9. How Bad?

2.9K 411 14
                                    

9. How Bad?

'Kebahagiaan Riela itu prioritas' - Edward Harrison

•°¤°•

Edward kini di rumah sendirian, teman-teman nya sudah pulang. Setelah kejadian tadi dimana Edward meminta Adriel menjauhi Riela, mereka semua langsung terjebak dalam suasana canggung. Tidak ada yang berani berbicara sampai akhirnya Zegas pamit pulang dengan alasan kakaknya meminta dia pulang. Dan itu dimaanfaatkan oleh yang lain nya, mereka juga ikut pamit pulang.

Jane yang biasanya bisa menghibur Edward sampai tidak bisa melakukan apa-apa. Pacarnya itu seperti kehilangan semangat hidup.

Mungkin terlihat berlebihan mengingat mereka hanya sepupu. Tapi, Riela sangat berarti bagi Edward.

10 tahun lalu

Siang itu Edward dan keluarganya datang ke rumah Rebeca— neneknya Riela. Disana ada Riela bersama kedua orang tuanya. Kedua bocah itu terlihat senang saat bertemu, tanpa banyak bicara Edward langsung menarik tangan Riela, membawa anak itu menuju halaman depan untuk mengajak nya bermain.

"Mau main apa?" tanya Edward kecil. Bocah itu menatap Riela yang berdiri didepan nya.

"Main bola aja" ujar Riela sambil mengambil bola yang ada disitu. Edward menyerngit bingung.

"Kok bola?" tanya Edward.

"Emangnya kenapa?" tanya Riela balik. Dia terlihat bingung.

"Kan kamu cewek. Anak cewek kenapa main bola?" pertanyaan Edward membuat Riela kecil tertawa.

"Emangnya gak boleh kalau cewek main bola?" tanya Riela pada Edward.

"Ya.... gak juga sih" ujar Edward bingung harus menjawab apa.

"Kalau gitu, Ed mau main boneka sama Lala?" pertanyaan Riela membuat Edward melotot.

"GAK!" tolak Edward keras. Bocah itu bergidik ngeri membayangkan dia harus bermain boneka.

"Hahahahaha yaudah ayok kita main bola" ujar Riela bersemangat.

Riela mulai menendang bola kesana kemari dan Edward sibuk mengejar nya sampai akhirnya cowok itu berhasil merebut bola dari Riela.

"Ihhhhhh" kesal Riela. Cewek itu berhenti berlari saat bolanya sudah dimiliki Edward. Dia hanya berdiri dengan wajah cemberut.

"Jangan ngambek dong. Yaudah aku kasih bolanya" ujar Edward mengalah. Cowok itu melempar bola ke arah Riela namun bolanya malah keluar melewati pagar, terguling sampai ke jalan.

"Yahhhh. Tunggu aku ambil bolanya" ujar Edward lalu berlari kecil menuju jalan. Untuk mengambil bola, Riela mengikuti dari belakang.

"Ed awas!!" teriakan Riela membuat Edward menoleh dan melihat sebuah mobil melaju kearah nya. Bocah lelaki itu menutup matanya namun yang dia rasakan hanya tubuhnya yang terdorong ke depan.

Bunyi benturan begitu kuat. Edward membuka matanya pelan-pelan. Tapi sayangnya dia tidak merasakan sakit selain lututnya yang terasa perih.

Edward menoleh kearah mobil yang hampir menabrak nya saat matanya menangkap Riela yang tergeletak di tengah jalan dengan darah disekeliling nya.

"Riela!!" teriakan Edward sangat keras. Bocah itu gemetaran, matanya berkaca-kaca. Perlahan Edward mendekati tubuh Riela yang bersimbah darah.

"L...lala" panggil Edward pelan tapi tidak ada jawaban dari Riela.

"Riela!!!" teriakan bocah 8 tahun itu membuat orang-orang keluar dari  rumah mereka.

Mereka dibuat terkejut dengan kecelakaan yang ada didepan mereka.

"YA TUHAN!!" teriakan neneknya Riela terdengar, wanita paruh baya itu pingsan setelah melihat cucunya di tabrak.

Papanya Riela langsung berlari dan menggendong anaknya yang tidak sadarkan diri.

Edward gemetar di pelukan mama nya. Papanya langsung mengambil mobil. Mereka membawa Riela ke rumah sakit saat itu juga.

Saat itu Riela kehilangan banyak darah. Edward sangat takut, dia takut dia akan kehilangan sepupunya. Dia terus menyalahkan dirinya saat itu. Riela celaka karena menyelamatkan nya.

Saat itu Riela dinyatakan koma. Dokter bahkan berkata jika sedikit saja Riela terlambat dibawa ke rumah sakit, mungkin anak itu sudah meregang nyawa.

Saat itu keluarga mereka hampir kehilangan harapan, mereka berpikir Riela tidak akan bangun.

Edward terus berdoa. Tiap hari, meminta agar Riela sadar.

Dan mukjizat itu nyata. Riela membuka matanya kembali setelah tertidur tiga bulan.

"Ed dimana?"

Kalimat pertama yang Riela katakan saat dia membuka matanya. Disaat itu juga Edward langsung menggenggam tangan Riela.

"Ed disini" ujar Edward. Bocah itu hampir menangis saat melihat Riela yang kini tengah menatapnya.

"Tadi Lala mimpiin Ed" ujar Riela sambil tersenyum kecil.

Orang tua Riela bersama dengan orang tua Edward berdiri menyaksikan Riela dan Edward yang sedang berbicara. Neneknya Riela juga ada.

"Mimpi?" tanya Edward. Riela mengangguk.

"Tadi Lala di suatu tempat. Tempatnya bagus banget. Ada pohon nya. Pokoknya bagus banget terus katanya, Lala boleh tinggal disitu kalau lala mau" Riela masih bercerita.

"Oh iya. Lala juga ketemu opa disana" ucapan Riela membuat orang-orang tua disana menahan isakan.

"Tempat nya bagus banget. Lala jadi gak mau pulang" cerita Riela lagi.

"Terus gimana?" tanya Edward.

"Tapi Ed datang. Ngajakin Lala pulang. Ed bilang, Ed kangen sama Lala. Mau main lagi" ujar Riela dengan polosnya.

"Awalnya Lala gak mau. Tapi Ed nangis. Yaudah Lala mau" ujat Riela sambil tertawa.

"Ed cengeng" ejek Riela masih tertawa. Edward tersenyum walaupun bocah itu tidak dapat menahan air matanya.

"Gak papa Lala bilang Ed cengeng. Yang penting Lala balik" ujar Edward. Riela tersenyum lalu mengangguk.

Edward tersenyum kecil berbanding terbalik dengan matanya yang terlihat sedih mengingat kejadian sepuluh tahun lalu. Kejadian dimana Riela hampir meninggal karena menyelamatkannya.

Malaikat kecilnya.

Setelah kejadian itu, Edward selalu menjaga Riela, memastikan cewek itu baik-baik saja. Tidak boleh terluka.

Kalau Riela terluka, Edward juga.

Menyakiti Riela sama saja menyakiti Edward.

Edward menyayangi Riela.

How bad?

So fucking bad

Riela Daniella Johnson. Sepupunya. Separuh dirinya.

Malaikat kecilnya.

•°¤°•

Maaf kalau kependekan yah. Chapter ini memang untuk menjawab hubungan Edward dan Riela yang segitu kuatnya padahal cuma sepupu. Mungkin bagi kalian ini terlihat berlebihan tapi menurut aku gak sama sekali. Emang sikap kalian bakal gimana ke orang yang berani pertaruhin nyawanya buat kalian. Apa kalian bakal biasa aja? aku yakin gak. Apalagi untuk ukuran bocah kayak Riela yang rela nyelamatin Edward. Jadi jangan heran kalau Ed sesayang itu sama Riela. Jangan iri kalian wkwkwk
Okey jangan lupa VOMENT♥️ follow ig aku @skmexantry_ dan @wattpadsuk_

Big Hug

SUK


ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang