
                                    

Mau curhat dikit boleh? akhir-akhir ini lagi males buat ke lapak ini. Karena apa? karena aku ngerasa gak dihargain aja. Terlalu banyak siders. Contohnya part sebelumnya. Yang baca hampir seribu tapi yang vote cuma seratus. Yang komen juga dikit banget. Sangat merasa gak dihargai.

Teman-teman yang udah ngevote, udah komen. Makasih banget. Agak miris aja sama siders. Males vote tapi nuntut harus cepet update.

Komen pembaca tuh berarti banget buat author. Buat naikin mood biar semangat update. Next part itu udah ada di draf tapi males aku update karena hal ini. Gak tau deh apa yang susah dari hanya sekedar teken bintang.

Udah yah. Pasti setelah baca ini kalian pada bilang. Apasih ini author? masih mending ada yang baca. Aku hargai buat kalian yang udah baca. Tapi kalau gak bisa ngehargain. Just go away. Lapak sepi tapi banyak responnya lebih bikin bahagia ketimbang banyak yang baca tapi berasa sepi.

Udah. Cus baca aja deh. Happy Reading.

48. Rencana Kehancuran

•°∞°•

"Wah makin jago lo!" seru Danio sambil meloncat dan bergelantungan pada tubuh tinggi Ben ketika cowok itu berhasil memukul bola kecil hingga masuk ke lubang yang cukup jauh didepan mereka.

"Apaan sih anjir tiba-tiba cosplay jadi monyet!" kesal Ben sambil berusaha melepaskan lengan Danio yang melingkar dilehernya.

"Gamauuu," seru Danio sambil mengeratkan pegangannya.

"Gasuka...gelayyyy," sahut Zegas yang entah muncul darimana.

"Lepasin anjing!" Ben mulai kesal. Dengan brutal dia mencoba melepaskan rangkulan Danio hingga keduanya berkahir jatuh diatas padang rumput.

"Kek bocah lo berdua," komentar Edward dengan tatapan aneh.

Mereka sekarang tengah bermain golf bersama. Sudah lama mereka tidak melakukan olahraga yang katanya hanya dilakukan oleh orang kaya.

Area golf ini milik keluarganya Adriel.

"Tuh manusia dua ngapain gelut dirumput?" Nobel bertanya heran dengan mata tertuju pada Ben dan Danio yang belum selesai bergulat diatas rumput. Zegas sendiri tengah berdiri cekikikan sambil mereka kedua manusia itu.

"Cewek gue cakep banget," komentar Adriel saat melihat Riela yang dari jauh tengah berjalan kearah mereka. Riela tidak sendiri. Dia bersama cewek-cewek yang lain. Ada Jane, Xaviera, Vanilla, Dalsa, Flavi, Sahara dan Nana.

"Bucin," cibir Justin. Adriel melirik tajam.

"Perlu gue bawain kaca?" sahut si Ketua Sergios.

"Itu gak dipisahin bang?" Devon yang sedari tadi memperhatikan aksi gelut Ben dan Danio tiba-tiba bersuara. Dia kemudian menatap Adriel dengan tatapan bertanya.

"Biarin aja," ujar Edward.

"Kalian darimana?" tanya Adriel.

"Keliling sambil foto-foto." Riela menjawab.

"AUSTIN SIA TEH NGAJAK GELUT?!" terdengar teriakan kesal Haikal yang kini tengah melepas sepatu sambil mengejar Austin yang berlari dengan tawa yang mengudara.

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang