40. Stop

3.2K 422 302
                                    

!!PART INI PANJANG! HARUS RAME POKOKNYA. MINIMAL 90 VOTE+210 KOMEN BUAT NEXT CHAPTER. MOMMA MAKSA WKWKKWWK!!

Selamat membaca!

40. Stop

'Kalau kalian ngejar seseorang tapi dia ngejar yang lain, jangan mundur. Stop.'

•°¤°•

"Ada yang galau tapi bukan Ben," celetuk Danio sambil memakan keripik kentang yang dia rampas dari Zegas.

"Kok gue bangsat?" ujar Ben tidak terima. Matanya menatap Danio kesal.

"Udah coba lo hubungin?" Ilham bertanya sambil menatap kearah Adriel yang duduk termenung. Mereka sedang berada dirumah Adriel sekarang. Berniat menghibur Pak bos mereka yang uring-uringan selama seminggu karena tidak mendapat kabar dari sang kekasih. Hanya Justin dan Xaviera yang tidak ada. Katanya akan menyusul, tapi belum juga sampai. Selama satu minggu penuh, nomor Riela tidak aktif. Adriel juga sudah menghubungi lewat Edward tapi Riela sepertinya memang sengaja menghindari Adriel. Setelah apa yang dia lakukan, Adriel merasa dia pantas menerima perlakuan Riela padanya. Cewek itu wajar bersikap seperti ini padanya. Tapi jika harus memilih, Adriel lebih memilih Riela marah dan memakinya daripada harus menghidarinya dan mendiaminya seperti ini. Satu minggu ini terasa begitu menyiksa bagi Adriel. Cowok itu juga tidak pernah lagi meladeni Stella. Seringkali cewek itu meminta bertemu tetapi Adriel selalu menolaknya.

"Udah tapi nomornya gak aktif." Adriel menjawab pertanyaan Ilham sambil menyugar rambutnya.

"Edward juga disana kan? lo udah coba hubungin lewat Edward?" kali ini Nobel yang bertanya. Adriel menjawab dengan anggukan. "Udah tapi cewek gue gak mau ngomong sama gue,"

Nobel dan Ilham saling melempar tatapan. Begitu juga dengan Ben dan Danio. Zegas sendiri terlihat mengerutkan keningnya.

"Sebelumnya lo berdua ada masalah? Selain lo gak ikut ke bandara waktu neneknya Riela meninggal." Zegas bertanya dengan pandangan lurus pada Adriel. Pertanyaan dari Zegas membuat semuanya menatap Adriel penasaran, menunggu cowok itu menjawab pertanyaan dari Zegas.

Adriel membuang nafasnya kasar. Dia mengusap wajahnya dengan kasar. Dari tingkah Adriel sekarang, mereka semakin yakin bahwa ada sesuatu.

"Dia liat gue jalan sama Stella,"

"Terus?" tuntut Zegas.

"Dia lihat kita pelukan,"

Hening.

Tidak ada yang bereaksi namun dalam kepala mereka masing-masing. Mereka merutuki kebodohan dari teman mereka ini.

"Pak bos, gue gak niat kurang ajar, tapi lo bodoh asli." Ben berujar dengan kepala yang menggeleng tidak percaya.

"Setuju," timpal Danio.

Adriel mengangguk. Menyetujui bahwa dia memang bodoh.

"Lagian lo kenapa masih jalan sama Stella sih? kan lo punya pacar? harusnya lo hargain cewek lo." kali ini Ilham berujar dengan wajah serius. Cowok itu jarang mengomentari hubungan teman-temannya tapi kali ini menurutnya, Adriel salah.

"Lo belum move on?" tembak Nobel

Adriel termenung. Dia tidak dapat berbohong kalau dia belum melupakan Stella. Perasaannya belum selesai untuk cewek itu.

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang