51. Kelemahan Sang Ketua

2.6K 350 89
                                    

Hewo. Long time no see. Mana yang kangen sama cerita ini?

Semoga suka yah part kali ini.

Happy Reading!

51. Kelemahan Sang Ketua

•°∞°•

Dean duduk dengan kaki yang dia letakkan di atas meja. Tangannya sedang memegang ponselnya. Cowok itu sesekali menyalakan layar ponsel lalu mematikannya kembali.

Dia juga sedang menunggu kabar dari anak buahnya yang belum kembali. Dean bangkit dari duduknya. Berjalan mendekati meja dan membuka sebuah laci disitu. Tangannya bergerak mengeluarkan sebuah senjata api. Barang ilegal yang dia dapat karena koneksinya pada orang-orang yang seringkali menyelundupkan barang-baramg seperti ini.

Senyum sinis Dean terukir. Rencananya kali ini harus berjalan dengan sempurna. Kelemahan Adriel hanya umpan agar cowok itu mendatanginya. Sisanya, Dean akan tetap menghabisi cowok itu.

Pintu yang terbuka membuat Dean menoleh, cowok itu tersenyum miring.

"Halo cantik," ujarnya pada cewek yang tengah berdiri diambang pintu. Dengan wajah datar cewek itu melangkah menuju Dean.

"Pastiin rencana lo berhasil kali ini," ujar cewek itu dengan tatapan tajam.

Dean tersenyum manis. "Tenang aja. Rencana gue gak bakalan gagal," ujarnya.

Cewek itu tersenyum sinis. Dean sendiri bergerak menarik pinggang cewek itu. Dia melirik bibir cewek itu sebelum akhirnya mereka berdua berciuman panas.

•°∞°•

"Kenapa gak nginep aja sih dirumah aku?" Adriel bertanya dengan wajah tidak rela ketika dia sudah mengantar Riela sampai didepan rumah cewek itu.

"Gak mau," ujar Riela.

Adriel berdecak. "Nginepnya kan di kamar tamu sayang. Bukan di kamar aku," ujarnya lagi.

Riela sontak tertawa geli. "Siapa juga yang mau nginep di kamar kamu El," balasnya.

Alis Adriel terangkat. "Ya trus?"

"Emang gak mau nginep," ujarnya.

Adriel menghembuskan nafasnya. "Yaudah gak usah nginap. Langsung pindah aja nanti ke rumah aku kalau udah nikah," ujar cowok itu dengan senyum penuh arti.

Riela dapat merasakan pipinya yang memanas karena ucapan Adriel. Gadis itu membuang wajahnya ke lain arah. Sedangkan Adriel sendiri tertawa gemas melihat kekasihnya yang salah tingkah.

"Masuk gih. Udah malem," ujar Adriel. Riela mengangguk.

"Kamu pulangnya hati-hati yah," ujar Riela pada Adriel lalu setelahnya bergerak turun dari mobil.

Adriel menunggu hingga Riela masuk kedalam rumahnya baru cowok itu melajukan mobilnya pergi.

Didalam mobil cowok itu terus tersenyum seperti orang gila. Membayangkan dia benar-benar menikah dengan Riela membuat cowok itu tertawa senang.

ADRIELA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang